Diduga Dianiaya, Ketua PAC Gerindra Sindang Jaya Meninggal Dunia
Merdeka.com - Diduga menjadi korban penganiayaan, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Tasikin Doni Prastianto meninggal dunia.
Salah satu kerabat korban, yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan, kematian pria yang akrab disapa Doni itu, sangat janggal. Mengingat korban tidak pernah mengalami sakit parah sebelum menghembuskan nafas terakhirnya di RS Anisa, pada Mei 2019 lalu.
Kerabatnya itu, bahkan menduga kematian almarhum Tasikin Doni, karena aksi penganiayaan yang dilakukan seorang petinggi Gerindra di Tangerang berinisial RGS. Mereka baru berani bicara ke media tiga bulan kemudian setelah korban meninggal karena takut.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Kapan penganiayaan terjadi? Kronologi Versi KorbanSebelumnya, Korban Dwi Ayu menceritakan kisah pahitnya itu terjadi pada 17 Oktober 2024 lalu.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
"Kami dapat keterangan dari almarhum sebelum meninggal. Jadi satu hari pasca pencoblosan, tanggal 18 April, korban mengumpulkan form C1 dari TPS, tapi karena terjadi salah komunikasi, korban membawa berkas form C1 ke kantor DPC. Atas kesalahan itu, diduga pelaku penganiayaan, RGS meminta korban datang ke rumah untuk menyerahkan form C1 tersebut," terangnya, Selasa (30/7).
Di rumah RGS ini, kemudian korban mendapat perlakuan tak wajar, mulai dari caci maki, dimarahi hingga dipukul dan dicekik sampai terjatuh.
"Korban sempat menceritakan masalah ini ke saya dan teman-teman PAC lainnya. Bahkan masalah ini sudah pernah dibahas di DPC. Pasca kejadian, korban juga enggan melapor kepada pihak berwajib dengan alasan keamanan keluarga, padahal banyak pihak ingin membantu membuat laporan Polisi saat itu," terangnya dihadapan sejumlah wartawan.
Sementara keterangan dari rekan korban lainnya, Cahyo mengungkapkan, kalau dirinya baru mengetahui adanya aksi penganiayaan itu, setelah korban dirawat di RS Anisa Kota Tangerang.
"Berdasarkan keterangan rekan-rekan korban yang saya temui di RS, menyebutkan Doni memang dipukuli oleh ketua DPC Partai Gerindra di rumah pelaku. Saya sempat mengajak keluarga korban untuk melapor ke polisi, tapi keluarganya takut. Keluarga hanya berharap pelaku meminta maaf secara langsung," bilangnya.
Cahyo menjelaskan, sesuai keterangan dari istri korban, setelah terjadi penganiayaan, Doni sering mengeluh sakit.
Padahal menurut keterangan dokter, semua organ tubuh seperti ginjal dan jantung tidak ada masalah. Hanya saja lambung korban bocor dan gas yang dihasilkan dari lambung tersebut menyebar ke seluruh organ tubuh sehingga korban mengalami sesak napas.
"Kejadian itu diceritakan semuanya baik ke orang-orang terdekat maupun ke ketua RT yang ada di peruhaman tempat korban tinggal. Tapi korban tidak mau melapor," terang dia.
Dihubungi terpisah, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Tangerang RGS membantah, informasi yang menyebutkan dirinya telah melakukan penganiayaan terhadap salah satu pengurus partai tersebut.
"Tidak benar, itu berita hoaks, ada yang ingin menjatuhkan saya secara politik. Kalau ada saksi, ya sudah lapor saja ke polres, nanti saya tangkap dia. Saya tangkap dia nanti, lapor saja semuanya," jawab RGS.
Dirinya, dengan tegas bahkan menyebutkan bahwa kematian korban, karena sakit yang diderita.
Hal itu diperkuat dari hasil pemeriksaan medis rumah sakit yang menyebutkan korban mengidap penyakit lambung, bukan karena pemukulan.
"Kalau terkait luka lebam pada korban, harusnya ada laporan ke polres. Inikan tidak ada laporan atau BAP," terang RGS.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga Dini Sera Afriyanti, pacar Gregorius Ronald Tannur anggota DPR RI yang tewas dianiaya tak terima dilaporkan balik.
Baca SelengkapnyaMantan Wakapolri ini menyoroti tajam terkait vonis bebas hingga kasus penganiayaan menyebabkan Dini meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPelaporan terhadap pengacara dan keluarga dari Dini Sera Afriyanti ini dibenarkan oleh pengacara Ronald Tannur, Lisa Rahmat.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga anak dari anggota di DPR RI dari PKB.
Baca SelengkapnyaDepan para anggota dewan di Komisi III DPR, menegaskan bahwa korban penganiayaan Ronald Tannur itu meninggal akibat pendarahan hebat
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat tersangka Gregorius digiring keluar menuju ruang tahanan.
Baca SelengkapnyaSelain WH, tim jaksa penyidik Jampidus juga memeriksa saksi berinisial DCR selaku anak ZR.
Baca SelengkapnyaPara pelaku kesal dengan tingkah laku Dimas di dalam sel.
Baca SelengkapnyaDugaan intervensi itu diungkapkan pengacara Dini Sera Afrianti, Dimas Yemahura.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR menerima audiensi keluarga korban penganiayaan Dini Sera Afrianti oleh Gregorius Ronald Tannur, anak anggota dewan partai PKB, Edward Tannur.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III, Ahmad Sahroni sampai melontarkan umpatan kasar mendengar hakim memutuskan Ronald Tannur bebas
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan maut yang dilakukan GRT terhadap DSA.
Baca Selengkapnya