Diknas Kendal soroti kasus bocah SD tewas dipukul teman kelasnya
Merdeka.com - Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menyayangkan kasus meninggalnya siswi SD Negeri 2 Sari rejo Kaliwungu yang diduga akibat dipukul teman sekelasnya, Kamis (29/10).
Diknas Kabupaten Kendal, meminta kepada kalangan pendidik untuk memantau perilaku siswa dan menekankan nilai kasih sayang kepada siswa agar kejadian kekerasan siswa ini tidak terulang.
"Ini kejadian luar biasa dan Diknas menyayangkan kasus kekerasan anak yang terjadi di lingkungan sekolah serta luput dari perhatian guru dan kepala sekolah. Meski penyebab kematian korban belum tentu akibat pemukulan, namun aksi kekerasan di lingkungan sekolah harus menjadi perhatian guru dan kalangan pendidik lainnya," kata Kadiknas Kendal Muryono saat mendatangi rumah duka Mila Ameliadi kampung Karangsari Desa Sarirejo, Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Jumat (30/10) pagi.
-
Dimana penganiayaan anak SD di Jombang terjadi? Penganiayaan yang melibatkan dua anak di bawah umur itu terjadi di belakang salah satu SD di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (24/6).
-
Kenapa anak SD di Jombang tega menganiaya temannya? Diduga korban takut karena di lokasi kejadian ada teman pelaku.
-
Siapa yang terlibat dalam penganiayaan anak SD di Jombang? “Katanya orangtuanya (korban) diajak main layangan, kok tiba-tiba dihajar. Tidak dikeroyok, tapi satu lawan satu,“ ungkap Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Kenapa pelajar dibacok di Bogor? Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi. Ketiganya berencana pergi ke tempat tongkrongan. Ketika tiba di wilayah Pintu Ledeng Ciomas, Kabupaten Bogor, dari arah berlawanan ada pelajar dari SMA lain mengejar ketiganya. Karena jalanan macet, motor yang dikendarai A, I dan P menabrak motor di depannya.
Muryono ditemui Nasikhin dan Umi Kalsum orangtua korban. Dalam kesempatan itu, Kadiknas memberikan santunan kepada orangtua dan memintanya untuk iklas dan tabah atas kejadian tersebut.
Muryono berpesan agar silahturahmi dengan keluarga pelaku tetap dijaga karena sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Muryono mengatakan, sekolah seharusnya bisa memantau perkembangan anak.
"Ibarat pohon, satu helai daun jatuh harus diketahui karena menyangkut perkembangan pohon itu sendiri," imbuh Muryono.
Dia menambahkan, sekolah seharusnya tidak menekankan kepada kompetensi siswa dalam belajar, namun juga mengajarkan kasih sayang. Selain mendatangi rumah duka, Kadiknas juga menyambangi SD Negeri 2 Sarirejo untuk mendengarkan keterangan dari guru dan kepala sekolah terkait kasus tersebut.
Muryono juga memberikan pengarahan kepada siswa kelas enam untuk mengedepankan kasih sayang dan tidak main kekerasan. Siswa diminta untuk rajin belajar dan mematuhi peraturan di sekolahan.
Sementara itu, wali kelas enam, Riyadi mengatakan, kejadian pemukulan saat jam istirahat. Meski sudah meminta anak-anak untuk istirahat di luar kelas saat kejadian ada tiga anak yang di dalam kelas.
"Sekolah selalu meminta siswa saat istirahat untuk berada diluar kelas, namun saat itu ada tiga anak. Ketiganya yakni Mila Amelia, Bahrul Ulum yang diduga melakukan pemukulan dan salah satu temannya," kata Riyadi.
Awal kejadian, kata Riyadi, saat Bahrul Ulum menyobek buku Mila Amelia, kemudian mengejek hingga bahrul ulum marah dan memukul korban. Usai pemukulan korban masih sempat mengikuti pelajaran hingga jam pelajaran terakhir, namun keesokan harinya tidak berangkat dan mendapat kabar meninggal dunia di rumah sakit.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus bullying yang menimpa siswa SD di Jombang, Jawa Timur diproses pidana oleh polisi.
Baca SelengkapnyaLemparan itu mengenai kepala anaknya. Akibatnya, korban yang baru berumur 8 tahun itu mengalami luka bocor.
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, keluarga korban tidak melaporkan pelaku karena sudah berdamai.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan satu orang sebagai Anak Berhadapan Hukum dalam kasus dugaan bullying tersebut.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaKasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSang anak dilempar balok kayu oleh salah seorang temannya.
Baca SelengkapnyaTerlihat dari video yang beredar, korban dipukul di bagian perut hingga terkapar ke lapangan voli.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui inisial M, siswa kelas V di salah satu SD di Palembang. Sementara pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah yang sama.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaKorban sudah meminta maaf dan menangis, tetapi tidak diindahkan pelaku.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus perundungan, yang dilakukan oleh gerombolan siswa SMA Binus BSD Serpong.
Baca Selengkapnya