Diancam bakal dilindas alat berat, warga Lorong Aru lapor polisi
Merdeka.com - Merasa keselamatannya terancam, ratusan warga Lorong Arang, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, mendatangi Mapolresta Palembang untuk melapor dan meminta perlindungan hukum, Senin (27/10).
Mereka tidak terima diintimidasi oleh pihak pemborong yang melakukan penimbunan dan penggusuran di area pembangunan gedung baru IAIN Raden Fatah, Palembang di lokasi.
Kuasa hukum warga, Nala Praya Akbar mengungkapkan intimidasi sudah terjadi sejak awal September 2014 lalu. Warga yang sudah mendiami lokasi 20 tahun dan memiliki akte notaris kepemilikan hak tanah dipaksa meninggalkan rumahnya. Padahal ganti rugi lahan belum tuntas.
-
Kenapa warga Kampung Nagog banyak yang pindah? Mereka terpaksa pindah karena akses jalannya yang susah. Apalagi mereka harus menyekolahkan anak, bekerja, dan lain sebagainya.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Di mana rumah keluarga Kanaan yang dijarah? Netanyahu tinggal di sebuah villa dua lantai di lingkungan al-Qatamon di Yerusalem yang ternyata milik keluarga Palestina dokter Taufik Kanaan.
-
Kenapa keluarga Kanaan harus meninggalkan rumah mereka? Dilansir dari laman Haaretz, pada 1948, tentara penjajah Israel mulai menyerang daerah Musrara, al-Qatamon. Serangan tersebut membuat pemukim yang tinggal di tempat itu terpaksa mengungsi termasuk keluarga Kanaan.
-
Apa penyebab kepunahan massal? Transisi ini ditandai dengan kondisi iklim yang berubah-ubah, mengalami kekacauan total yang berdampak pada kepunahan banyak spesies.
Warga semakin ketakutan lantaran pemborong kerap mengancam akan melindas warga dengan alat berat jika bertahan.
"Total ada 146 kepala keluarga jadi korban. Mereka dipaksa meninggalkan lokasi. Jika menolak akan dilindas dengan alat berat," ungkap Nala.
Dengan adanya laporan dan perlindungan hukum ini, pihaknya meminta polisi bertindak tegas jika pemborong menggunakan cara kekerasan terhadap ratusan warga yang mayoritas berprofesi sebagai buruh lepas itu.
"Kami minta polisi berbuat adil. Orang susah juga butuh perlindungan hukum," tegasnya.
Sementara Zainal (50), salah satu warga mengakui sudah mendiami lokasi itu selama 20 tahun. Dia dan warga lain juga mengantongi sertifikat hak tanah sebagai bukti kepemilikan sah. Namun, hingga saat ini, pemerintah tidak melakukan pendekatan dan musyawarah dengan warga.
"Pemborong mengusir kami dengan brutal. Kita ini manusia bukan binatang, sehingga perlakukanlah kami sebagaimana manusia," kata dia.
Dia menjelaskan, rencana penggusuran sudah ada sejak 1992-1996. Namun baru dilakukan pada September 2014. Sayangnya, tanpa ada pemberitahuan lagi. "Ganti rugi belum sama sekali diberikan. Kami tidak mau pindah karena tidak ada biaya," ujarnya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal bernama Galih Adi Perkasa (23), Candra Agustina (20) dan Galang Naendra Putra (4).
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat kawasan sekitar dilanda hujan besar diikuti longsor.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin ini juga mengakibatkan akses jalan terputus karena jembatan rusak.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca Selengkapnya13 kecamatan di Luwu terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaRatusan masyarakat memblokir Jalan Nasional di Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun.
Baca SelengkapnyaBencana tanah longsor di Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu menyebabkan empat orang warga meninggal dan jalan provinsi terputus.
Baca SelengkapnyaWarga di kampung itu harus direlokasi setelah terjadi peristiwa longsor.
Baca Selengkapnya