Di Palembang mendung bukan karena hujan, tapi karena asap
Merdeka.com - Pekatnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumsel menyebabkan jarak pandang berkurang. Bahkan, sejak sepekan terakhir, matahari tak nampak di langit Palembang lantaran tertutup asap. Berdasarkan pantauan merdeka.com, cuaca di Palembang sejak pagi hingga sore hari terlihat mendung. Padahal, cuaca di kota itu sebelumnya sangat terik.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kenten Palembang Muhammad Irdham mengakui cuaca di Palembang beberapa terakhir terlihat mendung. Tetapi, bukan karena akan turun hujan melainkan matahari tertutup kabut asap.
"Kabut asap di wilayah Sumsel terutama di Palembang sudah makin pekat. Matahari saja tidak terlihat sama sekali karena tertutup kabut," ungkap Irdham kepada merdeka.com, Kamis (18/9).
-
Kenapa matahari tenggelam? Kenapa matahari tenggelam?Jawab: Karena enggak bisa berenang.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Kapan Hari Tanpa Bayangan terjadi di Jakarta? Fenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
-
Mengapa Hari Tanpa Bayangan terjadi? Fenomena hari tanpa bayangan disebabkan oleh posisi matahari yang berada tepat di atas kepala (zenith) pada waktu tertentu, sehingga sinar matahari jatuh tegak lurus ke permukaan bumi.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
Dijelaskannya, suhu udara di Palembang masih tinggi, mencapai 32 hingga 33 derajat. Sementara kelembapan makin menurun. Saat ini kelembapan terdeteksi 37 persen. "Suhu udara sebenarnya masih tinggi," kata dia.
Irdham memprakirakan, kondisi seperti ini akan terus berlangsung hingga pertengahan Oktober mendatang, begitu musim hujan tiba. "Kabut asap akan hilang begitu hujan turun dan terjadi pertengahan Oktober nanti," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca SelengkapnyaCuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaPenyebab utama yang membuat udara Jakarta terlihat keruh karena adanya lapisan inversi.
Baca SelengkapnyaHampir sepanjang hari Sabtu (23/9), langit kelabu tampak menyelimuti Jakarta. Lantas, apakah hal tersebut merupakan mendung awan hujan atau polusi udara?
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayang yang terjadi tak akan memicu cuaca panas terik
Baca SelengkapnyaBenarkah fenomena Aphelion menyebabkan suhu bumi lebih dingin? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaFenomena ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran astronomi tentang bentuk Bumi.
Baca SelengkapnyaBMKG telah melakukan TMC pada 19-20 Agustus 2023 untuk melakukan modifikasi cuaca.
Baca Selengkapnya