Diduga Kelelahan, Petugas KPPS di Lahat Melahirkan Prematur dan Bayinya Meninggal
Merdeka.com - 12 petugas Pemilu meninggal dunia akibat kelelahan usai pencoblosan di Sumatera Selatan. Nasib tragis juga dialami seorang anggota KPPS, yang harus melahirkan secara prematur dan bayinya tak dapat diselamatkan.
Dia adalah Suliyani (40), anggota KPPS TPS 01 Desa Lubuk Atung, Kecamatan Pseksu, Lahat, Sumatera Selatan. Peristiwa itu bermula saat Suliyani mengalami gejala maag dan darah tinggi usai menjalankan tugasnya, Kamis (18/4).
Dia pun dilarikan ke RSUD Lahat. Lantaran membahayakan janin dalam kandungan berusia 7,5 bulan, dokter menyarankan agar dilakukan operasi cesar.
-
Kenapa petugas pemilu di Klaten meninggal? Camat Gantiwarno Retno Setyaningsih mengatakan, beberapa hari sebelumnya ia sempat mengeluh sakit. Walau begitu pada hari pemungutan suara, Dewi berada dalam kondisi fit. 'Tapi kan KPPS banyak kerjaannya. Mungkin capek. Beliau punya Riwayat penyakit gula,' kata Retno dikutip dari ANTARA pada Kamis (15/2).
-
Siapa petugas pemilu yang meninggal di Klaten? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
-
Bagaimana petugas pemilu di Sleman meninggal? Di Kabupaten Sleman, seorang petugas satuan perlindungan masyarakat (linmas) dilaporkan meninggal dunia sehari setelah mengamankan pemungutan suara Pemilu 2024. Petugas linmas itu bernama Sukidi, bertugas di TPS 1 Bulus Kidul, Candibinangun, Pakem, Sleman.
-
Dimana petugas pemilu di Jateng meninggal? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.
-
Bagaimana PPK melakukan tugasnya dalam pemilu? Dalam menjalankan tugasnya, PPK harus menjaga netralitas dan independensinya sehingga proses pemilihan umum dapat berjalan secara adil dan transparan.
-
Siapa yang ikut membantu Kapolresta Pekanbaru mensosialisasikan Pemilu Damai? Jeki menjelaskan Bawaslu yang hadir turut menjelaskan soal proses singkat tentang persiapan Pemilu.
Namun, Suliyani menolak dan memilih pulang ke rumah setelah opname empat hari, Senin (22/4). Keesokan harinya, Suliyani justru merasakan sakit di bagian perut dan kembali dirujuk ke rumah sakit.
Sehari kemudian, Suliyani menjalani persalinan normal bayi perempuan dengan berat 1.400 gram dan panjang 15 sentimeter. Karena prematur, anak keenam Suliyani itu dirawat di inkubator, namun nyawanya tak tertolong lagi dalam perawatan, Jumat (26/4) siang.
Ketua KPU Lahat Nana Priana mengaku turut berbelasungkawa atas kejadian itu. Pihaknya telah membesuk petugas Pemilu tersebut untuk memberikan semangat agar tidak larut dalam kesedihan.
"Bagaimanapun kondisinya, ibu Suliyani tetap menjalankan tugas dengan baik. Dedikasi beliau terukir dalam sejarah demokrasi, kami apresiasi sekaligus menyampaikan belasungkawa," kata Nana.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengungkapkan jumlah petugas KPPS yang sakit jumlahnya terus bertambah.
Baca SelengkapnyaLima petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia seusai mengawal pelaksanaan Pemilu 2024. Mereka diduga kelelahan.
Baca SelengkapnyaDari catatan KPU Bali, petugas ketertiban atau petugas Lingkungan Masyarakat (Linmas) yang meninggal dunia bernama Muhammad Arif (65).
Baca SelengkapnyaSeorang lagi anggota Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia, Sabtu (17/2).
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 12 petugas Pemilu Sumbar meninggal dunia dan 50 orang jatuh sakit pada pelaksanaan Pemilu.
Baca SelengkapnyaMeski perhitungan berlangsung hingga dini hari keesokan harinya para petugas tersebut sampai saat ini dalam kondisi sehat.
Baca SelengkapnyaRatusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaDalam proses administrasi nantinya lebih dulu akan diverifikasi ahli waris sebagai penerima santunan.
Baca SelengkapnyaPetugas yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp36.000.000
Baca SelengkapnyaKPU RI akan menjalankan kewajiban dengan memberikan hak terhadap yang ditinggalkan
Baca SelengkapnyaMereka meninggal di saat sedang dan usai bertugas pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKPU melaporkan enam petugas KPPS meninggal dunia dan 115 orang mengalami kecelakaan atau sakit saat Pilkada Serentak 2024
Baca Selengkapnya