Dihantam gelombang, kapal angkut BBM tujuan Pulau Rote tenggelam
Merdeka.com - Kapal kayu pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berangkat dari Pelabuhan Rakyat (Pelra) Namosain, Kota Kupang tujuan Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), tenggelam di selat Pukuafu.
"Enam penumpang berhasil diselamatkan polisi perairan (Polair) Polda NTT dan Basarnas," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag ops) Polair Polda Nusa Tenggara Timur, Komisaris Polisi Bayu Herlambang di Kupang, Selasa (11/6). Demikian tulis Antara.
Menurut dia, kapal kayu 'Padang Arafah' membawa BBM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pulau tersebut. Namun dalam perjalanan, kapal tersebut dihantam gelombang di selat Pukuafu dan tenggelam.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
Keenam penumpang saat ini masih mengalami trauma, dan belum menjalani pemeriksaan selanjutnya. Belum mengetahui volume BBM yang diangkut kapal itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Rote.
"Kami belum tahu jumlahnya, karena penumpangnya belum diperiksa," katannya.
Kebutuhan BBM di Pulau Rote Ndao masih dilayani dari Kupang. Karena daerah itu belum miliki stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau pun Depo, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, pemerintah mengambil kebijakan mengangkut BBM menggunakan kapal motor biasa. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal yang memuat 40 ton beras dan 30 tabung elpiji tenggelam usai dihantam ombak saat berada di Perairan Selayar.
Baca SelengkapnyaAda dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca SelengkapnyaDua kapal pengangkut BBM tujuan Mentawai terdampar di Pantai Padang setelah terseret ombak dari kawasan Batang Harau.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu mengakibatkan sebagian dari 16 ton beras buloh terendam air.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaNakhoda dan ABK langsung dibawa ke Polres Tapanuli Tengah untuk diminta keterangannya.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengirimkan doa dan berbelasungkawa kepada korban dan keluarga. Demikian juga dengan Penjabat Gubernur, Bahtiar Baharuddin.
Baca SelengkapnyaSebuah pelabuhan di Kota Rodvig, Denmark, porak-poranda setelah dihantam amukan Badai Babet. Inilah penampakannya!
Baca Selengkapnya