Diduga makan beras plastik, bocah 10 tahun di Medan muntah-muntah
Merdeka.com - Kabar mengenai beredarnya beras sintetis terbukti meresahkan masyarakat. Keluarga di Medan bahkan menduga putrinya jatuh sakit akibat mengonsumsi beras itu.
Bunga Sinta (10), bocah warga Jalan Setia Budi, Tanjung Sari, Medan, memang mengalami muntah-muntah dan harus dirawat di RS Sari Mutiara, Jalan Kapten Muslim Medan. Bocah kelas IV SD ini merasa kesakitan di bagian perut.
"Waktu itu (Jumat, 22/5) wajah anak saya pucat. Badannya lemas dan kesakitan di bagian perut. Tiba tiba saja sakitnya, tapi seperti orang sudah sakit lama. Padahal selama ini anak saya tidak ada menderita penyakit apa pun," ujar Suryani (38), ibu Bunga, Minggu (24/5).
-
Apa itu sampel dalam penelitian? Sementara sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti.
-
Mengapa polisi memeriksa DNA tali? Polres Metro Jakarta Utara fokus menunggu hasil pemeriksaan DNA dari satu keluarga yang tewas bunuh diri di apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara. Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menjelaskan DNA yang dicek oleh petugas adalah tali yang dipakai mengikat tangan satu keluarga ini saat melompat. 'DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu,' ucapnya, Senin (18/3).
-
Bagaimana cara mendeteksi produk berbahaya? Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengecek daftar bahan dalam produk, yang juga bisa dilakukan oleh konsumen.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Bagaimana Bulog memastikan kualitas beras? 'Ada keluhan mengenai berasnya? Menurut saya itu berasnya lebih bagus dari yang saya makan. Saya tadi ditunjukkan oleh Pak Kepala Bulog di dalam, 'Pak ini yang dibagi'. Agak pulen ya tapi enak kan? Itu beras yang kita bagi itu premium,' tanya Presiden, yang dijawab positif oleh hadirin.
Bukan cuma Bunga, seluruh anggota keluarga Suryani juga sempat mencret dan muntah. Tapi awalnya mereka belum mencurigai beras itu.
Kecurigaan baru muncul setelah mereka membawa Bunga, yang mengalami gejala paling parah, ke klinik terdekat. Dokter mengatakan bocah itu mengalami luka di lambung sehingga disarankan memakan bubur. "Curiganya di situ, setelah makan bubur langsung muntah-muntah lagi," kata Suriani.
Ramainya pemberitaan di media massa mengenai beras sintetis membuat mereka curiga terhadap beras yang dibelinya di warung dekat rumahnya sepekan lalu. Bersama Sihombing, Kepala Lingkungan IX Tanjung Rejo, keluarga itu melakukan pengujian sederhana.
"Kami memeriksa beras itu dengan memasukkannya ke dalam air, memang ada yang mengapung. Keraknya juga keras dan lengket seperti plastik," ucap Suryani.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polsek Sunggal. Beras yang dicurigai sebagai pemicu sakitnya bunga pun diserahkan. "Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. Untuk sementara barang bukti beras masih di uji di laboratorium. Nanti hasilnya akan kami sampaikan," kata Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu Oscar S Setjo. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaBPOM Mamuju menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) pada sampel makanan yang diserahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar).
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaTemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju ditemukan bakteri E-Coli dari sampel PMT tersebut.
Baca SelengkapnyaSelanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, siswa siswi SD 1 Klepu Jepara yang keracunan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa dua orang pemilik acara, yakni pasangan suami istri (pasutri) SY dan DM.
Baca SelengkapnyaRatusan karyawan pabrik mengeluh mual, muntah-muntah, kepala pusing, dan badan lemas.
Baca SelengkapnyaDinas Pangan melakukan pemeriksaan setelah seorang warga sakit setelah mengonsumsi beras yang diduga sintesis.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca SelengkapnyaAdapun bahaya yang ditimbulkan ke tubuh manusia bersifat akumulatif atau tidak langsung terasa.
Baca SelengkapnyaProgram tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).
Baca Selengkapnya