Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di hadapan Ketua KPK dan Setnov, Puan bahas tantangan dana parpol

Di hadapan Ketua KPK dan Setnov, Puan bahas tantangan dana parpol Puan Maharani. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan dana bantuan parpol yang kecil tidak boleh membuat Indonesia terjebak dalam sistem politik berbiaya tinggi. Dana bantuan partai politik (parpol) dari APBN saat ini sebesar Rp 108/pemilih berdasarkan raihan suara dalam pemilu.

Dengan dana dari negara itu, publik makin getol menuntut parpol untuk transparan dalam penggunaan keuangannya. Puan mengatakan dana bantuan parpol yang sangat minim tersebut adalah tantangan yang harus dijawab dan dipecahkan oleh semua parpol.

Karena itu, penataan sistem politik secara komprehensif yang belum pernah dilakukan sejak era reformasi, mutlak dilakukan sekarang ini.

"Bagaimana kita melakukan kaderisasi di partai politik dengan dana sebesar Rp 108 itu. Ya, itu untuk beli air mineral aja tidak cukup," kata Puan dalam seminar 'Menata Ulang Dana Politik di Indonesia' di Gedung BPK RI, Jakarta, Senin (25/7).

Hadir dalam acara itu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahadjo, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Rizal Djalil dan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.

Karena itu, menurut Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) non-aktif tersebut, membangun semangat gotong-royong dalam pendanaan parpol sangat dibutuhkan. Gotong-royong sebenarnya tidak hanya untuk pendanaan parpol, tetapi juga di semua lini.

"Negara ini harus dibangun secara bersama-sama. Ada sinergi antara semua lembaga, pemerintah sebagai eksekutif, legislatif, yudikatif, partai politik dan sebagainya. Di semua lini kita harus bergotong-royong," ajak Puan.

Puan menjelaskan, minimnya transparansi keuangan parpol telah membuat krisis kepercayaan dari masyarakat. Di internal parpol saat ini juga terjadi persaingan yang tidak sehat karena dalam pemilihan menjadi anggota legislatif, lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan finansial calon agar dipilih oleh masyarakat.

Hal tersebut merupakan efek dari sistem pemilihan yang sangat terbuka. "Ini mengakibatkan adanya kanibalisme politik di internal partai politik," katanya.

Fenomena lain adalah adanya kapitalisasi jabatan dalam sistem politik saat ini. Menurut Puan, tidak ada yang bisa mengetahui secara pasti berapa biaya yang dikeluarkan oleh seseorang ketika hendak menjadi anggota DPR, DPRD atau kepala daerah. Di sini sebetulnya tugas parpol, yakni mengontrol agar fenomena kanibalisme politik tidak terus terjadi.

"Kita harus mempunyai partai politik yang bebas dari kanibalisme semacam ini. Kita harus mau bergotong-royong, sekali lagi kita bergotong-royong, dalam membangun bangsa yang bersih," katanya.

Menurutnya, tugas partai politik yang ada sekarang untuk mengkaji secara komprehensif, apakah sistem pemilihan terbuka dalam pemilu saat ini sudah baik atau tidak. Jika dianggap kurang baik, apakah harus kembali ke pemilihan dengan sistem tertutup seperti dulu atau harus ada sistem pemilihan lain yang bisa diterapkan.

Dalam hal pendanaan partai politik, tambahnya, ada tiga hal yang menjadi tuntutan publik, yakni dari mana sumber dana, bagaimana tata kelolanya dan bagaimana partai politik mempertanggungjawabkannya dengan hasil yang sesuai keinginan publik.

Rizal Djalil sepakat bahwa dana bantuan parpol dari APBN sangat kecil. "Saya pernah di partai politik, pernah di DPR. Dengan dana itu, untuk bangun kantor saja tidak bisa," kata Rizal.

Ia berharap pemerintah dan juga DPR mau membangun sistem politik yang baik ke depan. Ia juga menjelaskan, negara akan bubar kalau parpol tidak ada. Alasannya, Indonesia tidak akan memiliki presiden dan parlemen kalau tidak ada parpol. Keberadaan parpol untuk memilih presiden dan parlemen adalah perintah undang-undang.

"Presiden dan Wakil Presiden dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Tidak ada jalur independen," kata Rizal.

Sementara Agus Rahardjo mengatakan yang dibutuhkan ke depan adalah perbaikan tata kelola keuangan parpol agar lebih baik ke depan. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Bambang Pacul PDIP Blak-blakan Kondisi 'Dompet' Negara Jelang Jokowi Lengser
VIDEO: Bambang Pacul PDIP Blak-blakan Kondisi 'Dompet' Negara Jelang Jokowi Lengser "Cekak!"

Komisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.

Baca Selengkapnya
Puan 'Bakar' Semangat Kader di Jateng & Bicara Tantang Berat Pemilu: Bukan Banteng Kalau Nyalinya Ciut
Puan 'Bakar' Semangat Kader di Jateng & Bicara Tantang Berat Pemilu: Bukan Banteng Kalau Nyalinya Ciut

Puan ingin semua kader bersiap menghadapi Pemilu 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Ganjar Pranowo Siap Hadir Jika Diundang KPK
Ganjar Pranowo Siap Hadir Jika Diundang KPK

KPK berencana mengundang capres untuk melihat konsentrasi mereka dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Ganjar Soal Usulan Pendanaan Parpol Rp 1 Triliun dari APBN
Penjelasan Ganjar Soal Usulan Pendanaan Parpol Rp 1 Triliun dari APBN

""Rp 1 triliun untuk sebuah perjalanan demokrasi tidak terlalu banyak," kata Ganjar.

Baca Selengkapnya
DPR Segera Bahas Rancangan Undang Undang Perampasan Aset
DPR Segera Bahas Rancangan Undang Undang Perampasan Aset

Puan Maharani enggan menjelaskan lebih lanjut kapan pembahasan itu akan dimulai.

Baca Selengkapnya
KPU Gandeng PPATK Cegah Dana Ilegal Kampanye Pemilu 2024
KPU Gandeng PPATK Cegah Dana Ilegal Kampanye Pemilu 2024

"Menghindari adanya dana dana yang berasal dari kegiatan ilegal untuk dipergunakan untuk pembiayaan atau kontestasi politik ini," kata Ketua PPATK.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Buka Pemantapan Nilai Kebangsaan Calon Anggota DPR dan DPD RI 2024-2029
Puan Maharani Buka Pemantapan Nilai Kebangsaan Calon Anggota DPR dan DPD RI 2024-2029

Nampak hadir Siti Hediati Soeharto atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, Ahmad Dhani, Denny Cagur, Mulan Jameela, Herman Khaeron, hingga Abu Bakar Al Habsy.

Baca Selengkapnya
Pansel Akan Temui Kapolri, Jaksa Agung, hingga Kepala BIN, Bahas Seleksi Capim dan Dewas KPK
Pansel Akan Temui Kapolri, Jaksa Agung, hingga Kepala BIN, Bahas Seleksi Capim dan Dewas KPK

Pansel juga berencana menemui aparat penegak hukum dan lembaga tinggi negara

Baca Selengkapnya
3 Paslon Capres-Cawapres Hadiri Acara Adu Gagasan Antikorupsi di KPK
3 Paslon Capres-Cawapres Hadiri Acara Adu Gagasan Antikorupsi di KPK

Tiga paslon capres-cawapres sudah hadir memenuhi undangan KPK.

Baca Selengkapnya
Nawawi Pomolango Menyesal Nonton Debat Capres: Enggak Ada Konkret Berantas Korupsi
Nawawi Pomolango Menyesal Nonton Debat Capres: Enggak Ada Konkret Berantas Korupsi

Pemberantasan korupsi menjadi salah satu tema dalam debat capres pertama digelar KPU pada Selasa (12/12) malam.

Baca Selengkapnya
Gelar Dialog Antikorupsi, KPK akan Cecar Beberapa Pertanyaan ke Capres Cawapres
Gelar Dialog Antikorupsi, KPK akan Cecar Beberapa Pertanyaan ke Capres Cawapres

KPK menggelar dialog antikorupsi dengan mengundang para capres cawapres.

Baca Selengkapnya
Capim KPK Setyo Janji Tindak Tegas Pejabat Negara, Sugeng Bicara Atasi Keterbatasan SDM Berantas Korupsi
Capim KPK Setyo Janji Tindak Tegas Pejabat Negara, Sugeng Bicara Atasi Keterbatasan SDM Berantas Korupsi

Hal itu dikatakan dua capim KPK saat sesi wawancara melibatkan sembilan anggota Pansel KPK dan dua panelis tamu.

Baca Selengkapnya