Dikeroyok teman sekolah hanya karena senggolan, siswa SMP di Bantul gegar otak
Merdeka.com - Fajar Wisnu Nugroho (15) pelajar kelas VII SMP Negeri 2 Sanden, Bantul menjadi sasaran pengeroyokan teman-temannya sekolahnya. Akibat pengeroyokan ini, Fajar mengalami gejala gegar otak dan harus dirawat secara intensif di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Ayah Fajar, Iskandar (36), menceritakan anaknya menjadi sasaran pengeroyokan yang dilakukan oleh teman-temannya pada Rabu (21/2) yang lalu. Pengeroyokan, kata Iskandar, terjadi karena anaknya bersenggolan dengan temannya. Tak terima bersenggolan, teman tersebut lalu menghajar Fajar di ruang kelas.
"Anak saya ditonjok. Terus dikeroyok di dalam kelas. Itu kejadiannya jam istirahat pertama. Kemungkinan dilanjutkan jam istirahat kedua. Kalau dia cerita empat atau lima (pelakunya). Pelakunya lain kelas tapi sama-sama kelas VII," ujar Iskandar saat ditemui di rumahnya di Dusun Selo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Senin (26/2).
-
Dimana pelajar di Bogor dibacok? 'Korban P luka di pinggang mendapatkan tiga jahitan, dan korban I luka di kepala dapat tiga jahitan. Keduanya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, selanjutnya kami mencari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan,' kata Sudar, Jumat (7/6). Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi. Ketiganya berencana pergi ke tempat tongkrongan. Ketika tiba di wilayah Pintu Ledeng Ciomas, Kabupaten Bogor, dari arah berlawanan ada pelajar dari SMA lain mengejar ketiganya.
-
Siapa yang menjadi korban pengeroyokan? 'Sampai saat ini kami masih belum menerima informasi mediasi antara pihak ya,' kata Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol R Moch Dwi Ramadhanto saat dikonfirmasi, Sabtu (6/1). Oleh sebab itu, Ramadhanto menyampaikan pihaknya sampai saat ini masih melakukan proses penyidikan terhadap Satria dan ketiga tersangka AD, RSP, dan DJ akibat memukul RA secara bersama-sama.
-
Kapan pelajar di Bogor dibacok? 'Korban P luka di pinggang mendapatkan tiga jahitan, dan korban I luka di kepala dapat tiga jahitan. Keduanya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, selanjutnya kami mencari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan,' kata Sudar, Jumat (7/6). Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Apa yang dialami ojol saat dikeroyok? Akibat pengeroyok itu, pria lansia tersebut mengalami sejumlah luka di bagian wajah, mata, kening, badan dan dada.
-
Dimana penganiayaan anak SD di Jombang terjadi? Penganiayaan yang melibatkan dua anak di bawah umur itu terjadi di belakang salah satu SD di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (24/6).
Iskandar menuturkan, usai dikeroyok anaknya juga sempat diancam oleh para pengeroyoknya. Jika mengadu ke guru atau orang tua, sambung Iskandar, Fajar akan dihajar lagi.
"Sampai rumah anak saya pusing-pusing, sakit tangannya itu. Kalau luka yang di luar tidak ada, tangan kiri sakit mungkin memar. Tetapi kalau di luar tidak ada yang keluar darah. Kata dokter anak saya mengalami gejala gegar otak," urai Iskandar.
Terpisah Kepala SMP Negeri 2 Sanden Mujiyana membenarkan peristiwa pengeroyokan yang dialami oleh salah seorang muridnya. Pihak sekolah, sambung Mujiyana, sudah memanggil sejumlah siswa yang diduga terlibat pengeroyokan beserta wali muridnya ke sekolah.
"Pengakuannya yang (mengeroyok) lima anak, mungkin lebih ya. Lima anak itu posisinya di polsek sekarang, (dijemput) dari jam 10.00 WIB, yang satu (terduga pelaku) tadi tidak hadir, takut, terus dijemput. Nanti yang memberi sanksi kepolisian. Ini kan urusannya hukum. (Sanksi dari sekolah) nanti, itu kan mediasi antara korban dengan pelaku," urai Mujiyana.
Sedangkan menurut Kanit Reskrim Polsek Sanden, Aiptu Purwanta kasus pengeroyokan terhadap Fajar sudah dilaporkan ke Polsek Sanden pada Jumat (23/2) yang lalu. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap kasus ini.
"Kepolisian sudah memeriksa saksi-saksi Sementara (terduga pelaku) masih sekolah, karena jangan sampai (peristiwa ini) menghambat dia belajar. Nanti dilihat pasalnya. Kita lihat ke mana arahnya nanti diversi atau bagaimana," tutup Purwanta.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga siswa SMA di Tebet yang dianiaya hingga koma akibat berkelahi dengan kakak kelasnya
Baca SelengkapnyaKepolisian total telah melayangkan surat panggilan terhadap tiga saksi dari pihak sekolah. Satu saksi itu merupakan kepala sekolah SMA Negeri 70.
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaPhaknya langsung memanggil seluruh siswa yang terlibat untuk mendamaikan.
Baca SelengkapnyaPihak SMA Negeri 70 melakukan langkah-langkah antisipatif agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaLemparan itu mengenai kepala anaknya. Akibatnya, korban yang baru berumur 8 tahun itu mengalami luka bocor.
Baca SelengkapnyaSetelah menjalani operasi korban masih belum sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, keluarga korban tidak melaporkan pelaku karena sudah berdamai.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini korbannya siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih melapor ke polisi setelah menilai pihak sekolah anggap sepele dengan permasalahan ini.
Baca Selengkapnya