Dianggap menjual kisah tragis anaknya, orangtua Engeline dikecam
Merdeka.com - Rencana pengangkatan kisah Engeline ke layar lebar mendapat kritik dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bali. Kecaman datang karena orangtua kandung Engeline dianggap sengaja menjual kisa tragis anaknya buat dibikin film.
Menurut Siti Sapura dari P2TP2A Kota Denpasar, kisah Engeline dijadikan film wajar. Namun yang menjadi kendala adalah sumber cerita.
"Proses hukum masih berjalan. Belum ada keputusan hukum yang jelas. Kita juga khawatir jika dalam kisah tersebut terjadi penggiringan opini publik terhadap putusan hukum yang sudah ada," kata Siti di Denpasar, Senin (11/1).
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang menjadi tersangka perundungan? Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka. Kedua tersangka merupakan kakak kelas korban.
-
Siapa yang berperan sebagai wanita misterius di film? Suatu hari, seorang perempuan bernama Keumala (Ully Triani) muncul dalam kehidupan Dimas dengan mengajukan sebuah permohonan yang tidak biasa ke pengadilan.
-
Gimana alibi didukung? Saksi, catatan CCTV, atau bukti lainnya dapat menjadi elemen yang memperkuat alibi.
-
Siapa yang menipu Nur Afnita Yanti? '(Tersangka) mengajak pelapor (korban) untuk menginvestasikan uang pada bisnis produksi pakaian renang atau bikini milik tersangka dengan menjanjikan keuntungan 20-30 persen dari uang yang telah diinvestasikan.'
-
Siapa yang menyelamatkan anak perempuannya di film? Mereka harus berhadapan dengan para teroris yang dengan nekat membajak pesawat dan menahan seluruh penumpang sebagai sandera. Kehidupan yang selama ini sederhana bagi pasangan ini, kini diuji oleh situasi genting yang tak terduga. Dalam kekacauan dan ketakutan yang disebabkan oleh tindakan teroris tersebut, Seok Hwan dan Mi Young justru menunjukkan keberanian luar biasa dengan tujuan yang mulia: menyelamatkan anak perempuan mereka yang menjadi satu-satunya cahaya dalam hidup mereka.
Menurut wanita biasa dipanggil Ipung ini, dia merasa dibohongi oleh ibu kandung Engeline, Hamidah. Sebab menurut dia, Hamidah sudah dilarang pergi buat menemui rumah produksi apapun.
"Ternyata Hamidah berangkat ke Jakarta diam-diam dan menggelar jumpa pers di Jakarta dengan salah satu PH, bahwa akan segera meluncurkan kisah kematian Engeline ke layar lebar," ujar Siti.
Siti mengatakan, Hamidah sudah teken kontrak dan menerima uang muka sebesar Rp 5 juta terkait film itu.
"Saya merasa dibohongi. Seharusnya perhatikan efek sosial di mana perhatian masyarakat terhadap kasus Engeline sangat tinggi. Jangan sampai publik Bali marah karena ada upaya komersialisasi kasus Engeline," ucap Siti.
Sementara itu, Kepala Divisi Sosialisasi Anti Kekerasan Anak dari KPAI Pusat, Erlinda, lembaganya tidak melarang pembuatan film itu. Dia mengaku jika permohonan izin dan naskah film memang sudah masuk ke KPAI.
"Kami belum bisa merekomendasikan dan memberikan izin terhadap pembuatan film Engeline tersebut karena proses hukumnya sedang berjalan. Jangan sampai film tersebur mempengaruhi proses hukum yang telah berjalan selama ini," kata Erlinda.
Pendapat beredar saat ini, kisah tragis Engeline terkesan jadi kesempatan bagi orangtua kandungnya dalam melakukan komersialisasi. Sehingga muncul kecurigaan masyarakat Hamidah memberikan Engeline kepada Margriet hanya mengharap uang, bukan karena tidak punya uang buat biaya persalinan.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku merekam adegan persetubuhan antar anaknya dengan pacarnya di sebuah kontrakan.
Baca SelengkapnyaEdi Darmawan mengaku dirinya sudah ditipu Netflix dan menyarankan warganet tak tonton Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.
Baca SelengkapnyaEdi kembali jadi sorotan usai kemunculan film dokumenter Netflix yang bertajuk Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.
Baca SelengkapnyaPada petugas, wanita itu mengaku punya masalah keluarga yang sudah terjadi sejak sekitar 14 tahun lalu dan dia mengemis untuk mencari nafkah.
Baca SelengkapnyaSeorang jemaah dalam kajian Ustaz Hanan Attaki mencurahkan isi hati.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif pelaku pembunuhan RN, wanita hamil yang ditemukan tewas di ruko Kelapa Gading, Jakarta Utara merantau ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaHasninda Ramadhani kini jadi trending topik setelah tersandung kasus teror blackmail.
Baca SelengkapnyaPengakuan pelaku merekam hubungan intim anak dengan pacar untuk memenuhi hasratnya.
Baca SelengkapnyaKarena tak kunjung dibayar, ibu korban melapor ke polisi dengan dalih anak hilang.
Baca SelengkapnyaLaporannya tak kunjung ditindaklanjuti, Herawati mengadu ke Kapolri melalui media sosial. Ternyata cara ini membuat sang pelaku tertangkap.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu rumah tangga di Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat, Neneng Hatisah (53) menjadi korban perampokan dan pembunuhan. Pelaku diduga keponakan korban.
Baca SelengkapnyaDia kebingungan setelah bayi diminta orang tua kandungnya.
Baca Selengkapnya