Di mata keluarga almarhum Soerjadi sosok yang ramah dan demokrasi

Merdeka.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Soerjadi, meninggal dunia setelah tiga minggu melawan penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Dia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, Sabtu (4/6).

Di usianya yang ke 77, Soerjadi meninggalkan satu orang putri dan dua orang putra serta empat orang cucu. Rima Suryandari putri dari Soerjadi menilai sang ayah sosok yang tidak pernah memandang perbedaan.

"Kepeduliannya bukan hanya kepada saudara saja, orang kurang kenal pun langsung diajaknya bercengkrama. Tidak pandang status siapa orang yang diajak," ucap Rima kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (4/6).

Bagi Soerjadi, kata dia, semua orang memiliki harkat dan martabat yang sama. Dia menceritakan satu kejadian yang memperlihatkan sosok almarhum menghormati semua orang.

Saat itu, Soerjadi mengajak Rima berkunjung ke perkebunannya di Sukabumi. Di tengah perjalanan pulang, almarhum dan dia berpapasan dengan seorang petani hendak pulang.

Tanpa ragu, Soerjadi pun mengajak petani itu masuk ke mobil dan bergabung bersama keluarganya. Selain dikenal ramah, Soerjadi juga aktif dalam dunia politik.

Namun, Soerjadi tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk ikut berpolitik. Sang ayah memberikan kebebasan kepada para anaknya.

"Kami kami bertiga tidak ada yang berpolitik. Beliau tidak pernah memaksakan kehendak untuk ikut kami terjun dalam pekerjaan yang sama. Ini pelajaran demokratis bagi kami," ucap dia.

Sebelumnya, Soerjadi meninggal dunia setelah tiga minggu melawan penyakit gagal ginjalnya. Dia dirawat secara intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan. Rencananya almarhum akan dimakamkan di TPU Tanah kusir esok hari pukul 08.00 WIB.