Diiming-imingi jajanan, 6 remaja pria asal Sumenep dicabuli guru
Merdeka.com - Enam remaja pria asal Sumenep mendatangi Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ditemani ayah salah dari 6 remaja ini, mereka mengadukan perbuatan tak senonoh yang dilakukan oleh guru mengaji di Pasongsongan, Sumenep, Jawa Timur.
Ahmad Rizali orangtua dari korban MR (14) mengatakan, kasus pelecehan seksual yang menimpa anaknya itu sudah terjadi sejak lama. Pelaku M Salimudin Nafa (45) yang juga tetangga korban awalnya mengiming-imingi korban dengan tawaran jajanan.
Para korban yang merupakan teman sepermainan itu pun tak menolak bujukan dari sang guru. Tak jarang dua di antara korban bahkan kerap ditelepon pelaku.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Di mana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Bagaimana guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
"Mereka dibujuk dan ditawarkan jajanan dan anak-anak ini pun menghampiri pelaku itu," ujar Rizali di Kanto KPAI, Jakarta Pusat, Senin (25/7).
Nelayan asal Sumenep ini menuturkan, para korban kerap digerayangi tubuhnya saat sedang menginap di musala. Tak jarang pula pelaku menyembunyikan barang-barang milik korban agar korban menghampiri dan melakukan tindak pelecehan seksual.
"Mereka sedang menginap di musala, malam-malam digerayangi. Kadang sendal, arloji, buku anak-anak diumpetin biar mereka datang sendiri ke si pelaku," ungkap Rizali penuh emosi.
Dari enam korban yakni MR (14), AG (17), GR (18), SA (14), TG (16), dan AM (16) dua di antaranya menjadi korban pelecehan seksual sejak usia SD. Namun, para korban enggan melaporkan kepada orangtua lantaran mereka diancam dikeluarkan dari sekolah. Hal ini karena selain guru mengaji, pelaku juga anggota komite sekolah tempat para remaja ini bersekolah.
"Kalau dua korban lain itu memang di telepon sengaja suruh datang dan dilecehkan. Kalau enggak ada mereka ini ya gantinya teman-teman yang lainnya," cerita Rizali.
Pria usia 40 ini mengatakan kasus ini akhirnya terungkap setelah salah satu korban mengadukan perbuatan tak senonoh pelaku terhadap orangtuanya. Kemudian saat pelaku tengah menjalankan aksinya di Balai Desa warga pun langsung menggerebek pelaku.
"Jadi dia sedang berada di ruangan tertutup balai desa. Lama digedor akhirnya didobrak dan terbukti sedang melakukan dengan salah satu anak. Malam harinya dia mengaku melakukan dan menyatakan damai dan berjanji tidak akan melakukan mengulang perbuatan yang sama," tutur Rizali.
Sebelum kasus itu terungkap, Rizali mengaku ada perubahan sikap dari anak sulungnya itu. MR menjadi semakin agresif dan tak lagi bermain di sekitar rumahnya. MR lebih sering bermain dengan teman-temannya yang rumahnya jauh dari lingkungannya karena merasa malu menjadi korban pelecehan seksual.
"Perbedaanya jadi susah nurut, gampang marah, dia malu dan menjauh dari lingkungan. Padahal dulu anak saya penurut," tandasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban lebih dulu dicekoki miras dengan alasan agar proses mentato tidak sakit.
Baca SelengkapnyaSeorang guru pria, SF (45), mengalami banyak luka di tubuhnya. Dia dikeroyok oleh dua remaja tak lain murdinya sendiri.
Baca SelengkapnyaPelaku menikam berkali-kali karena kesal korban tak menepati janji soal upah oral seks.
Baca SelengkapnyaKorban berusia 5-12 tahun. Pelaku setiap hari menjadi marbot di musala.
Baca SelengkapnyaVonis yang dijatuhkan kepada terdakwa sesuai dengan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Baca SelengkapnyaSaat ini guru silat bernama Baharudin (56) itu ditahan polisi untuk kepentingan penyidikan.
Baca SelengkapnyaKepolisian juga akan memeriksa kejiwaan pelaku apakah memiliki kelainan atau atau penyimpangan dalam memenuhi hasrat seksualnya.
Baca SelengkapnyaDia mengimingi sejumlah uang untuk murid yang menjadi incarannya.
Baca SelengkapnyaModus guru tersebut mulanya membentu murid tersebut lalu di ajak makan mi ayam.
Baca SelengkapnyaTersangka memanfaatkan cita-cita korban yang ingin menjadi polisi dan TNI. Ia pun mengimingi mereka bisa mencapainya dengan sebuah syarat.
Baca SelengkapnyaPerbuatan tersebut dilakukan berulang kali kepada kelima korban dengan rentang waktu yang berbeda-beda sejak tahun 2018 hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaSeorang guru ngaji di Semarang Barat, PR (51) diringkus polisi karena mencabuli 17 anak didiknya.
Baca Selengkapnya