Diduga ada kuburan PRT, polisi bongkar lantai rumah Syamsul
Merdeka.com - Polisi membongkar bagian lantai rumah keluarga Syamsul Anwar, tersangka penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) di Jalan Beo simpang Jalan Angsa, Medan, Senin (8/10) sore. Tindakan itu dilakukan untuk memastikan informasi mengenai adanya korban tewas lain yang dikuburkan di lokasi itu.
Pembongkaran dilaksanakan petugas Unit Judisila Satreskrim Polresta Medan dan Polsek Medan Timur. Mereka dibantu dua orang tukang yang membawa peralatan seperti sekop dan cangkul.
"Kita mencoba melakukan identifikasi BAP saksi mengenai dugaan ada korban lain di rumah ini. Tim masih bekerja," kata Kapolresta Medan Kombes Nico Afinta Karokaro, Senin (8/12).
-
Bagaimana cara petugas menjaga ketertiban? Dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku dan tidak membuat kerusuhan selama menyampaikan pendapatnya. 'Hindari keributan maupun benturan dengan pendemo lainnya. Mari kita jaga kedamaian dan ketertiban,' imbuhnya.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polwan? Polisi wanita atau yang biasa disingkat polwan adalah salah satu profesi yang banyak dicita-citakan. Menjadi aparat penegak hukum artinya Anda akan berkontribusi terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat, khususnya dalam menumpas tindak kejahatan.
-
Apa yang dilakukan petugas Satpol PP? Petugas Satpol PP menggerebek sejumlah kamar kos yang berada di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Kepuharjo, Kabupaten Lumajang.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
Petugas yang melaksanakan pembongkaran mendapat pengawalan ketat personel Satuan Sabhara Polresta Medan. Mereka menahan kerumunan warga yang terus merangsek mendekat untuk menyaksikan proses pembongkaran itu.
Sementara tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Sumut juga terlihat saat pembongkaran lantai rumah Syamsul. Mereka ikut masuk ke dalam rumah bersama pihak berwajib lainnya.
Pembongkaran ini mengundang perhatian masyarakat. Warga memadati sebagian wilayah ke lokasi dan berkumpul di sekitar lokasi itu. Hingga pukul 17.45 WIB, massa masih berada di sana.
Berdasarkan pantauan, setidaknya terdapat 2 titik di lantai rumah Syamsul yang dibongkar petugas. Selain di bagian bawah tangga, mereka juga membongkar bagian samping rumah.
Tindakan polisi membongkar lantai bagian rumah Syamsul setelah mereka mendapat informasi dari seorang saksi yang mengaku pernah mendengar adanya penguburan warga di lantai rumah itu. Informasi itu muncul setelah polisi mengungkap penganiayaan terhadap PRT menyusul penggerebekan rumah penyalur tenaga kerja CV Maju Jaya di Jalan Beo simpang Jalan Angsa, kawasan Madong Lubis, Kamis (27/11) sore. Dari rumah milik Syamsul Anwar itu diselamatkan tiga PRT perempuan, yaitu Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Anis Rahayu (25) asal Malang, dan Rukmiani (43) asal Demak.
Kondisi ketiga perempuan itu memprihatinkan. Mereka mengaku kerap dianiaya. Di antara korban mengaku tidak digaji selama bertahun-tahun bekerja di sejumlah lokasi.
Selain mengaku kerap dianiaya, ketiga PRT itu juga menginformasikan kepada polisi ada rekan mereka bernama Cici --belakangan diketahui bernama asli Hermin Rusmidiaty--tewas setelah dianiaya pada akhir Oktober 2014. Perempuan itu kemudian dibawa dengan salah satu mobil milik Syamsul Anwar.
Informasi dari pekerja perempuan ini kemudian diselidiki polisi. Hermin dipastikan tewas dan dibuang ke kawasan Barus Jahe, Karo. Keluarganya sudah didatangkan ke Medan untuk menjalani tes DNA dan mereka juga mengidentifikasi perempuan itu di Karo.
Belakangan para PRT yang selamat juga menyebut Yanti --bernama asli Nurmiyati (25)-- juga jadi korban penganiayaan. Mereka bahkan mengenali perempuan itu merupakan Mrs X yang ditemukan di Medan Labuhan.
Polisi sudah menetapkan 7 tersangka dalam kasus ini, yaitu Syamsul Anwar dan istrinya Radika, anaknya M Tariq, dan keponakannya Zakir beserta dua pekerja yaitu Kiki Andika, Bahri dan seorang sopir bernama Fery. Mereka dikenakan pasal pembunuhan, penganiayaan, pengeroyokan, KDRT, dan perdagangan manusia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaHal itu perlu dilakukan agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Baca SelengkapnyaTengkorak dan tulang-belulang manusia itu ditemukan warga yang sedang menguras sumur.
Baca SelengkapnyaWarga menyebutkan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah berlangsung sejak Sabtu dini hari.
Baca SelengkapnyaPetugas SDA saat itu sedang membersihkan saluran air dan mencium bau menyengat.
Baca Selengkapnya