Diberi perangkat IT oleh Australia, Polri jamin tak kena sadap
Merdeka.com - Intelijen Australia diketahui menyadap para petinggi Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun langsung memerintahkan agar segala bentuk kerjasama dengan negeri kanguru itu dihentikan untuk sementara.
Salah satu lembaga yang mendapat bantuan dari Australia adalah Polri. Selain membantu dana penanggulangan terorisme, Australia juga membantu Polri berupa perangkat teknologi informasi (IT) yang digunakan oleh Bareskrim Polri.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim, Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengakui bantuan tersebut berbentuk hardware dan software yang berkaitan dengan cyber forensic.
-
Hardware itu apa? Hardware dapat juga disebut sebagai perangkat keras komputer yang terdiri dari komponen elektronika dan mekanis. Komponen tersebut kemudian dirakit membentuk modul yang diberi nama sesuai fungsinya masing-masing.
-
Apa itu Cyber Security? Mengutip dari beragam sumber, cyber security adalah sebuah sistem atau cara yang bertujuan melindungi komputer, jaringan, sistem, dan data dari akses yang tidak sah. Sederhananya, terserang hacker.
-
Bantuan apa yang diberikan? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma serahkan santunan kepada para korban banjir dan tanah longsor di Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Siapa yang menawarkan bantuan hukum? Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi) Otto Hasibuan menawarkan bantuan hukum pada lima terpidana kasus pembunuhan Eky dan Vina Cirebon, yaitu Eko Ramadhani, Hadi Saputra, Eka Sandi, Jaya dan Supriyanto.
-
Dimana hardware berada? Komponen eksternal dihubungkan secara eksternal ke komputer untuk mengontrol fungsi input dan output.
-
Apa itu software? Perangkat lunak, atau yang lebih dikenal dengan istilah software, adalah sekumpulan instruksi dan perintah yang dibuat untuk melaksanakan tugas tertentu pada komputer.
Menurutnya, bantuan tersebut resmi dari Australia dan sudah diresmikan sejak 2011 silam. Bantuan peralatan tersebut juga masih berfungsi hingga sekarang untuk keperluan penyelidikan kepolisian.
"Banyak sekali peralatannya, baik hardware dan software. Tapi sudah diperiksa dan dicek semua, ini berkaitan dengan cyber forensic atau laboratorium cyber forensic saja," kata Arief di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (22/2).
"Ada CCIC di Bareskrim dan kita mempunyai CCISO di lima Polda, NTB, Bali, Jakarta, Medan. CCIC (Cyber Crime Investigation Center), CCISO (Cyber Crime Investigation Satellite Office)," ujarnya.
Menurut Arief, Laboratorium Cyber Forensic berguna untuk menyelidiki barang bukti yang sifatnya digital, misalnya kasus email hijacking yang sempat ramai beberapa waktu lalu.
"Itu Laboratorium Cyber Forensic, jadi kalau ada barang bukti digital seperti hacker kemarin, email hijacking, itu ada device, server, dan sebagainya. Ada gadget dan lain-lain, itu di situ banyak informasi digital, digunakan untuk itu. Dari informasi digital itu diwujudkan dalam bentuk materiil," paparnya.
Meski peralatan itu berasal dari bantuan Australia, bukan berarti Bareskrim Polri dapat dengan mudah diretas atau disadap oleh Australia. Sebab, menurutnya software dan hardware yang berada di Bareskrim tak terkoneksi dengan satelit.
"Insya Allah tidak ada (penyadapan). Karena ini kan bukan kaitannya dengan handphone dan lain-lainnya. Ini peralatan-peralatan laboratorium dan forensik, kaitannya dengan device, kemudian untuk memunculkan sms, file yang sudah terhapus, mengambil gambar dari BlackBerry dan sebagainya. Bantuan dari Australia hanya kompi-kompi saja (komputer), internetnya ISP Indonesia, enggak tergabung satelit," kata dia.
Jenderal polisi bintang satu ini menambahkan, kerja sama Bareskrim tak hanya dengan Australia, tapi juga dengan Amerika Serikat (AS). Bantuan itu berupa pelatihan dan pemberdayaan investigasi dalam bidang cyber crime. Arief pun menegaskan tidak akan ada penyadapan yang dilakukan pihak asing kepada kepolisian di Indonesia, khususnya bidang Cyber.
"Insya Allah tidak ada, dan apa yang ramai sekarang kan gunakan komunikasi seluler. Kalau internet komunikasi hanya cyber patrol saja. Data-data semua ada di Laboratorium Forensic," pungkas Arief. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menyambut baik penandatanganan kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Australia
Baca SelengkapnyaKemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, serta mengembangkan solusi keamanan siber.
Baca SelengkapnyaBSSN masih berkoordinasi dengan Polri terkait dugaan kebocoran data INAFIS tersebut.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak di bidang pengawasan. Salah satunya dengan Bea Cukai Australia atau Australian Border Force
Baca SelengkapnyaSederet persyaratan itu diungkapkan setelah Yusril bertemu Mendagri Australia Tony Burke untuk membahas pemulangan narapidana kasus narkoba 'Bali Nine'.
Baca SelengkapnyaKedatangan Menhan Australia sekaligus meneken Defence Cooperation Agreement (DCA) di Akademi Militer (Akmil).
Baca SelengkapnyaBareskrim berkomitmen untuk memiskinkan jaringan narkotika demi memberikan efek jera.
Baca SelengkapnyaMoU tersebut ditandatangani di Washington DC saat event International Telecoms Week 2024.
Baca SelengkapnyaFredy Pratama merupakan warga negara Indonesia yang bermukim dan mengendalikan peredaran narkoba dari Thailand.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, DCA ini menunjukkan komitmen Indonesia-Australia untuk meningkatkan kerja sama pertahanan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, serangan terhadap PDNS 2 merupakan pelajaran yang berharga bagi semua pemangku kepentingan dalam mengelola sistem digital.
Baca SelengkapnyaPerusahaan akan menyediakan akses yang luas untuk solusi inovatif serta keunggulan data.
Baca Selengkapnya