Di Cibubur ada anak usia 8 tahun ditelantarkan orang tua dan disiksa
Merdeka.com - Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada orangtua untuk dirawat dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Namun hal ini tidak dirasakan oleh Dani, anak berusia delapan tahun di Cibubur, Jawa Barat ini justru mendapatkan perlakuan yang buruk dari orangtuanya.
Di usia muda, Dani justru ditelantarkan dan tak diizinkan masuk ke dalam rumah. Akibatnya, tiap malam Dani terpaksa tidur di pos jaga, sedangkan di siang hari kegiatannya hanya berkeliling kompleks dengan sepedanya.
"Jadi sebenarnya kasus ini sudah lama terjadi beberapa bulan yang lalu, namun sempat hilang. Mungkin dia (Dani) mencoba untuk kembali ke rumahnya. Namun sekarang sekitar sebulan yang lalu kasus ini muncul lagi," jelas Sugeng Pribadi, Ketua RT 03/11 Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Jati Sampurna, Bekasi ketika dihubungi, Rabu (13/5).
-
Bagaimana cara orang tua otoriter mendisiplinkan anak? Mereka hidup dalam ancaman hukuman dan rasa sakit, yang dapat menyebabkan stres dan masalah psikologis di kemudian hari.
-
Apa yang dilakukan orang tua murid ke anak Andika? Sang putra, mendapat makian dari salah satu orangtua siswa karena masalah sepele terkait mainan.
-
Bagaimana orang tua permisif mendisiplinkan anaknya? Ketika konsekuensi diterapkan, sering kali hal itu dilakukan secara tidak konsisten.
-
Bagaimana orangtua otoritatif mendisiplinkan anak? Orangtua otoritatif juga responsif secara emosional dan hangat serta menjadikan mendengarkan dan berkomunikasi dengan anak-anak sebagai kebiasaan. Mereka memvalidasi perasaan anak-anak mereka, sambil juga menunjukkan bahwa orang dewasa pada akhirnya yang bertanggung jawab.
-
Bagaimana orangtua itu memberikan hukuman? 'Aku adalah pembully. Bunyikan klakson jika Anda benci pembully,' demikian tulisan yang nampak pada papan.
-
Bagaimana orang tua seharusnya mendidik anak agar tidak melakukan perundungan? 'Ini PR besar orang tua, bahwa sedari dulu berusaha menjalin relasi, membantu anak mengenali dirinya, meregulasi emosinya, bantu anak untuk bisa punya karakter yang baik. Melampiaskan emosi-emosi dengan cara yang suportif. Tidak membahayakan dirinya maupun orang lain,'
Lebih lanjut Sugeng menjelaskan selain ditelantarkan oleh kedua orangtuanya, Dani juga sudah tidak bersekolah lagi. Selain itu, beberapa tetangga juga kerap mendengar jeritan Dani di malam hari, seolah tengah disiksa.
Sementara itu, ketika ada tetangga yang mencoba menampung Dani, khususnya saat malam hari, maka orangtua Dani akan melabraknya. Orangtua Dani bersikeras, bahwa upaya itu merupakan caranya dalam mendidik anak.
"Saya belum pernah melihat secara langsung kekerasan tersebut tapi menurut pengakuan warga yang rumahnya berdekatan, Dani sering nangis pas malam hari dan dikunciin di dalam rumah. Kata orangtuanya ini sebagai bentuk didikan buat Dani," imbuh Sugeng.
Akibat dari penelantaran itu, kondisi fisik dan kejiwaan Dani kian memprihatinkan. Bukan hanya Dani, kondisi saudara perempuannya pun juga turut memprihatinkan, meski tak mendapat perlakuan yang sama seperti Dani.
Menurut pengakuan Dani, orangtuanya bekerja sebagai dosen di sebuah universitas. Namun para warga tidak mengetahui jelas pekerjaan mereka.
"Orangtuanya punya empat atau lima anak, semuanya perempuan dan Dani laki-laki sendirian. Mereka sering keluar kota dan cuma Dani yang engga diajak. Tapi ketua RT melihat kondisi anak perempuannya juga lusuh. Bahkan semuanya juga udah enggak sekolah," ujar Sugeng.
Saat ini Dani hanya mendapat bantuan makanan dan pakaian dari tetangga yang peduli. Warga juga telah mencoba untuk bertemu orangtua Dani, namun tidak ada jawaban yang memuaskan.
Oleh karena itu, Sugeng bersama warga berencana untuk mendatangi rumah Dani dan berbicara langsung dengan orangtua Dani. Selain itu, Sugeng juga sudah berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk menyelesaikan kasus ini.
"Besok rencana saya mau datang ke rumahnya. Kebetulan Sekjen KPAI juga sudah saya hubungi karena ada orangnya yang tinggal di dekat rumah Dani. Jadi sekitar pukul 08.00 WIB, kami akan ke sana. Semoga mereka ada di rumah karena memang susah ditemui," pungkasnya. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca SelengkapnyaKorban SH juga dicekoki konten pornografi yang dipertontonkan pelaku melalui layar handphonenya.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mengamankan ayah kandung dari anak tersebut.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaMS merupakan tante korban atau adik kandung dari Bintang Situmorang, ibu korban.
Baca SelengkapnyaSaat pencabulan terjadi, istri pelaku turut memegani tangan korban.Seusai dicabuli, korban disuruh berjalan jongkok oleh terduga pelaku.
Baca SelengkapnyaKisah sedih seorang gadis diusir dan ditolak kembali ke rumah oleh orang tuanya. Kini, tinggal dan dirawat di panti ODGJ.
Baca SelengkapnyaPenyiksaan itu dilakukan ibu kandung sejak sang anak masih berusia 7 tahun.
Baca SelengkapnyaKisah seorang anak perempuan yang ditolak keluarganya setelah diusir.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban mengaku mengeluarkan Rp1,5 juta per bulan untuk menitipkan anak di Daycare Wensen School Indonesia.
Baca SelengkapnyaVideo anak perempuan diikat rantai pada bagian leher dengan luka lebam di wajah itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaBocah perempuan ditemukan lemas di trotoar lantaran takut dipukuli orang tua karena hasil mengemis tak mencapai target.
Baca Selengkapnya