Dewan Pakar Prabowo-Sandi Beberkan Sistem Pertahanan Indonesia Lemah
Merdeka.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN), Prabowo-Sandi menyayangkan sikap sejumlah pihak yang meragukan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait lemahnya pertahanan militer Indonesia dalam menghadapi ancaman pihak luar.
Dewan Pakar BPN, Rizal Darma Putra menegaskan Prabowo tak asal bicara. Sebab, mengacu pada data Global Firepower (GFP) Index 2018, dimana Indonesia berada di peringkat 15 dari 137 negara di dunia.
"Apalagi GFP index ini merupakan data analysis menggunakan 55 indikator yang tidak hanya terkait dengan kekuatan persenjataan," ujar Rizal Darma Putra dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (1/4).
-
Kenapa Presiden Prabowo Subianto ragu dengan Danantara? 'Prosesnya harus ditempuh dulu, jadi nggak boleh buru-buru kata Bapak Presiden. Jadi ya kita harus tempuh dulu prosesnya dengan hati-hati,' kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan , Hasan Nasbi di SICC, Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11).
-
Siapa yang mempersiapkan Prabowo? Prabowo mengaku, dipersiapkan oleh Presiden Jokowi sebagai pemimpin Indonesia selanjutnya.
-
Bagaimana Prabowo menanggapi? 'Itu hak politik,' kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Siapa yang diduga menghina Prabowo? Media sosial digemparkan dengan akun bernama Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka, dan disebut-sebut menghina Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan anaknya beberapa tahun yang lalu.
-
Apa jabatan Prabowo Subianto saat ini? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Siapa yang dukung Prabowo? Konferda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jokowi (Projo) Sumatera Barat (Sumbar) memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
"Data itu memberikan gambaran potensi kekuatan suatu negara yang memperhitungkan faktor sumber daya alam dan manusia, keuangan (PDB), dan kondisi geografi. Sementara, kepemimpinan politik atau angkatan perang tidak masuk dalam analysis," imbuhnya.
Rizal menjelaskan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor utama dari perhitungan index tersebut dengan asumsi bahwa penduduk tersebut dapat dikerahkan dalam situasi perang. Untuk hal itu, Indonesia berada pada peringkat 4 di bawah China, India, dan Amerika Serikat (AS) secara berurutan.
"Dalam telah BPN terhadap data serta indikator GFP, kami membandingkan kekuatan Indonesia dengan negara-negara di kawasan ASEAN," terangnya.
Rizal yang dikenal sebagai Pakar Intelijen ini juga mengungkapkan, dalam hal jumlah personel militer aktif yang siap untuk perang, Indonesia memiliki personel militer aktif yang siap perang sejumlah 400.000 atau hanya 0,37 persen dari total angkatan kerja yang dapat berperang.
"Angka tersebut berada di bawah Vietnam dan Myanmar, yang masing-masing sebesar 482.000 (1,15 persen) dan 406.000 (1,86 persen). Indonesia berada sedikit di atas Thailand, yang memiliki personel militer aktif sebanyak 360.000, namun dari segi rasio, Thailand lebih baik, yaitu 1,31 persen," katanya.
Lebih lanjut kata Rizal, dalam hal kekuatan udara, secara umum Indonesia berada di atas rata-rata negara ASEAN, kecuali Thailand. Namun, Indonesia hanya kuat di jumlah pesawat pengangkut dan pesawat latih.
Sementara kekuatan pesawat tempur Indonesia yang hanya berjumlah 41 berada di bawah Vietnam dengan jumlah 108, Singapura 100, Thailand 75, dan Myanmar 59 pesawat.
"Indonesia berada sedikit di atas Malaysia yang hanya memiliki 39 pesawat tempur. Sementara, kekuatan pesawat pembom Indonesia pun berada di bawah Vietnam, Singapura, Thailand, dan Myanmar. Indonesia hanya memiliki 65 pesawat pembom, Vietnam memiliki 108, Singapura 100, Thailand 93, dan Myanmar 80," ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Rizal, sudah seharusnya Indonesia memiliki kekuatan laut yang handal. Namun menurut data GFP, Indonesia yang memiliki jalur laut sepanjang 21.579 kilometer hanya memiliki 8 frigate (kapal perang), 24 corvettes, 5 kapal selam, 139 kapal patroli, dan 11 ranjau laut. Sementara Vietnam dengan jalur laut sepanjang 17.702 km memiliki 9 frigate, 14 corvettes, 6 kapal selam, 26 kapal patroli, dan 8 ranjau laut.
"Kekuatan alutsista darat Indonesia pun di bawah beberapa negara ASEAN lainnya. Kekuatan tank tempur, Indonesia yang memiliki 315 tank, berada jauh di bawah Vietnam yang memiliki 2.575. Sementara, Thailand berada memiliki 805, dan Myanmar dengan 434 tank. Jumlah kendaraan lapis baja, Indonesia yang hanya memiliki 1.300 kendaraan pun berada di bawah Singapura dengan 3.585, Vietnam dengan 2.530, Thailand sebanyak 1.551, dan Malaysia 1.460," urainya.
Pada kesempatan itu, Rizal juga mengkritik apa yang disampaikan Jokowi dalam debat capres keempat khususnya terkait cakupan radar udara Indonesia yang diklaim telah menjangkau 100 persen wilayah udara.
"Berdasarkan kajian BPN, kami menemukan bahwa kondisi radar udara Indonesia masih jauh dari 100 persen," tegasnya.
Rizal menambahkan, pertahanan yang lemah juga disebabkan masih bergantungnya Indonesia kepada bahan pangan dan sumber energi yang impor. Seperti beras, gula, garam, gandum, kedelai, minyak dan gas, dan bahan lainnya.
"Hal ini menyebabkan Indonesia sangat rentan terhadap tekanan negara lain seandainya Indonesia dihadapkan pada ancaman embargo. Visi utama Prabowo Sandi menekankan pada pentingnya membangun Indonesia yang berdaulat dalam pangan, energi dan air," katanya.
Sebelumnya di kesempatan berbeda, Kubu Jokowi, Charles Honoris mengatakan Prabowo Subianto salah data soal kekuatan TNI dalam debat capres keempat, Sabtu (30/3) malam. Menurutnya, data dari Global Firepower 2019 menyebut TNI justru berada di urutan pertama se-Asia Tenggara.
"Pernyataan Prabowo bahwa pertahanan Indonesia rapuh patut dipertanyakan. Sebab, menurut data indeks kekuatan militer yang dirilis Global Firepower (GFP) 2019, kekuatan TNI justru berada di urutan pertama untuk level Asia Tenggara, dan urutan ke-15 untuk dunia," kata Charles di Jakarta seperti dikutip Antara, Minggu (31/3).
Bahkan, kata Charles, masih menurut data tersebut, kekuatan militer Indonesia mengalahkan Israel (urutan 16), yang selama ini dikenal punya militer kuat. Dia menyebut adanya penonton yang tertawa di dalam ruangan debat itu dikarenakan Prabowo salah data.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu dikatakan Prabowo menjawab soal isu pertahanan yang diprotes paslon lain di debat ketiga capres.
Baca Selengkapnya"Narasi yang disampaikan oleh paslon yang lain menurut saya mereka datanya banyak yang salah, keliru," tutur Prabowo.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan bahwa tidak pernah menutupi apa pun dari rakyat.
Baca SelengkapnyaBawa Data Kinerja Pertahanan Turun, Ganjar Kritik Prabowo: Kalau Staf Bapak Mau Membantu, Silakan Naik ke Atas
Baca SelengkapnyaPAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaDahnil Anzar menjawab keraguan publik lewat buku terbarunya.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan untuk menjadikan benteng pertahanan nusantara sebagai sebuah kesatuan.
Baca SelengkapnyaPrabowo tetap melakukan sejumlah persiapan menghadapi debat. Salah satunya menjaga kesehatan fisik.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai Meutya sebagai pimpinan Komisi I DPR sangat paham dengan isu-isu pertahanan ketimbang pihak lain.
Baca SelengkapnyaGolkar mengatakan penilaian Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terhadap kinerja Menhan Prabowo bentuk kontradiksi politik.
Baca SelengkapnyaPAN setuju dengan sikap tegas Prabowo yang menyatakan tidak mungkin semua kekuatan dan kelemahan sistem pertahanan nasional dibuka untuk umum.
Baca SelengkapnyaAnies mempertanyakan kebijakan Prabowo untuk memperkuat pertahanan dari serangan cyber.
Baca Selengkapnya