Di balik enggannya warga Palembang bicara rumah singgah kabut asap
Merdeka.com - Asal-usul keberadaan rumah singgah atau rumah evakuasi balita korban asap di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, diduga hanya direkayasa buat dipamerkan ke Presiden Joko Widodo, pada Jumat (30/11) pekan lalu masih suram. Sebab hingga kini, pernyataan pejabat pemerintahan setempat juga masih simpang siur.
Saat merdeka.com menyambangi kantor lurah setempat, juga tidak mendapat jawaban pasti soal asal-usul rumah singgah bagi bayi korban asap. Justru staf lurah terkesan enggan memberikan penjelasan rinci.
"Lurahnya lagi keluar dik. Kami tidak tahu soal rumah itu, nanti jawaban kami salah. Mending tanya langsung sama ketua RT atau RW-nya," kata seorang staf Lurah 5 Ulu Palembang, kemarin.
-
Apa yang dilakukan warga saat Jokowi berkunjung? Padahal korban tersebut hanya membentangkan spanduk berisikan 'Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pindah, Kami Pilih Ganjar' pada saat Jokowi berada di pasar Agrosari, Wonosari.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Apa yang dikritik petugas damkar kepada Wakil Wali Kota Depok? 'Pak, ini lembaga masyarakat dan uang dari masyarakat ya, pak. Apa gunanya undang-undang transparansi anggaran, pak. Harus terbuka, dong untuk masyarakat. Uang masyarakat, pak,'
-
Bagaimana kondisi rumah dinas bupati saat ini? Namun saat dilihat lebih dekat, bangunan tersebut sudah tak digunakan lagi. Sudah banyak bagian rumah itu yang rusak. Bahkan dinding-dinding bercat putih itu telah penuh oleh coretan.
Tak hanya staf lurah, warga setempat juga kelihatan takut saat ditanyai awak media terkait rumah singgah itu. Warga dengan tegas mengaku tidak ingin komentarnya jadi bumerang. Begitu nama mereka ditanya, lagi-lagi warga enggan menyebutkan. Mereka khawatir akan dipermasalahkan.
"Saya tidak tahu soal rumah singgah itu. Coba tanya-tanya orang lain saja, nanti masalah. Kami kan warga biasa," ungkap wanita yang hanya menyebutkan inisial namanya, L (50).
Sementara itu, ketua RT setempat, Sarkoni Yulian, mengaku mengetahui persis keberadaan rumah singgah itu. Apalagi, jarak antara rumahnya dan rumah singgah sangat berdekatan, hanya sekitar sepuluh meter.
"Memang sudah berdiri beberapa hari sebelum kedatangan Jokowi, direhab dulu. Sudah izin juga sama saya," ujar Sarkoni.
Sebelumnya, anggota DPR RI Fraksi Nasdem asal Sumatera Selatan, Irma Suryani, mengaku sebagai penggagas pendirian rumah singgah itu. Dia mengatakan, proses pendirian rumah telah dilakukan pada 14 Oktober 2015, yakni dengan menyewa satu unit rumah kosong tua milik keluarga Cek Gadis, yaitu H Sul. Dia mengatakan menyewa rumah itu selama enam bulan.
Kemudian, lanjut dia, Koalisi Masyarakat Peduli Balita Korban Asap dibantu warga mulai melakukan renovasi fisik rumah, seperti pembuatan toilet, listrik, lantai, dan jembatan serta penutupan ventilasi rumah, penambahan pembersih udara dan pemasangan AC, serta instalasi air.
"Tanggal 21 Oktober, aktivis dari Walhi dan beberapa aktivis lainnya yang mengelola rumah ini," kata Irma.
Tak cuma itu, warga juga mengeluhkan pelayanan di rumah singgah atau rumah evakuasi balita akibat kabut asap di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Sebab, tim dokter dan perawat tak rutin ada di lokasi. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TPAS Pasirbajing, Garut, terbakar sejak beberapa hari terakhir. Warga pun memblokade lokasi itu sehingga pengangkutan sampah dari perkotaan pun terlambat.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaHeru berkeliling posko sembari melihat dan menyapa warga. Sesekali warga nampak menyampaikan keluh kesahnya ke Heru Budi.
Baca SelengkapnyaDalam video, petugas damkar terlihat terburu-buru ke lokasi kebakaran hingga mobilnya hampir tergelincir saat perjalanan.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang berjanji sasmpah segera diangkut besok.
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaPabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKeindahan alam dan budaya yang begitu kental membuat turis mancanegara betah berlama-lama liburan di Bali.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta telah menampung sekitar 450 warga korban kebakaran Manggarai di Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput.
Baca Selengkapnya