Dikepung asap, ribuan warga Palembang gelar salat minta hujan
Merdeka.com - Di tengah kepungan kabut asap, ribuan warga Palembang melaksanakan salat istisqa. Harapannya, hujan segera turun dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Sumsel.
Salat istisqa tersebut dipimpin imam besar Masjid Agung Palembang, KH Nawawi Dencik di halaman Kantor Gubernur Sumsel, Selasa (15/9). Terpantau sebagian besar jamaah mengenakan masker. Sebab, kabut asap nampak tebal dan tercium bau menyengat.
Sekretaris Daerah Sumsel Mukti Sulaiman mengungkapkan, salat istisqa dilakukan karena kondisi cuaca di provinsi itu semakin parah. Ditambah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan membuat kualitas udara memasuki level berbahaya alias tidak sehat.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Apa dampak kabut asap bagi kesehatan? Partikel dan gas polutan yang terhirup telah lama dihubungkan dengan dampak negatif pada kesehatan serta berbagai penyakit dan gangguan. Paparan yang berlangsung dalam waktu singkat dapat memperburuk kondisi akut, seperti asma dan infeksi pernapasan lainnya, serta mengganggu fungsi paru-paru.
-
Kenapa kabut asap bahaya untuk jantung? Dalam jangka pendek, kabut asap dapat menyebabkan hipertensi dan stroke, sedangkan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plek pada pembuluh darah atau arteriosklerosis.
"Kita berdoa agar musim kemarau segera berakhir dan kondisi kembali normal," ungkap Mukti, Selasa (15/9).
Menurut dia, sejauh ini banyak langkah yang dilakukan dalam upaya pemadaman api. Di antaranya hujan buatan, water booming, pemadaman darat, dan yang terbaru pengerahan seribu personel TNI/Polri dari Jakarta untuk turun langsung memadamkan api di wilayah itu.
"Semuanya sudah maksimal. Tapi semua itu atas kehendak Allah," ujarnya.
Sementara itu, dalam khutbah yang disampaikan H Abdul Rahman Ramli, mengajak warga Sumsel selalu memanjatkan doa agar Allah SWT segera menurunkan hujannya di Bumi Sriwijaya. Juga melakukan intropeksi diri terhadap apa yang diperbuat mengisi hidup di dunia ini.
"Ini adalah musibah dari Allah karena ulah kita sendiri. Jaga alam ini sebaik-baiknya dan akhirnya alam juga menjaga umat manusia," tegasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Asap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaAngin puting beliung berputar-putar tepat di tengah jemaah salat istisqa di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaTPAS Pasirbajing, Garut, terbakar sejak beberapa hari terakhir. Warga pun memblokade lokasi itu sehingga pengangkutan sampah dari perkotaan pun terlambat.
Baca SelengkapnyaKabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaPara jemaah haji terpantau memakai payung karena harus menghadapi sengatan panas dari teriknya matahari.
Baca SelengkapnyaLama dilanda kemarau, warga di Jambi lakukan salat istisqa untuk meminta hujan dan langsung dikabulkan.
Baca SelengkapnyaHal ini dampak asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaHari ini Rabu (10/4/2024) seluruh umat Islam merayakan Idulfitri 1 Syawal 1445 Hijriah setelah berpuasa 1 bulan penuh.
Baca SelengkapnyaDalam video terlihat juga beberapa benda yang ada di lokasi terbang dan berjatuhan.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca Selengkapnya