Dikabarkan dukung salah satu paslon, sikap JK dinilai tak negarawan
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dikabarkan intervensi dalam mengusung Anies Baswedan maju sebagai gubernur DKI berpasangan dengan Sandiaga Uno. Langkah itu menuai kritik. JK dinilai seharusnya tidak pantas mendukung salah satu pasangan calon.
Kritik itu disampaikan Ketua Front Laskar Nusantara, Paulina. Akibatnya, dia menganggap tidak ada sosok negarawan bila adanya dukungan kepada Anies. "Bapak Jusuf Kalla itu menyampaikan pendapat di media itu justru malah membuat situasi tidak dingin, tidak negarawan. Dan saya berharap Bapak Jusuf Kalla harusnya menempatkan diri sebagai seorang negarawan dan partner Bapak Joko Widodo," kata Paulina dalam keterangannya, Sabtu (13/5).
Menurut Paulina, banyak pernyataan JK di media menunjukkan tidak bersikap negarawan dalam Pilgub DKI Jakarta. Kondisi ini terasa berbeda ketika JK notabene ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) tidak banyak berkomentar tentang spanduk berisikan 'pendukung penista agama tidak boleh disalatkan di masjid'.
-
Kenapa PKS usung Anies-Sohibul di Pilgub Jakarta? 'Selanjutnya, rencana pertemuan dengan PKB juga sudah dirancang dan akan dilaksanakan. Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar,' pungkasnya.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Siapa yang usulkan gubernur Jakarta ditunjuk presiden? Ketua Badan Musyawarah Suku (Bamus) Betawi 1982 Zainuddin alias Haji Oding mengungkapkan, rencana gubernur Jakarta ditunjuk oleh Presiden usai Ibu Kota berpindah ke Nusantara merupakan usulan Ketua Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi.
-
Siapa yang menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
"Seharusnya sebagai seorang negarawan saya pikir seharusnya dia bersuara pada saat itu, kenapa tidak bersuara? Ada apa?" ujarnya.
Sementara itu, pakar hukum tata negara Margarito Kamis menilai langkah diambil JK memperlihatkan ketidaksolidan antara Presiden dan Wapres. Menurut dia, ada permasalahan setidaknya komunikasi antara keduanya. "Ini politik bisa ramai, mereka satu paket kok bisa beda haluan?" ujar Margarito.
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkap ada peran Jusuf Kalla dalam pencalonan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017. Dalam pidato di hadapan anggota Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin), Zulkifli menjelaskan asal muasal partai politik non-pengusung Basuki Tjahaja Purnama dalam menentukan calon.
Zulkifli menjelaskan, enam partai yaitu PAN, Demokrat, Gerindra, PKS, PKB dan PPP awalnya sepakat akan mengusung Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno. Namun, seiring perkembangan, keenam partai menyadari pasangan itu akan sulit menang dalam Pilgub DKI. Sehingga, muncul usulan mengusung pengusaha Chairul Tanjung. Namun, lanjut Zulkifli, saat ditawari Chairul Tanjung menolak karena usahanya sedang susah.
Zulkifli menambahkan, setelah mentok, akhirnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyodorkan nama anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak masalah dengan usulan SBY tersebut asalkan Sandiaga Uno menjadi calon gubernurnya. Sebab, Sandiaga telah bergerilya sebagai calon gubernur.
Namun, Zulkifli mengaku Sandiaga Uno mendatangi kediamannya di Jalan Widya Chandra dan menyatakan bersedia menjadi calon wakil gubernur dan AHY menjadi calon gubernurnya, asalkan Zulkifli dapat memfasilitasi pertemuan antara SBY dengan Prabowo. "Nah saya tahu kalau Pak Prabowo, Pak SBY ketemu mesti ada jaminan 5 tahun selesai. Kira-kira itu pak isinya. Sehingga tak jadi ketemu. Sudah putus AHY," kata Ketua MPR ini.
Setelah tak menemukan kesepakatan duet dengan AHY maka Sandiaga Uno kembali pada niatan awal untuk maju sebagai calon gubernur berpasangan dengan calon wakil gubernur kader PKS, Mardani Ali Sera. Di sini Wakil Presiden Jusuf Kalla mengintervensi dan haluan langsung berubah.
Prabowo akhirnya menyetujui mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Padahal, kata Zulkfili, sejak awal tak ada satupun partai politik melirik mantan Mendikbud itu.
"Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak JK. Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh enggak ngaku saya dengar kok teleponnya. Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubahlah. tapi di sini (di Cikeas) sudah kadung mau mengumumkan Agus-Sylvi, jam 2 pagi di sana baru putus akhirnya Anies diambil, Sandi jadi wakil," ujarnya.
Meski terjadi dua koalisi antara enam partai tersebut, Zulkifli menjelaskan keenam partai memiliki tujuan yang sama menginginkan Jakarta harus dijabat Gubernur baru atau dengan kata lain petahana Basuki Tjahaja Purnama harus kalah.
Sementara JK membantah itu disebut intervensi. Meski begitu, JK mengakui berkomunikasi dengan Prabowo Subianto terkait pencalonan Anies. "Bukan (intervensi). Kalau intervensi saya memaksa keputusan saya. Yang mengambil keputusan kan ketua partai, saya hanya berbicara. Apa salah?" kata JK
JK mengakui berbicara dengan Prabowo saat kunjungan kerja di luar negeri. Sebagai Wakil Presiden, JK merasa tak ada salah dalam pembicaraan tersebut. "Saya kan ke luar negeri waktu itu. Tentu berbicaralah apa salahnya, kita bicara dengan pimpinan partai agar semuanya hasilnya baik, negara aman, maju, dan damai. Coba sekarang? Damai kan?" jelas JK.
Bukan tanpa sebab JK melobi ketua umum parpol dan mendorong pencalonan Anies. Menurut JK, Indonesia harus berjalan baik, aman dan moderat. Anies merupakan orang moderat, berpengalaman dan juga dekat dengan Presiden Joko Widodo sehingga tepat untuk diusulkan.
"Anies, orang yang sangat moderat didampingi pengusaha, orang punya pengalaman, orang dekat Jokowi sebelumnya karena dia jubirnya selama enam bulan mendampingi tidak ada orang paling dekat dengan Pak Jokowi, selain Anies selama kampanye, tidak ada orang lain, karena itu orang paling tepat waktu itu agar negeri ini aman, maju, serta tidak ada fitnah, hanya itu," kata JK.
JK mengklaim dirinya hanya sebatas mengusulkan kepada partai politik dan tidak ada intervensi. Keputusan tetap berada di tangan tiap partai politik pengusung. "Kalau intervensi saya memaksa keputusan, saya tidak, yang mengambil keputusan kan ketua partai, saya hanya berbicara. apa salah?" terang JK.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK merupakan salah satu tokoh mendukung pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAnies ternyata merupakan murid politik Jusuf Kalla sejak lama.
Baca SelengkapnyaPKS membuka peluang untuk kembali mengusung Anies sebagai Cagub DKI
Baca SelengkapnyaJK juga bercerita mengenai perubahan sikap Jokowi yang belakangan banyak disorot.
Baca SelengkapnyaSekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menanggapi santai dukungan JK ke Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Ke-12, Jusuf Kalla mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan nomor 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Baca SelengkapnyaAnies direkomendasikan telah didukung maju Pilgub Jakarta 2024 oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPartai NasDem menyambut baik dukungan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla kepada calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaMenurut Budiman, dukungan dari Wapres ke-10 dan ke-12 RI itu tidak berpengaruh banyak ke suara Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil alias RK bakal maju di Pilgub Jakarta 2024. Namun belum diketahui nama pendampingnya.
Baca SelengkapnyaPKS menegaskan mengusung Anies sebagai calon presiden.
Baca Selengkapnyamerupakan tokoh senior dan mantan Ketua Umum Partai Golkar yang sosoknya harus dihormati.
Baca Selengkapnya