Dikira bom, tas mencurigakan dibongkar Gegana isi cairan pembersih
Merdeka.com - Kepolisian Polres Gianyar dibuat geger dengan tas misterius diduga berisi bahan peledak. Keberadaan tas punggung misterius dilaporkan warga di Jalan Tukad Melangit, parkiran belakang RSU Family Usaha, Gianyar Bali.
Tim Gegana Polda Bali pun didatangkan untuk mengidentifikasi serta mengevakuasinya. Anehnya warga di sekitar lokasi bukannya resah, justru mendekat lantaran penasaran dengan isi tas tersebut. Kasus penemuan tas di Ubud beberapa waktu lalu juga menjadi pertimbangan kalau isi tas tersebut bukanlah bahan peledak.
Dari informasi yang diterima di lokasi, tas punggung warna hitam itu ditemukan pertama kali oleh I Wayan Wartana (43), warga asal Tabanan yang hendak ke rumah mertuanya, Dewa Gede Weda.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
-
Dimana polisi melakukan patroli? Sejumlah lokasi menjadi perhatian polisi. Seperti yang terjadi di Langgam, Kabupaten Pelalawan. Patroli yang dipimpin Ps Kanit Intel Polsek Langgam Bripka Syafri Ariadi, dan diikuti oleh anggota lainnya, termasuk Aipda Binhot Hutagalung dan Bripka Friantara, menyasar pusat perbelanjaan di Desa Segati.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
"Posisinya memang sedikit tersembunyi karena dihalangi semak-semak. Awalnya saya cuek saja, tetapi saya mulai cemas dengan adanya ancaman bom yang sering terjadi. Saat itu barulah saya laporkan," ungkap Wartana, Minggu (21/8).
Tas itu sempat diangkat oleh salah seorang warga bernama Lobi (18). Namun karena bobotnya sangat berat, barulah warga mulai curiga dan memilih menghubungi polisi.
Kapolres Gianyar, AKBP Waluya yang juga memantau di lokasi menyatakan tim Gegana Polda Bali mengevakuasi tas tersebut. Namun kedatangan Tim Gegana ke lokasi bukannya membuat warga was-was. Para penunggu pasien di RSU Family Usadha, staf serta warga sekitar ramai-ramai mendekat. Bahkan petugas kepolisian dibuat repot mengalah warga yang berusaha mendekati garis pembatas polisi di wilayah itu.
Kasat Reskrim Polres Gianyar, AKP Marzel Doni meminta masyarakat agar segera untuk melaporkan segala bentuk hal yang mencurigakan. Terlebih aksi teror sudah mulai terus mengancam.
"Setelah kami buka, di dalam tas tidak ada bahan peledak, hanya berisi jeriken yang berisi cairan pembersih. Tetapi saya harap warga tetap siaga terhadap hal yang mencurigakan guna menjaga lingkungan sekitar," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kericuhan pada Senin (16/8) malam dipicu penolakan laporan soal dugaan pemalsuan dokumen yang disampaikan warga Dago Elos ke Mapolrestabes Bandung.
Baca SelengkapnyaWarga Wisma Asri Bekasi curiga benda berkabel itu bom rakitan
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaSi maling tampak panik karena gagal mencuri motor. Dia lantas menodongkan benda berbentuk pistol ke arah warga.
Baca SelengkapnyaBukan tersangka yang didapat, para aparat kepolisian ini justru dikeroyok oleh warga Kampung Ambon.
Baca SelengkapnyaKapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono menjelaskan bahwa penggunaan gas air mata hanya dilakukan untuk membubarkan massa yang memblokade jalan.
Baca SelengkapnyaDua polisi dilempari cairan diduga air keras saat membubarkan tawuran di Jalan Joglo Raya Kembangan Jakarta Barat pada Sabtu (21/9) pukul 04.30 WIB.
Baca SelengkapnyaBentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaDua anggota yang mengalami luka atas nama Bripda Muhammad Zulfan Satria Wicaksana dan Gerald D' Hargado.
Baca SelengkapnyaKorban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSaat ini polisi masih memburu para pelaku penyerangan dan perusakan mobil milik petugas tersebut.
Baca Selengkapnya