Diduga terlibat jaringan JAD, seorang warga Lampung Selatan ditangkap Densus 88
Merdeka.com - Densus Antiteror 88 mengamankan warga Lampung terduga teroris berinisial HS di Dusun Titi Rantai, Kecamatan Rejosari, Lampung Selatan, Senin (25/6) pukul 14.30 WIB. Dia diduga ikut dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Dari lokasi yang kurang lebih berjarak 10 kilometer (km) dari jalan utama Bypass Soekarno-Hatta, petugas mengamankan HS dengan 10 barang di antaranya telepon genggam, buku-buku bertuliskan tulisan Arab dan beberapa kumpulan kertas.
Berdasarkan keterangan Babhinsa Koramil 421/06 Natar, Lampung Selatan, Serma Sugiyo, dari kediaman Heru petugas membawa sejumlah barang.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa yang diduga dikuntit Densus 88? Adapun dugaan Jampidsus diduga dikuntit oknum Densus 88 saat makan di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
"Benar tadi ada yang datang ke rumah ini, katanya dari Polda," kata Sugiyo. Dikutip dari Antara.
Sementara Kapolsek Natar Kompol Rosef Effendi mengatakan, pihaknya hanya mem-backup pengamanan terduga teroris.
"Sifatnya kami hanya membantu. Hanya itu saja, selebihnya itu merupakan ranah Densus," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Intelijen dan Keamanan Polda Lampung Kombes Pol Amran Ampulembang menyatakan sudah menerima informasi terkait pengamanan seorang terduga teroris di Dusun Titi Rantai, Kecamatan Rejosari, Lampung Selatan.
"Sekarang sedang dalam proses penyelidikan. Tadi saya juga sudah dengar informasi itu dari anggota saya. Kemungkinan kuat terduga teroris itu termasuk dalam jaringan JAD," ujarnya.
Kakak Ipar HS, yakni BS yang ditemui di lokasi mengaku juga diminta turut serta dalam penggeledahan di rumah HS. Namun dia berkata tidak melihat HS dibawa oleh polisi.
"Enggak ada dibawa. Dia itu lagi menggembalakan kambing. Bentar lagi juga dia pulang," ujarnya.
Pria berusia 63 tahun yang mengaku sudah memiliki kekurangan dalam penglihatan juga mengatakan, adik iparnya tersebut sudah pernah diamankan polisi di Provinsi Aceh terkait gerakan-gerakan separatis seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Setelah itu, dia hanya tahu HS masuk penjara selama enam tahun.
"Dia itu baru datang ke sini, sebelum puasa. Anak ada dua dan istrinya juga tinggal di sini," kata BS.
Ia menyebutkan kehadiran petugas Kepolisian tak membuatnya heran karena jauh hari sebelumnya, petugas Kepolisian acap kali datang ke rumah adik iparnya. BS juga pernah berpesan kepada HS setelah adik iparnya tersebut keluar dari penjara agar tidak lagi berbuat salah, ikut dengan gerakan-gerakan di Aceh.
"Sudah saya pesan ke dia, setelah dipenjara atas perbuatannya jangan lagi begitu. Dia merasa selama ini diawasi, saya bilang jangan takut kalau memang benar. Kalau diawasi, ya itu wajar saja," katanya.
Anak BS, RA (22) mengaku bahwa pamannya dibawa polisi dan rumah pamannya dipasangi garis polisi. "Yang saya lihat tadi paman dibawa polisi," ujarnya singkat.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan dilakukan pada Jumat (14/7) lalu. Kedua terduga teroris tersebut berinisial HSN alias UL dan OS alias O.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini penyidik masih memeriksa keduanya secara intensif.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menangkap enam tersangka diduga terlibat dalam aksi jaringan terorisme di Kalbar dan Sumsel.
Baca SelengkapnyaRamadhan belum bisa mengungkap terkait detail penangkapan dan kronologi belasan tersangka teroris.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaPenangkapan kepada dua terduga teroris inisial LHM dan DW di dua tempat berbeda
Baca SelengkapnyaPelajar berinisial HOK itu merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang masuk dalam jaringan teroris Daulah Islamiyah.
Baca SelengkapnyaSembilan orang yang ditangkap masih menjalani pemeriksaan. Belum ada penjelasan detail soal kegiatan para terduga teroris ini.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menjelaskan terkait dua tersangka yang tewas adalah teroris di Lampung, pada 12 April 2023.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca Selengkapnya