Dianiaya dan gaji tak dibayar, TKI Malaysia kabur dari rumah majikan
Merdeka.com - Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Tawau Negeri Sabah, Malaysia, mengaku terpaksa melarikan diri karena seringkali dipukuli oleh majikannya. TKI tersebut yakni Sutiah (43) asal Cirebon, Jawa Barat.
Dilansir dari Antara di Nunukan, Sutiah menceritakan perihal dirinya melarikan diri dari majikannya saat tiba di Terminal Penumpang Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Jumat (6/2) malam.
Sutiah yang mengaku janda beranak tiga orang ini, pertama memilih menjadi TKI ke Negeri Sabah atas bujukan seseorang di kampungnya dengan perjanjian bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
-
Siapa Siti Rukiah Kertapati? Mungkin tak banyak yang mengenal sosok Siti Rukiah Kertapati, seorang penulis Indonesia. Di balik ketidak populerannya ini, rupanya ia memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam perkembangan dunia sastra di tanah Pasundan.
-
Dimana Sukijan menjalankan usahanya? Di Padukuhan Krapyak Wetan, Kalurahan Panjangrejo, Pundong, Bantul, ada Sukijan, seorang perajin yang menggeluti kerajinan aksesoris pengantin.
-
Apa kegiatan Rajif Sutirto? Rajif juga termasuk dalam prajurit TNI KC atau TNI Komponen Cadangan. Ia bertugas bersama dengan Rizky Irmansyah yang terlebih dulu viral beberapa waktu lalu.
-
Dimana kerja bakti dilakukan di Sumut? Biasanya, kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar ini dilakukan setidaknya sekali dalam seminggu. Dengan membiasakan kegiatan ini, lingkungan sekitar akan lebih bersih dan terhindar dari berbagai penyakit yang bisa mengancam.
-
Apa yang dikerjakan Suswaningsih? Sebagai seorang ASN di Balai Penyuluhan Pertanian Rongkop, ia dengan tekun mengajak warga di Kalurahan Karangwuni dan Melikan di Kapanewon Rongkop untuk menyulap lahan yang tadinya tandus dan berbatu menjadi lahan produktif.
-
Siapa yang membantu Suswaningsih? Tak hanya itu, Suswaningsih juga mengembangkan usaha produk UMKM dari hasil pertanian setempat. Di antara produk yang dikembangkan antara lain usaha jenang dodol dan kripik pisang.
Ia berangkat dari Cirebon pada 20 Oktober 2014. Namun Sutiah mengaku belum menerima upah hingga akhirnya memutuskan melarikan diri dari rumah majikannya karena seringkali dipukul kepalanya menggunakan baskom atau alat dapur lainnya.
"Saya lari dari rumah majikan karena seringkali diperlakukan kasar dengan memukul pakai baskom dan lain-lainnya," keluh Sutiah.
Bahkan selama bekerja dan diperlakukan kasar itu, majikannya sering mengancam akan memulangkannya ke Indonesia apabila tidak bekerja sesuai keinginan majikannya. Sutiah pun sebenarnya justru punya keinginan akan kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Cirebon berkumpul bersama anak-anaknya.
Sutiah melarikan diri pada malam hari karena tidak tahan lagi dipukuli oleh majikannya dengan alasan seluruh pekerjaan yang dilakukannya tidak ada yang benar.
"Saya serba salah. Setiap habis kerja dianggapnya tidak betul dan diancam macam-macam," beber dia.
Sutiah menambahkan, majikan perempuannya juga sering mengancam akan memenjarakan dirinya atau dijual ke majikan lain apabila tidak sanggup memenuhi keinginannya. Dia pun memilih melarikan diri dengan alasan takut.
Selama dua bulan lebih bekerja pada majikan tersebut, dia mengaku belum pernah menerima upah karena harus membayar agensi yang memberangkatkannya ke Negeri Sabah selama empat bulan.
Selain perlakuan yang tidak manusiawi itu, Sutiah juga mengatakan bahwa selama tiba di Negeri Sabah paspor miliknya ditahan majikannya yang bertempat tinggal di Jalan Bukit Raya Tawau, Malaysia. Sutiah mengaku trauma bekerja di luar negeri lagi.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaSementara ketiga teman korban dibebaskan tanpa terluka di tengah jalan oleh para tersangka.
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaPerempuan itu sempat menjadi korban penculikan selama 10 hari di Malaysia.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaLima ART di bawah umur itu sempat diperlakukan tidak layak oleh majikannya.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipen
Baca SelengkapnyaBisul di selengkangan membuat Septia menjalani operasi di rumah sakit dan tersadar dari operasi, Septia terkejut karena tangan dan kakinya dalam kondisi terikat
Baca SelengkapnyaRohmana, seorang pria asal Sumedang menceritakan pengalaman ketika dirinya bekerja di Malaysia.
Baca Selengkapnya