Di Panti Asuhan Samuel, salah sedikit ditempeleng
Merdeka.com - Henok (20) salah satu penghuni Panti Asuhan Samuel menceritakan kekerasan yang dialaminya di panti. Dia kerap diomeli tanpa alasan dan ditempeleng.
Kekerasan itu dilakukan Chemuel dan Yani, pemilik Panti Asuhan Samuel di Sektor 6 GC nomor 10, Cluster Miccalia Summarecon, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang. Henok yang saat ini sudah beranjak dewasa berhasil melarikan diri dari kekerasan yang dilakukan kedua pemilik panti tersebut.
Henok memaparkan, dirinya masuk ke panti tersebut sejak 2001 saat baru berusia 7 tahun. Dia diajak oleh kedua orang tuanya yang berasal dari Kalimantan. Namun, dirinya baru sadar dimasukan ke dalam panti asuhan.
-
Siapa yang terdampak negatif kalau anak sering dibentak? Anak-anak yang sering mendapatkan perlakuan keras seperti dibentak memiliki risiko tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan perilaku bermasalah ketika mereka dewasa.
-
Siapa yang terdampak membentak anak? 'Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri,' jelas Dr. Mehta.
-
Kenapa anak dibentak bisa berpengaruh buruk pada kesehatan mental? Menurut penelitian, pola asuh agresif, seperti berteriak, mengancam, dan disiplin verbal, dapat memberikan dampak signifikan pada kesehatan mental anak-anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
-
Kenapa orangtua membentak anak? Orangtua mungkin membentak anak ketika mereka merasa lelah, kewalahan, atau marah. Dalam kondisi seperti ini, tugas-tugas kecil yang biasanya bisa diabaikan menjadi sangat mengganggu.
-
Siapa yang kena dampak buruk dari membentak anak? Anak-anak yang sering dibentak cenderung mengalami gangguan kecemasan, kurang percaya diri, kesulitan bersosialisasi, dan bahkan bisa menjadi pembully. Terlebih lagi, beberapa anak dapat mengalami depresi sebagai respons terhadap bentakan yang terus-menerus.
-
Apa dampak membentak terhadap anak? Membentak dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan pada anak, yang mempengaruhi kesehatan fisik mereka.
"Saya juga awalnya nggak tahu, saya dibawa sama ayah dan ibu saya sama ada kerabat saya," kata Henok di LBH Mawar Sharon, Sunter, Jakarta Utara, Senin (24/2).
Selama menjadi penghuni pantai tersebut selama belasan tahun dirinya sering kali mendapat perlakuan kasar dan kekerasan serta caci maki. Selain itu, Henok juga mengaku kerap diusir ketika mengeluh jika disuruh kedua pemilik panti. Tak hanya itu, setiap hari dirinya hanya diberi makanan dengan menu mie instan.
"Caci maki setiap hari, diomel-omelin juga sering. Saya juga ditempeleng sama pemilik panti," ucapnya.
Puncaknya pun terjadi pada Februari tahun lalu, pada saat itu pemilik panti kesal dan mengusir Henok. Ketika itu dia disuruh menjemput anak pemilik panti yang sedang bermain di sekitar panti.
"Alasan mereka macam-macam, bilang saya nggak pernah menjemput anaknya. Padahal saya sudah anterin pulang ke rumah. Akhirnya pada waktu itu saya diusir dari rumah," paparnya.
Setelah keluar dari panti tersebut, kemudian Hanok menuju tempat SMK nya bernama Rico di daerah Bogor. Sambil mencari pekerjaan, dia tinggal selama 2 bulan di rumah kerabatnya ini.
"Saya takut-takut cerita ke teman saya, nggak ada hasilnya juga," ucapnya.
Pada November 2013, tiba-tiba Hanok dihubungi oleh pemilik panti dengan alasan ingin bertemu karena tidak kunjung pulang. Hanok pun akhirnya memenuhi permintaan pemilik panti dan akhirnya pulang ke panti tersebut.
Namun, ketika dirinya kembali ke Panti, justru Henok melihat kondisi panti jauh lebih mencekam dibandingkan pada saat dirinya masih menjadi penghuni panti.
"Saya lihat beberapa anak diusir, salah satunya bernisial J, P, dan Y. Akhirnya saya mengajak ketiganya untuk lari dari situ dan mengadu ke salah satu donatur namanya Deborah," tutur Henok.
Hanok beserta ketiga anak panti asuhan tersebut akhirnya menginap di salah satu gereja Bethel Indonesia Sangkakala di Tangerang.
"Kemudian Ibu Deborah ini mengajak kami untuk melapor ke KPAI. Lalu dari KPAI disarankan untuk meminta bantuan hukum di LBH Mawar Sharon," ungkapnya.
Hingga kini, sudah ada 8 anak panti asuhan yang melarikan diri dari panti asuhan tersebut. Anak-anak tersebut kini diberi tempat tinggal di salah satu rumah singgah di daerah Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengasuh ponpes mengaku tak tahu menahu mengapa muncul narasi AKA dibanting. Pihaknya juga sudah menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya pada orangtua korban.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui inisial M, siswa kelas V di salah satu SD di Palembang. Sementara pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah yang sama.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPAI, Jasra Putra mengapresiasi Kepolisian Depok yang langsung mengidentifikasi dan menangkap pelaku.
Baca SelengkapnyaSantri Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Malang menjadi korban bullying (perundungan ) oleh seniornya.
Baca SelengkapnyaHP kemudian membawa korban ke sungai di Desa Tanah Merah yang berdekatan dengan pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaPelaku menyiram korban dengan air panas sebanyak dua kali. Karena panik.
Baca SelengkapnyaSeorang tentara nampak terekam sedang membangunkan seorang bocil yang ikut jaga dan dinas. Namun ternyata reaksi bocil ini amat menggemaskan.
Baca SelengkapnyaBentakan terhadap anak dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan metode pengasuhan yang positif.
Baca Selengkapnya