Diduga diculik, gadis cantik dibawa kabur pria ngaku anggota TNI AU
Merdeka.com - Puri Yuntari Resti Kanna, putri seorang anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dilaporkan hilang. Diduga, gadis berusia 22 tahun itu diculik dari indekos oleh tiga orang pria yang mengaku anggota TNI Angkatan Udara (AU).
Serda Maskan Dirwanto mengatakan, pelaku mengaku bernama Sulton Sarif berpangkat Lettu Penerbang, menjemput putrinya bersama dua pria lainnya pada 26 April 2016 lalu. Ketika itu, Puri mengaku dijemput karena akan dilamar langsung.
"Setelah naik mobil ke arah rumah saya, ternyata sampai jalan sini (dekat rumah) enggak belok tapi malah bablas," kenang Maskan yang merupakan anggota Koramil 03 Kodim 0717/Purwodadi saat dihubungi merdeka.com, Senin (9/5).
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Kenapa pelaku mengincar korban? “Pelaku pertama kali melihat korban saat turun dari bus Bintang Timur di Jalan Urip Sumoharjo. Dari situ, kedua pelaku berboncengan dan membuntutinya hingga di depan rumah dan langsung menarik tas korban,“ ujarnya saat di Mapolsek Rappocini Makassar, Senin (22/1).
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang kabur dari X? Pada 6 November, sekitar 115.000 pengunjung web di AS memutuskan untuk menonaktifkan akun mereka, menurut laporan dari Similarweb.
-
Kenapa pasukan penculik menculik jenderal? Hal ini dilakukan karena di rumah Nasution dan Yani terdapat pasukan pengawal. Sementara di rumah-rumah jenderal lain, tidak ada pengawal.
Sejak itu, dia tidak mengetahui lagi nasib putrinya. Bahkan, penculik tidak pernah menghubunginya langsung, apalagi sampai meminta uang tebusan, namun penculiknya diketahui pernah menghubungi teman-teman korban untuk dimintai uang, jumlahnya bervariasi.
"Pernah rekannya diminta Rp 1 juta, Rp 500 ribu, Rp 200 ribu bahkan Rp 100 ribu juga pernah. Alasannya buat kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.
"Ini anak saya baru kemarin dimintai, laki-lakinya yang minta. Semua saya suruh cut sampai tahu alamat terakhirnya di mana," ungkapnya.
Sampai kini, Maskan masih terus berusaha mencari jejak putrinya yang hilang. Dari pencarian terakhir diketahui Puri berada di sebuah kota di Provinsi Sumatera Selatan.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menangkap pelaku inisial FA (24) dan menjebloskannya ke jeruji besi.
Baca SelengkapnyaSetelah kabur pasien tersebut diduga diperkosa oleh seorang pria. Peristiwa itu terjadi pada Senin (11/12) malam.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan penculikan dan pencabulan itu kemudian ditangani unit PPA Polres Tangsel.
Baca SelengkapnyaPelaku melihat korban bermain bersama temannya. Kemudian mendekat dengan modus bertanya alamat. Saat itu korban dibawa pergi.
Baca SelengkapnyaSeorang anak perempuan berinisial S (4) menjadi korban penyanderaan oleh seorang pria tua.
Baca SelengkapnyaPelaku penculikan dan pemerkosaan terhadap dua siswi SD di wilayah Kota Tangerang Selatan, diduga merupakan pelaku yang sama.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaSetelah diinterogasi, ternyata pelaku merupakan pelaku perampokan yang selama ini diburu polisi.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku kesepian dan perlu teman hingga akhirnya mengajak korban keliling naik motor.
Baca SelengkapnyaKorban K telah mentransfer uang sebesar Rp.3.000.000 yang awalnya diyakinkan pelaku untuk mengurus surat cerai.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga motif pria berinisial IJ (54) penyandera bocah di Pejaten karena urusan dengan ibu korban.
Baca Selengkapnya