Dianggap Jadi Penyebab Banjir, 38 Lapak Pedagang di Semarang Dibongkar
Merdeka.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membongkar 38 lapak pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Terminal Terboyo, Semarang, Kamis (13/1). Puluhan bangunan terpaksa dibongkar dengan menggunakan alat berat karena melanggar Perda Nomor 3 Tahun 2018 tentang PKL.
"38 lapak kita terpaksa bongkar hari ini, karena PKL itu melanggar ketertiban dan kenyamanan serta dianggap menjadi penyebab banjir yang terjadi di sepanjang jalan Pantura Terboyo," kata Kasatpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto, Kamis (13/1).
Dia menyebut untuk para pedagang maupun warga agar tidak mendirikan bangunan di area yang melanggar ketentuan, sebab pihaknya akan bertindak tegas melakukan pembongkaran.
-
Dimana PKL itu direlokasi? PKL itu sebelumnya berdagang di trotoar rumah sakit.
-
Siapa yang membongkar toko klenik? Marcel Radhival atau yang dikenal dengan nama Pesulap Merah adalah orang yang biasa membongkar praktik perdukunan di Indonesia.
-
Mengapa Kemendag memusnahkan barang ilegal? Menteri yang akrab disapa Zulhas ini menjelaskan, pemusnahan tersebut dilakukan merupakan upaya Kemendag guna melindungi konsumen dalam negeri.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Kenapa Pesulap Merah membongkar toko? Pesulap Merah adalah orang yang biasa membongkar praktik perdukunan di Indonesia.
-
Bagaimana Pesulap Merah membongkar toko? Pesulap Merah datang dengan menggunakan penyamaran yang sangat tertutup. Ia melihat-lihat semua barang yang dijual di dalam toko tersebut.
"Jelas bangunan PKL ini mengganggu ketertiban umum. Setiap hujan jalan depan selalu banjir," ungkapnya.
Sebelum melakukan pembongkaran, Satpol PP sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengingatkan para pedagang.
"Kita sudah berkoordinasi dengan lurah setempat untuk mengingatkan dan rekomendasi Dinas Pekerjaan Umum (DPU) memang sudah komunikasi dengan saya, untuk dilakukan pembongkaran," terangnya.
Fajar menegaskan Satpol PP akan selalu menegakkan Perda yang ada. Jika ada yang melanggar, Satpol PP tidak segan-segan untuk segera menertibkannya.
"Kasihan bagi satpol tidak ada itu. Kalau mau jualan silakan, tetapi jangan di atas saluran," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penertiban tahap dua ini total ada 196 bangunan yang ditargetkan. Dari jumlah tersebut, 96 bangunan sudah dibongkar sendiri oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaSetelah sebelumnya sempat ricuh selama penertiban, ratusan kios dan lapak PKL di pinggir Jalan Raya Puncak Bogor dibongkar.
Baca SelengkapnyaPuluhan lapak ditertibkan oleh petugas Satpol PP sebagai persiapan proyek pembangunan Tol Semarang-Demak.
Baca SelengkapnyaBanjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
Baca SelengkapnyaPenertiban berlangsung kondusif, terlebih sebagian pedagang melakukan pembongkaran lapak secara mandiri seperti di titik penertiban.
Baca SelengkapnyaKericuhan yang diwarnai aksi pembakaran ban dan kayu sempat berlangsung mencekam.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem di Semarang menyebabkan banjir, tanah longsor sampai angin kencang
Baca SelengkapnyaSatpol PP melakukan penertiban spanduk bacaleg yang melanggar aturan Perda.
Baca SelengkapnyaSelain banjir, Kota Semarang, Jawa Tengah juga dilanda tanah longsor.
Baca SelengkapnyaPara pedagang kopi starling itu cuma bisa pasrah, Mereka tak melawan saat petugas Satpol PP mengangkut sepeda dan barang dagangannya ke atas truk.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaBanjir yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah disebabkan karena cuaca ekstrem
Baca Selengkapnya