Diduga ikut Gafatar, warga Garut pulang dalam kondisi lusuh & labil
Merdeka.com - Tiga warga Garut, Winarti (42) dan kedua anaknya, Sri Putri Rahma (17) dan Andi Permana (10), yang dilaporkan hilang diduga gabung Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah kembali ke rumahnya. Mereka meninggalkan rumah sejak 29 Desember 2015 lalu.
Linda Ibrahim adik dari suami Winarti mengatakan, ketiganya pulang pada Kamis (14/1) malam lalu. Winarti pada suaminya Heriadi Atmajaya memberi kabar tengah berada di Bekasi.
"Akhirnya ditanya dimana posisinya, mereka jawab di terminal, kita langsung koordinasi dengan kepolisian," kata Linda saat dikonfirmasi, Senin (18/1).
-
Siapa yang merasa marah? Jordi Onsu, pamannya, merasa marah. Jordi menegaskan bahwa Betrand Peto telah diberi kasih sayang penuh oleh keluarga Ruben Onsu dan tidak pernah dianggap sebagai anak angkat, tetapi sebagai bagian dari keluarga.
-
Siapa yang sering merasa galau? Tidak bisa dipungkiri, semua orang tentu pernah merasakan galau. Akan tetapi, istilah ini lebih akrab dengan perasaan anak muda yang masih cenderung tak stabil.
-
Kenapa Ganjar heran? 'Kalau MK-nya juga kena, terus kemudian KPU-nya kena etika, apa yang kemudian kita bisa banggakan pada rakyat di proses Pemilu ini?,' heran Ganjar menandasi.
-
Kenapa istri marah? Sebagai istri itu pasti ada rasa cemburu, ' tulis akun aishlatf
-
Siapa yang berteriak histeris? Tapi entah mengapa sang sopir langsung membanting setirnya ke kiri dan ke kanan dan sambil terus berteriak histeris sampai Layla Pun ikut panik.
-
Bagaimana Wina Natalia hadapi tekanan? Wina mengatakan bahwa meskipun posting-an di media sosial baik-baik aja, sebenarnya tidak semua orang merasakannya. Wina mengatakan bahwa tekanan dalam hidupnya sudah sangat besar.
Namun beberapa saat usai komunikasi berlangsung ketiganya tiba-tiba sudah sampai di depan rumah. Menurut Linda, ada hal yang ganjil jika mereka memang ada di Bekasi. Seharusnya jika ada di Bekasi, mereka tiba di Garut pada dini hari.
"Tapi itu sampai malam Jumat itu. Kita masih belum ngerti apa ada yang nganter atau gimana," jelasnya.
Saat tiba di rumah keluarga juga tidak menemukan barang-barang bawaan yang mencurigakan. Mereka datang dalam kondisi lusuh dan mengenakan pakaian biasa. "Kemungkinan itu ditinggal atau bagaimana kita belum tahu," katanya.
Sampai saat ini keluarga masih kesulitan komunikasi dengan lancar dengan korban. "Kita belum bisa komunikasi banyak hari ini, masih ngelantur, malah kadang marah-marah. Itu pun mereka gak mau ngobrol sama orang luar," terangnya.
Keluarga mencurigai, ketiganya mengalami cuci otak oleh kelompok Gafatar. "Sejauh ini dirinya (Winarti) mengakui ajaran Gafatar, dia menyanggah kalau Gafatar itu sesat, dirinya juga nyaman dengan bergabungnya mereka ke Gafatar," ucapnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaPutri bercerita harus meninggalkan tiga anaknya demi pengabdian kepada Garut.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca SelengkapnyaGanjar harus melewati jalan terjal dan berliku menginap di rumah warga
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaAkses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca Selengkapnya