Di Jateng, penderita HIV paling banyak diderita warga Brebes
Merdeka.com - Penyebaran HIV/AIDS di Tanah Air kian memprihatinkan. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Semarang, sekitar 18.913 orang terkena HIV dan AIDS (ODHA) di Jateng. Bahkan dalam 14 tahun terakhir, sebanyak 1.490 orang telah meninggal dunia akibat HIV/AIDS.
Dari jumlah tersebut, 10.497 orang mengidap AIDS, sementara sisanya mengidap HIV. Asisten Pengelola Program KPA Jateng, Gardea Tyas Wardani, menyebutkan jumlah pengidap HIV/AIDS di Jateng itu masih jauh dari perkiraan KPA pusat.
"Kalau estimasi dari KPA pusat pada 2012 lalu ada sekitar 47.514 pengidap HIV/AIDS di Jateng. Sekarang baru 18.913 orang yang ditemukan, berarti baru sekitar 37,1 persen," kata Gardea, Selasa (5/12).
-
Siapa yang paling banyak terdampak HIV di Semarang? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Apa penyebab utama HIV di Semarang? Penyebab faktor risiko penularan HIV di antaranya pengaruh era modern yang membuat pola pergaulan anak muda yang bebas dan tidak menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual. 'Dan di catatan kami, paling tinggi karena heteroseksual diangka 1.970 orang dan homoseksual 867 orang,' jelasnya.
-
Siapa yang menjadi korban penularan HIV? Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan ada tiga perempuan yang terinfeksi HIV di sebuah spa di New Mexico, AS, setelah melakukan perawatan ‘Vampir Facial’.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus atau virus yang dapat membuat sistem kekebalan tubuh manusia melemah.
-
Kapan jumlah kasus HIV di Jawa Tengah menurun? Dia menyebut temuan pada 2023 ini menurun dibanding 2022 kemarin. Sebab pada tahun sebelumnya tercatat ada 3.120 kasus.
Gardea menambahkan, penyebaran HIV/AIDS di Jateng sangat memprihatinkan. "Untuk tahun 2017 ini, pengidap HIV paling banyak ditemukan di wilayah Brebes, yakni 88 orang. Nomor keduanya Kota Semarang sekitar 75 orang. Sementara untuk pengidap AIDS, paling banyak ditemukan di wilayah Kebumen, yakni 78 orang dan Sragen dengan 57 orang," katanya merinci.
Gardea menyebutkan, KPA Jateng saat ini terus berupaya menggelar sosialisasi akan bahaya HIV/AIDS. Mereka berharap dengan sosialisasi itu akan menemukan banyak penderita HIV/AIDS.
"Saat ini banyak para pengidap HIV/AIDS yang tidak tahu jika mereka terjangkit. Banyak yang masih malu untuk melakukan pemeriksaan maupun cek kesehatan. Harapan kami sih bisa menemukan lebih banyak pengidap HIV/AIDS. Kalau bisa menemukan lebih banyak, tentu lebih mudah dalam menangani," ujar Gardea.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Kota Semarang, disusul Kabupaten Kendal terdapat temuan 129 kasus HIV dan Kabupaten Jepara 127 kasus HIV
Baca SelengkapnyaJasa Raharja mengakui angka kecelakaan lalu lintas memang mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 15 hingga 17 persen.
Baca SelengkapnyaKasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh Meningkat dari tahun 2008 hingga Mei 2024
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca Selengkapnya"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat untuk melakukan hubungan seksual yang aman dan setia.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaKemenkes ungkap gejala dari virus cacar monyet atau monkeypox
Baca SelengkapnyaMeski demikian, hanya 33.590 penyandang HIV atau sekitar 51 persen saja yang rutin mengonsumsi obat hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaUpaya pengasapan juga terus dilakukan di beberapa kawasan yang terbilang rawan.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca Selengkapnya