Di Garut Oksigen Masih Sangat Mahal dan Langka
Merdeka.com - Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut, Heri Gunawan menyebut bahwa saat ini kondisi oksigen masih langka. Tidak hanya langka, harganya pun naik 150 persen lebih mahal dibanding sebelumnya.
"Kita telah melakukan peninjauan terkait ketersediaan oksigen. Peninjauan dilakukan di tiga depot oksigen kita datangi. Ternyata oksigen memang masih langka," sebut Heri, Kamis (15/7).
Kelangkaan oksigen di Garut, berdasarkan hasil peninjauan terjadi karena pasokannya yang minim. Selama ini, kebutuhan oksigen di Garut dipasok dari Bandung dan Tasikmalaya.
-
Bagaimana Bumi kehabisan oksigen? 'Kami menemukan deoksigenasi di masa depan adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari peningkatan fluks matahari.'
-
Di mana air bersih semakin menipis? Contohnya, di Australia sebagian besar airnya berasal dari air hujan yang masuk ke saluran air utama yang mereka miliki.
-
Kenapa suplai air PAM berkurang? Akibatnya, kuantitas air PAM yang sampai ke masyarakat menjadi berkurang.
-
Kenapa warga Klaten kekurangan air bersih? Sarmini, salah seorang warga menjelaskan bahwa dampak kekeringan sudah terjadi dua bulan lamanya. Demi memperoleh air bersih, warga harus antre dengan warga lain. Mereka juga harus rela menempuh jarak 1,5 km dari rumah. Air bersih digunakan untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci. Setiap harinya ia membutuhkan sekitar 4-6 jeriken air. “Dari air hujan. Pakai tandon. Kalau saat ini kering tandon saya. Untuk air saya ambil di sini. Antre paling kadang setengah sampai satu jam,“ kata Sarmini dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (7/8).
-
Kenapa kadar oksigen Giliyang tinggi? Tingkat oksigen di Giliyang sekitar 20,9% pada siang hari dan lebih dari 21% pada malam hari.
-
Dimana ditemukan oksigen gelap? Mereka menemukan bahwa pada kedalaman 5 km, di wilayah yang tidak terkena sinar matahari, terdapat oksigen yang dihasilkan oleh 'nodul'.
Karena kelangkaan tersebut pun, dampak lainnya adalah terjadinya kenaikan yang cukup signifikan dibanding sebelumnya. Untuk satu tabung dengan ukuran 6 kubik, kini pembeli harus mengeluarkan uang Rp80 ribu sampai Rp100 ribu.
"Sebelumnya, untuk ukuran tersebut, pembeli cukup mengeluarkan uang Rp38 ribu atau paling mahal Rp40 ribu. Jadi ada kenaikan harga hingga 150 persen," ungkapnya.
Walau begitu, menurut Heri, para pemilik depot oksigen di Garut tidak bisa berbuat banyak karena naiknya harga juga juga kelangkaan terjadi di kabupaten dan kota lainnya.
Pasokan oksigen ke Kabupaten Garut, dijelaskan Heri, selama ini tidak hanya digunakan untuk keperluan medis saja. Sektor usaha lainnya, seperti penjual ikan hingga tukang las pun kerap menggunakan oksigen untuk usahanya. Namun karena di masa pandemi Covid-19 ini, apalagi saat ini terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan, kebutuhan oksigen diutamakan untuk kebutuhan medis.
"Kami berharap kelangkaan dan mahalnya harga oksigen ini tidak berlangsung lama karena tentu akan sangat merepotkan apalagi saat ini tingkat kebutuhannya yang melonjak hingga empat kali lipat," tutup Heri.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca Selengkapnya"Yang belum teraliri itu terutama karena berada jauh dari kawasan, terutama pemukiman baru," kata Rudy
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaSaat ini, banyak masyarakat terpaksa menggunakan tabung gas non subsidi 12 Kg seharga Rp200.000. Sehingga harus mengeluarkan dana lebih.
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaBantuan 40 ribu liter air bersih yang dibagikan kepada ratusan warga itu langsung habis dalam waktu satu jam.
Baca SelengkapnyaDampaknya, produksi air bersih sempat dihentikan sehingga pelayanan kepada pelanggan terganggu.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca Selengkapnya