Diduga karena banyak PKL, penyewa di Sumsel Expo merugi
Merdeka.com - Pemilik stand Sumsel Expo yang digelar dalam rangka Asian Games 2018 di Dekranasda Jakabaring Palembang mengeluhkan sepinya pengunjung. Dalam sehari, penghasilan mereka tak lebih dari Rp 50 ribu saja.
Pendapatan pedagang berbanding terbalik dengan besaran sewa sebesar Rp 3 juta selama pameran berlangsung sejak 16 sampai 25 Agustus itu. Padahal, jumlah pengunjung ditargetkan lebih dari delapan ribu orang.
Salah seorang pedagang, Anti (35) mengatakan, dirinya harus gigit jari akibat sepinya pembeli. Apalagi, dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan karena datang jauh-jauh dari Kabupaten Empat Lawang, Sumsel.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Kenapa pedagang enggan kembali ke Pasar Kanjengan? Penyebabnya pedagang yang biasanya berjualan di samping Masjid Agung Jawa Tengah enggan menempati kembali Pasar Kanjengan selesai direnovasi. Padahal bangunan pasar itu tergolong baik dengan fasilitas yang memadai.
-
Kenapa Pak Wuri merasa susah berjualan di Pasar Ploso? 'Makanya susah kalau jualan di sini. Sebenarnya sudah dikasih rezeki sama yang kuasa tapi nyarinya itu yang bingung,' curhat Pak Wuri dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
-
Kenapa pedagang ragu Pasar Jongke ramai? Walaupun begitu, pedagang masih ragu apakah pasar itu bisa terus ramai pengunjung. Terutama bagi pedagang yang berjualan di lantai dua.'Karena orang tua kan capek kalau naik. Yang punya penyakit nanti nggak mau naik karena tenaganya tidak mumpuni,' kata Ibu Adib, salah seorang pedagang Pasar Jongke yang berjualan di lantai 2 pasar, dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
-
Kenapa pedagang di Salatiga libur jualan? “Ini menjadi wujud kekompakan dari para pedagang sehingga hari ini kita sepakat untuk libur untuk mengikuti upacara hari kemerdekaan ini dengan semangat agar Indonesia bisa lebih maju,“ kata Siswanto, salah seorang dari panitia acara.
-
Apa yang disita dari pedagang? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas,' kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
"Yang datang paling sepuluh sampai lima belas orang saja. Sehari cuma dapat Rp 50 ribu, jauh dari yang diperkirakan. Rugi besar tak bisa menutupi uang sewa," katanya, Minggu (19/8).
Menurut dia, banyak faktor yang membuat pengunjung sepi. Di antaranya jarak antara lokasi pameran dan Jakabaring Sport City (JSC) terbilang jauh, parkir kendaraan mahal (Rp 5.000-25.000), dan menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) yang melanggar persyaratan dari panitia.
"Katanya kaki lima tidak boleh menjual barang di luar ketentuan, nyatanya banyak PKL yang menjual sama dengan produk kami," ujarnya.
Dikatakannya, panitia berjanji akan menertibkan PKL liar. Namun, hingga saat ini mereka masih bebas berjualan dengan harga murah.
"Tadinya kami target bisa tembus sejuta per hari, tapi cuma Rp 50 ribu dari pagi sampai malam. Menyesal juga ikut jualan sini, online saja bisa tembus Rp 350 sehari," keluh Anti.
Keluhan yang sama disampaikan Meny (37). Dia berharap, di sisa waktu pameran hingga 25 Agustus nanti, panitia mengambil kebijakan agar peserta stand yang resmi dapat mengembalikan modal.
"Kalau begini paling tidak balik modal saja, tidak perlu untung lagi," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaPadahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaTempat wisata itu menawarkan pesonanya sendiri, tapi entah kenapa kini sepi pengunjung.
Baca SelengkapnyaGunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaBerhenti di jembatan bisa memicu kemacetan hingga kecelakaan. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaPengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Baca Selengkapnya331 Lapak PKL di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor ditertibkan oleh Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi menghadirkan banyak aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk berbelanja dari jarak jauh.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca Selengkapnya