Dibanding 2014, Anggota Gugur saat Pengamanan Pemilu 2019 Naik 100 Persen
Merdeka.com - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, terhitung hingga saat ini sudah ada 16 anggota kepolisian yang gugur saat tugas pengamanan Pemilu 2019. Dibanding tahun 2014 lalu, angka tersebut melonjak hingga 100 persen.
"Saat ini mengalami peningkatan 100 persen, di 2014 ada delapan orang anggota Polri yang gugur, 2019 ada 16 orang," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/4).
Dedi klaim, pihaknya sudah menggunakan sistem pergantian atau shift. Namun dalam prosesnya, Pemilu 2019 sangat menguras energi dan waktu sehingga beban untuk para anggota pun berbeda dibandingkan 2014 lalu.
-
Bagaimana sistem pemilu di Indonesia berubah dari waktu ke waktu? Sistem pemilu di Indonesia telah mengalami perubahan dari masa ke masa. Pada awalnya, Indonesia menerapkan sistem pemilu proporsional tertutup pada tahun 1955 hingga tahun 2003. Dalam sistem ini, pemilih hanya memberikan suara untuk partai politik, dan kandidat-kandidat dari partai politik ditentukan oleh partai itu sendiri. Namun, pada tahun 2004, Indonesia mulai menerapkan sistem pemilu proporsional terbuka berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2003. Dalam sistem ini, pemilih dapat memberikan suara langsung untuk kandidat secara individual, dan perolehan suara untuk partai politik akan menentukan jumlah kursi yang mereka dapatkan di parlemen.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Bagaimana proses pemilu berlangsung? Proses pemilu melibatkan beberapa langkah, seperti pendaftaran pemilih, kampanye politik, pemilihan umum, dan penghitungan suara.
-
Bagaimana Pemilu dilakukan? Pemilu adalah suatu proses seleksi pemimpin, di mana masyarakat memilih antara para elit politik yang bersaing.
-
Bagaimana Pemilu diselenggarakan? Pemilu dilaksanakan sesuai dengan asas pemilu di Indonesia yaitu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam proses Pemilu? Proses Pemilu mencakup berbagai tahapan, termasuk pendaftaran pemilih, kampanye politik, pemilihan umum, dan penghitungan suara.
"Kalau yang di TPS kan full itu, dari mulai dia mengawal logistik pemilu dari tempat atau gudang penyimpanan logistik pemilu menuju TPS, itu kan memerlukan waktu sekian lama. Kemudian di TPS-nya sendiri mulai diamankan dari persiapan, pemungutan suara, penghitungan suara sampai selesai penghitungan, surat suara dinyatakan aman, baru dikirim lagi. Diamankan, dikawal menuju PPK," jelas dia.
"Jadi waktu itu yang cukup panjang, bagi petugas Polri, petugas KPPS, linmas, yang meninggal karena durasi waktu panjang. Sebagian besar yang meninggal di Polri itu ada di luar Jawa. Karena sisi kondisi geografisnya itu cukup berat di sana," lanjut Dedi.
Polri sendiri menggerakkan sebanyak 271.880 personel untuk mengamankan Pemilu 2019 dan menjaga 813.000 TPS yang tersebar dari Aceh sampai dengan Papua.
"Ya, sebagian besar yang meninggal karena faktor fisik kelelahan," tutur Dedi.
Sejauh ini, total ada 16 personel Polri yang gugur saat tugas pengamanan Pemilu 2019. Berikut daftarnya:
1. Aiptu M Saepudin, anggota Polsek Cileunyi, Polda Jabar. Gugur karena kelelahan setelah mengawal kotak suara.
2. Aiptu M Supri, anggota Polresta Sidoarjo, Polda Jatim. Gugur saat melaksanakan pengamanan TPS.
3. AKP Suratno, Panit Subdit II Ekonomi Ditintelkam Polda Kaltim. Gugur karena sakit.
4. Brigadir Prima Leion Nurman Sasono, anggota Polsek Cerme, Polres Bondowoso, Polda Jatim. Gugur dalam kecelakaan menuju TPS.
5. Bripka Ikhwanul Muslimin, anggota Polres Lombok Tengah, Polda NTB. Gugur karena kecelakaan saat hendak apel kesiapan pengamanan TPS.
6. Aipda Stefanus Pekuwali, anggota Polres Kupang, NTT.
7. Brigadir Arip Mustaqim, anggota Brimob Cikarang, Polda Metro Jaya.
8. Ipda Paulus Kenden, anggota Polres Tanah Toraja, Polda Sulsel
9. Brigjen Syaiful Zachri, Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
10. Aiptu Jonter Siringo-Ringo, anggota Polres Dairi, Polda Sumut.
11. Bripka Mashadi, anggota Polres Indramayu, Polda Jabar.
12. Arie Adrian Winatha, anggota Biro Operasi Polda Kalsel.
13. Ipda Totok Sudarto, anggota Polres Berau, Polda Kaltim.
14. Aiptu Daniel Mota, anggota Polres Belu, Polda NTT.
15. Bripka Yustinus Petrus Mangge, anggota Polres Ende, Polda NTT.
16. Bripka Roma, anggota Sat Brimob Polda Kepri. Gugur karena kecelakaan saat menuju PPK.
Reporter: Nanda Perdana (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.
Baca SelengkapnyaJumlah itu meruapakan angka kematian terhitung hingga 8 Desember 2024.
Baca Selengkapnyastres ditandai gejala mual, pusing, hilang nafsu makan hingga sulit tidur.
Baca SelengkapnyaMeski perhitungan berlangsung hingga dini hari keesokan harinya para petugas tersebut sampai saat ini dalam kondisi sehat.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 12 petugas Pemilu Sumbar meninggal dunia dan 50 orang jatuh sakit pada pelaksanaan Pemilu.
Baca SelengkapnyaMenurut Bima, angka tersebut jauh lebih rendah dibanding Pileg dan Pilpres 2019 silam.
Baca SelengkapnyaPetugas yang menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan juga akan mendapat santunan lain sebagaimana porsinya.
Baca SelengkapnyaKapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengakui banyak anggotanya yang tugas mengawal pemilu jatuh sakit akibat kelelahan.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja mengatakan, 30 petugas pengawas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaLima Petugas Pemilu di Depok Jatuh Sakit akibat Kelelahan
Baca Selengkapnya