Diduga malapraktik, bidan di Riau mandikan bayi pakai es batu
Merdeka.com - Diduga melakukan malapraktik yang mengakibatkan tiga orang tewas, seorang bidan berinisial EN, warga Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis dilaporkan ke Polda Riau. Bidan EN itu dilaporkan oleh keluarga korban.
Keluarga korban yang melapor adalah SM Pasaribu, Nurlela dan Wama. Korban yang meninggal dunia setelah dirawat oleh bidan EN adalah satu orang dewasa dan dua bayi.
Laporan pertama dilaporkan oleh SM Pasaribu warga Jalan Sialang Rimbun RT 04/RW 03 Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis. Menurutnya, pada Selasa (6/3) tahun 2012 lalu, istrinya Nursia Br Simbolon merasa sakit pada hulu hatinya, kemudian korban meminta Solidai Br Pasaribu (adik ipar korban) untuk menjemput bidan EN.
-
Kapan dua bayi tersebut meninggal? Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi bahwa keduanya meninggal antara tahun 1616-1503 SM.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Kapan bayi-bayi itu meninggal? Hampir setengah dari bayi yang ditemukan meninggal selama masa perinatal, khususnya antara minggu ke-27 kehamilan dan pekan pertama kelahiran.
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
Setelah diperiksa, bidan EN memberikan obat kepada Nursia. Selang beberapa menit setelah meminum obat tersebut, Nursia mengeluarkan keringat dingin, badannya merasa lemas. Lalu buang air besar berwarna hitam. Melihat kondisi istrinya semakin memburuk, SM Pasaribu menyuruh adiknya Solidai untuk menjemput bidan Risdiana Sagal. Sesampainya di rumah korban, bidan Risdiana langsung memasang infus kepada korban. Namun nyawa korban tidak tertolong lagi.
Laporan selanjutnya dilaporkan oleh Nurlela Rumah Hurbo (23), warga Jalan Dusun Air Hitam, Semunai, Pinggir, Bengkalis. Dalam laporannya Nurlela pada Selasa (18/12) tahun 2012 lalu di tempat praktik bidan EN, Pinggir, Bengkalis, Nurlela melahirkan anak pertamanya. Tapi setelah anak korban lahir, bidan EN malah memberikan tubuh bayi tersebut dengan batu es selama setengah jam dengan alasan untuk mengejutkan bayi tersebut.
Setelah itu, bidan EN membawa bayi Nurlela ke Puskesmas Desa Muara Basung untuk mendapatkan oksigen. Namun sesampainya di Puskesmas pihak Puskesmas menyatakan anak pertama Nurlela tersebut sudah meninggal dunia.
Dan ketiga, yang melaporkan bidan EN itu adalah Wama (suami korban). Di mana pada Minggu (8/10) tahun 2012 di Jalan Sialang Rimbun RT 04/RW 03, Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis, Juleha melahirkan anak pertamanya di rumah dan dibantu oleh Tinak (nenek korban). Anak korban lahir dengan kondisi sehat. Lalu Tinak memotong dan mengikat tali pusar cucunya.
Karena merasa kurang yakin, keluarga memanggil bidan EN untuk mengikat tali pusar anak korban. Ketika sampai di rumah, bidan EN memandikan anak korban dengan batu es alasannya untuk mengejutkan bayi tersebut. Kemudian bidan EN malah memberi bibir bayi itu dengan lada hitam. Setelah itu bidan EN menjemurnya. Selesai dijemur bayi tersebut ditidurkan di tempat tidurnya. Namun tidak lama kemudian saat korban melihat anaknya, ternyata anaknya sudah tiada.
Terkait tiga laporan malapraktik tersebut, Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengatakan, akan menyelidiki kasus ini. "Laporannya saat ini masih didalami dan dalam penyelidikan pihak Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrium), Polda Riau," ujar Guntur, Rabu (2/10).
Korban dan beberapa saksi, tambah Guntur, sudah diperiksa penyidik. "Penyidik akan memanggil beberapa saksi lagi dan termasuk terlapor guna mendalami kasus tersebut," kata Guntur. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaDiduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaSelama ini ibu korban jarang bersosialisasi dengan masyarakat dan ada dugaan depresi.
Baca SelengkapnyaIbu yang menenggelamkan anaknya ke dalam ember didiagnosa alami gangguan jiwa
Baca SelengkapnyaPolisi baru mendapatkan laporan peristiwa itu pada 25 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaPasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.
Baca SelengkapnyaSelain barang bukti, polisi juga telah meminta keterangan dari tiga saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaKepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaKedua korban diketahui tinggal di lantai atas rumah. Wanita hamil itu diketahui hendak menyelamatkan adiknya, namun mereka terjebak di kamar mandi.
Baca Selengkapnya