Di Jateng, 8 Petugas KPPS Meninggal, Ada yang Stroke dan Keguguran
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menyatakan, delapan orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan petugas TPS meninggal dunia akibat kelelahan saat melakukan tahapan-tahapan Pemilu 2019.
"Total ada delapan orang meninggal bertugas di Kabupaten Demak, Banyumas, Sukoharjo, Banjarnegara, dan Rembang. Sementara, tiga lainnya petugas yang mengawal TPS di Pemalang Batang, dan Karanganyar," kata Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Jawa Tengah, Paulus Widiyartono saat dikonfirmasi, Sabtu (20/4)
Dia menyebut ada bermacam-macam faktor yang menjadi penyebabnya seperti kelelahan, kondisi cuaca, dan padatnya aktivitas di lapangan. Sebelumnya anggota KPPS itu sudah mulai persiapan di TPS sejak h-1 sore. Kemudian hari H, sudah harus sampai sebelum jam 7.
-
Kenapa petugas pemilu di Klaten meninggal? Camat Gantiwarno Retno Setyaningsih mengatakan, beberapa hari sebelumnya ia sempat mengeluh sakit. Walau begitu pada hari pemungutan suara, Dewi berada dalam kondisi fit. 'Tapi kan KPPS banyak kerjaannya. Mungkin capek. Beliau punya Riwayat penyakit gula,' kata Retno dikutip dari ANTARA pada Kamis (15/2).
-
Dimana petugas pemilu di Jateng meninggal? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.
-
Siapa petugas pemilu yang meninggal di Klaten? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
-
Bagaimana petugas pemilu di Sleman meninggal? Di Kabupaten Sleman, seorang petugas satuan perlindungan masyarakat (linmas) dilaporkan meninggal dunia sehari setelah mengamankan pemungutan suara Pemilu 2024. Petugas linmas itu bernama Sukidi, bertugas di TPS 1 Bulus Kidul, Candibinangun, Pakem, Sleman.
-
Siapa anggota KPPS? Jumlah anggota KPPS terdiri dari empat orang, yang terdiri dari satu orang ketua dan tiga anggota.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
"Terlalu padat aktivitas hingga ada yang jatuh di TPS sampai patah tulang, ada dua petugas yang keguguran, juga ada yang stroke sampai saat ini masih dalam perawatan di ICU," ungkapnya.
Di sisi lain, juga harus siap dipanggil jika terjadi masalah saat pelaksanaan Pleno di tingkat Kecamatan. Sehingga, kata Paulus, selain beban fisik, juga menerima tekanan beban psikis.
Beban psikis yang dimaksud Paulus, para anggota KPPS tersebut harus menghadapi sikap dari para pemilik suara yang beragam.
"Misalnya, pemilih yang belum terdaftar dalam DPT dari luar provinsi memaksakan mencoblos. Tahunya pemilih dengan e-KTP bisa mencoblos, akhirnya memaksakan tanpa bawa A5. Jadi berdebat itu sampai menguras energi yang luar biasa bagi teman-teman penyelenggara kemarin," ujarnya.
Ia menampik jika pihaknya, tidak memeriksa kesehatan para petugas sebelum dilantik. KPU dalam hal ini telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jateng untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi peserta KPPS.
"Jadi ada tes kesehatan mulai dari berat badan, tensi darah setelah itu diterbitkan surat keterangan sehat jadi tidak ada masalah penyakit bawaan," jelasnya.
Terkait hal ini pihaknya tengah melakukan kajian untuk mengupayakan pemberian santunan baik bagi yang meninggal maupun masih dalam perawatan.
Di sisi lain, secara asuransi dan penganggaran, KPU tidak menyiapkan dana untuk kejadian seperti ini. Namun, ada kesepakatan yang muncul dari Komisioner KPU Se-Indonesia untuk secara swadaya mengumpulkan dana sosial.
"Tadi juga dibahas di tingkat nasional, kita akan kolektif untuk menyantuni mereka. Jadi pakai dana sosial yang dari kita untuk (anggota) kita juga," tutup Paulus.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.
Baca SelengkapnyaPetugas yang menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan juga akan mendapat santunan lain sebagaimana porsinya.
Baca SelengkapnyaPetugas yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp36.000.000
Baca SelengkapnyaBanyak petugas yang mengalami kelelahan sehingga beberapa dari mereka meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengungkapkan jumlah petugas KPPS yang sakit jumlahnya terus bertambah.
Baca SelengkapnyaMereka meninggal di saat sedang dan usai bertugas pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 12 petugas Pemilu Sumbar meninggal dunia dan 50 orang jatuh sakit pada pelaksanaan Pemilu.
Baca SelengkapnyaKPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaDalam proses administrasi nantinya lebih dulu akan diverifikasi ahli waris sebagai penerima santunan.
Baca SelengkapnyaRatusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSeorang lagi anggota Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia, Sabtu (17/2).
Baca Selengkapnya