Di India, Wiranto bicara soal penanganan terorisme
Merdeka.com - Menko Polhukam Wiranto mengatakan, perlunya menguatkan kerjasama, baik secara bilateral, regional maupun global untuk melawan terorisme. Sebab, kata Wiranto, ancaman terorisme selalu ada dan perlu disadari kapanpun.
"Ancaman tersebut juga seharusnya menjadi pengingat kita, bahwa kita harus terus mempersiapkan diri serta melakukan segala daya upaya yang diperlukan guna mencegah dan melawan kejahatan yang luar biasa ini," kata Wiranto saat menjadi pembicara dalam Counter Terrorism Conference (CTC) 2017, di New Delhi, India, Selasa (13/4).
Wiranto menyebutkan, bahwa tantangan ke depan, yaitu bagaimana menerapkan berbagai strategi guna menangkal teroris seperti memperkuat pelaksanaan hukum, mengontrol perbatasan, serta pertukaran informasi antara negara asal, transit, dan negara tujuan. Menurut Wiranto, pertemuan seperti konferensi ini dapat menjadi pemersatu berbagai negara untuk melawan teroris.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Siapa yang diimbau TNI-Polri untuk menjaga keamanan? Mereka mengimbau agar warga berpartisipasi aktif dalam kegiatan siskamling.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Kenapa ancaman luar penting untuk integrasi? Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme.
-
Kenapa terorisme jadi ancaman besar untuk Indonesia Emas 2045? Sebagai negara kepulauan dengan keberagaman budaya dan agama, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara maju dan sejahtera. Namun, ancaman manifes dan laten tidak bisa dielakkan, seperti bibit intoleransi dan radikalisme pada aksi terorisme.
"Harapan saya, semua keinginan, perspektif, program dan rencana-rencana dalam melawan teroris dapat terus terealisasikan," katanya.
Wiranto mencontohkan, bagaimana Indonesia merespon berbagai ancaman teroris yang terus berdatangan. "Kami menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan keras dan lembut. Dalam pendekatan keras kami memburu grup-grup teroris, memecah mata rantai mereka, dan melakukan penegakan hukum yang terus menerus," katanya.
Hasilnya dapat terlihat dengan tewasnya para gembong pimpinan teroris di Indonesia, seperti pembuat bom Dr. Ashari, ahli propaganda Nurdin M. Top, dan baru-baru ini kelompok Santoso. "Ini menunjukan bahwa Indonesia tidak pernah mentoleransi adanya teroris, dan kami berkomitmen untuk mengejar hingga kelompok terakhir," tegas Wiranto.
Wiranto melanjutkan, bahwa Indonesia dalam melawan teroris juga menggunakan pendekatan halus, yang dinamakan deradikalisasi atau program melawan radikalisasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT).
"Untuk melawan propaganda, kita harus menggunakan narasi yang efektif untuk melawan propaganda mereka dan juga penting untuk mencegah mereka untuk mendapatkan akses lebih terhadap cyber technology," katanya.
CTC 2017 yang dilangsungkan pada tanggal 14 hingga 16 maret ini merupakan tahun ketiga pertemuan yang digagas oleh Indian Foundation. Pada CTC 2017, tak kurang dari 50 pembicara dari berbagai negara dihadirkan untuk mengupas tuntas mengenai permasalahan terorisme di dunia selama 3 hari pelaksanaannya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo membuka ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8).
Baca SelengkapnyaBustan menegaskan perlu adanya kolaborasi dan sinergisitas semua pihak, untuk memberantas paham radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaAMMTC ke-17 diharapkan menjadi platform bagi negara-negara ASEAN untuk mengevaluasi kemajuan dan kolaborasi dalam mengatasi tantangan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, dengan kemajuan teknologi saat ini kejahatan lintas negara berkembang semakin masif dan cara-caranya semakin kompleks.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca SelengkapnyaIndonesia dan negara Asia Tenggara mengambil peran dalam menjaga stabilitas tersebut.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi hari ini dijadwalkan menggelar rapat membahas situasi geopolitik menyusul serangan Iran ke Israel yang memicu ketegangan di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaNusron mengatakan ini ketika menanggapi tentang satuan tugas atau satgas pemberantasan mafia tanah dan targetnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aksi teror di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Baca SelengkapnyaEmpat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Baca Selengkapnya