Dikeroyok teman lelaki, siswi MI Aceh Besar tewas di rumah sakit
Merdeka.com - Peristiwa kekerasan dilakukan sesama pelajar terjadi di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Seorang siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Keunaloe, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Nurul Fatimah, meregang nyawa selepas dikeroyok teman-temannya.
Nurul Fatimah masuk rumah sakit setelah dikeroyok teman-temannya usai pulang sekolah. Siswi kelas VI itu dilaporkan dipukuli teman sekolahnya pada 16 September 2015. Korban sempat dirawat jalan di Puskesmas setempat, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Satelit di Indrapuri, Aceh Besar.
Tak lama kemudian, Nurul dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh, pada 26 September 2015 malam. Nurul meninggal dunia setelah beberapa jam dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Bagaimana mahasiswi itu bisa tewas? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Siapa yang gugur di halaman sekolah? Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI.
Menurut Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUDZA Banda Aceh, Azharuddin, ketika sampai, Nurul Fatimah sudah dalam kondisi kritis. Dia mengalami sesak napas dan kepala pusing.
"Kondisi saat kami terima sangat memprihatinkan. Pihak rumah sakit juga berencana melakukan scanning kepala. Namun ditunda hingga kondisinya stabil. Tapi, belum sempat diperiksa, pasien meninggal dunia," kata Azharuddin, seperti dilansir dari Antara, Selasa (29/9).
Selain itu, lanjut Azharuddin, saat dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh, tidak terlihat tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh Nurul. Hanya saja, ada retak sedikit di siku kiri pasien.
"Biasanya secara medis bekas penganiayaan bisa hilang dalam lima hari. Pasien dirujuk ke RSUDZA 10 hari setelah dugaan penganiayaan tersebut," lanjut Azharuddin.
Guna memastikan apakah Nurul mengalami penganiayaan, Azharuddin mengatakan diperlukan otopsi atau bedah mayat. Otopsi harus seizin pihak keluarga pasien.
"Berdasarkan data medis, pasien meninggal karena infeksi paru-paru. Jika ingin mengetahui lebih detailnya, perlu dilakukan otopsi. Dan pasien dilaporkan sudah dikebumikan pihak keluarga," ucap Azharuddin.
Menurut Azharuddin, Nurul meninggal karena infeksi paru-paru.
"Pasien meninggal dunia karena inspeksi paru-paru. Pasien hanya sempat dirawat di RSUDZA beberapa jam setelah dirujuk ke rumah sakit ini," tutup Azharudin.
Anggota DPR RI asal Aceh, HM Nasir Djamil, mendesak polisi di daerah setempat segera mengungkap kasus kematian Nurul Fatimah. Nurul dikabarkan sempat dianiaya oleh sejumlah siswa laki-laki di sekolah itu, lantas wafat beberapa waktu kemudian.
"Pengungkapan kasus tersebut sangat penting agar menjadi pembelajaran bagi masyarakat, terutama bagi pihak sekolah agar tidak terulang lagi di masa mendatang," kata Nasir di sela-sela berkunjung ke rumah duka di Seulimum, Aceh Besar.
Nasir berharap kasus itu terungkap secara terang. Dia meminta pihak kepolisian bekerja secara objektif dan adil, sehingga hal ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat supaya tak terulang.
"Sebenarnya kasus-kasus kekerasan kepada anak baik kekerasan fisik maupun kekerasan seksual banyak terjadi di masyarakat namun tidak terungkap, karena keluarga tidak melapor, makanya dengan kejadian ini kita harap polisi bisa cepat mengungkapnya," kata Anggota Komisi III DPR RI asal fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang buka suara terkait meninggalnya pasien anak atas nama inisial AR (11) di RSUP M Djamil Padang.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.
Baca SelengkapnyaTernyata terdapat fakta baru usai dilakukan visum, dokter menemukan luka lubang di dada kiri korban.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaAulia Risma Lestari ditemukan meninggal dunia dalam rumah kos di daerah Lempongsari, Kota Semarang Senin (12/8).
Baca SelengkapnyaPasien tersebut sebelumnya mengalami kecelakaan sehingga terluka di bagian perut belakang, karena terkena golok milik korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga ada kelalaian dari pihak guru yang menjadi pendampingi siswa selama di sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin, 12 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSeorang pelajar tewas usai terlibat tawuran di Jalan Raya Bogor-Jakarta KM 39
Baca SelengkapnyaNamun kata Gidion, pada saat dilakukan penyelamatan sementara, pelaku tidak melakukannya dengan benar.
Baca SelengkapnyaKetua RT setempat, Iyung (65) mengatakan korban sudah tinggal bersama pacarnya selama kurang lebih empat bulan lamanya.
Baca Selengkapnya