Diduga dianiaya, pasien RS jiwa Palembang tewas di kamar
Merdeka.com - Karyawan dan pasien Rumah Sakit Jiwa Ernaldi Bahar Palembang dihebohkan dengan penemuan mayat seorang pasien tergeletak di kamar. Diduga, korban tewas karena penganiayaan.
Korban adalah Hambali bin Kalim (36), warga Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Jenazah diketahui baru dua bulan dirawat di rumah sakit jiwa tersebut.
Jasad korban ditemukan pertama kali seorang pasien lainnya, Minggu (24/4) kemarin, sekira pukul 18.00 WIB. Usai mengetahui kejadian itu, tiga jam kemudian karyawan rumah sakit baru melapor ke polisi.
-
Bagaimana kondisi kepala korban saat ditemukan? Kondisi korban sudah terbujur kaku. Di kepalanya tertancap kayu.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
Kapolsek Sukarami Palembang melalui Kanit Reskrim Iptu Heri mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah korban ke kamar mayat RS Bhayangkara Palembang. Saat olah TKP, di antara kamar korban dan toilet yang berjarak sekira 30 meter ditemukan bercak darah.
"Tadi malam korban ditemukan dalam keadaan tewas. Ada bercak darah di tempat kejadian," ungkap Heri, Senin (25/4).
Untuk menyelidiki kasus ini, kata dia, pihaknya akan memeriksa pihak rumah sakit. Sebab, selama dirawat korban diketahui belum dapat berjalan dengan lancar dan untuk makan terkadang disuapi perawat termasuk pasien lain yang berangsur sehat.
"Kita belum bisa memastikan apakah korban dibunuh atau bagaimana. Kita nunggu hasil visum dokter dulu," ujarnya.
Pamin Yandokpol Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Ipda Edinson menjelaskan, terdapat luka memar di kepala dan wajah korban. Luka tersebut diduga disebabkan benturan benda tumpul. "Dari hasil visum kita bukan bunuh diri," terangnya.
Pihak rumah sakit belum memberikan keterangan terkait peristiwa itu. "Maaf, kami tidak bisa komentar. Tunggu dua hari lagi, direktur kami lagi tugas di luar," ujar salah seorang petugas rumah sakit jiwa itu.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang tahanan berinisial ZAN (26) tewas di dalam Lapas Bulakkapal Bekasi.
Baca SelengkapnyaKeluarga menemukan luka memar di dahi dan leher. Mereka menduga anaknya tewas akibat kejahatan.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.
Baca SelengkapnyaAde memastikan pada saat ditemukan, korban masih dalam keadaan utuh.
Baca SelengkapnyaKaget melihat korban tengkurap di depan kamar mandi, Iwan kemudian memberitahu istri dan kerabat lainnya.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan tergelatak di lantai satu ruko, tepatnya di kamar samping ruang praktik dokter.
Baca SelengkapnyaTahanan Lapas Bekasi ditemukan tewas tergantung menggunakan handuk di kamar mandi.
Baca SelengkapnyaKerabat korban, Aswan menjelaskan, ada sejumlah luka di tubuh Sahrullah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil sementara autopsi, ditemukan patah tulang leher korban.
Baca SelengkapnyaDugaan penganiayaan itu dikuatkan temuan sementara kepolisian pada tubuh korban terdapat luka lebam.
Baca SelengkapnyaPerawat tersebut sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaMayoritas kematian mereka tak wajar, bahkan sengaja dibunuh.
Baca Selengkapnya