Dilanda kekeringan, warga di Magelang gelar doa minta hujan
Merdeka.com - Bencana kekeringan air bersih di Puncak Perbukitan Menoreh terus berlanjut. Puluhan warga Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menggelar doa bersama meminta agar hujan segera turun. Bencana kekeringan air bersih ini juga menyebabkan gagal panen.
Beralaskan dengan terpal, warga bersama-sama duduk lesehan di pinggir jalan desa. Dipimpin tokoh agama setempat Syarif Hidayat, warga membaca beberapa ayat suci Alquran.
Warga juga berbondong-bondong mengambil air bersih dari mata air Talokan di desa tersebut, sebagai simbol usaha mencari air bersih.
-
Di mana kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Memasuki akhir bulan September, sejumlah daerah di Jateng mulai diguyur hujan. Walau begitu curahnya masih kecil dan belum bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga yang daerahnya telah dilanda kekeringan sejak lama.
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Dimana kekeringan terjadi? Dampak kekeringan mulai terasa pada 9 kabupaten di Jateng.
-
Kenapa kekeringan terjadi di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali.
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
"Semoga segera dikabulkan doa kami. Bencana kekeringan segera diberikan solusi yang baik," kata Salah satu warga Muhidin, Minggu (25/10) sore.
Warga lainnya, Tri Wahyuningsih mengaku, meski sudah dibantu dari pemerintah melalui dropping air bersih, namun itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air harian. Selebihnya, warga harus mencari ke mata air yang masih aktif.
"Saya di rumah hanya tersisa dua jeriken air. Warga sudah mendapatkan bantuan tapi tetap saja kurang," jelasnya.
Kekeringan juga menyebabkan tanaman ketela pohon, padi, cengkeh, palawija dan lainnya mengering. Tidak sedikit juga petani mengalami gagal panen.
"Sawah di sini luasnya sekitar 50 hektare. Paling hanya 10 persennya yang mampu panen, sementara rata-rata petani di sini mengalami gagal panen," ungkapnya.
Sekretaris Desa Ngargoretno Slamet Riyanto mengungkapkan, kondisi ini mempengaruhi perekonomian masyarakat.
Setiap warga yang tersebar di enam dusun Desa Ngargoretno sebagian besar memiliki pohon cengkeh. Dengan bencana kekeringan, lahan perkebunan cengkeh seluas 380 hektare pun tidak bisa panen secara sempurna.
"Hampir setiap warga memiliki pohon cengkeh. Di sini memiliki pohon cengkeh ibarat ATM berjalan, karena ketika panen hasilnya lumayan. Setiap kilogram cengkeh saat ini mencapai Rp 115 ribu. Tapi adanya kekeringan, hasil cengkeh tidak maksimal," katanya.
Desa Ngargoretno terdiri dari enam dusun dengan jumlah penduduk sekitar 3 ribu jiwa. Rata-rata warga di enam dusun itu kini mengalami kekurangan air bersih. Bencana tahunan ini paling parah dialami warga Dusun Sumbersari yang hampir tidak ada mata air. Dia berharap, dengan doa bersama ini segera turun hujan dan warga tidak lagi kesulitan air bersih.
"Didusun sumbersari, Pamsimas juga sudah kering. Warga harus berjalan turun dari dusun sekitar 500 meter hanya untuk mendapatkan air bersih," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah hampir satu bulan, lebih dari 635 KK atau 2.150 jiwa di Desa Weninggalih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaSumber air yang biasanya dimanfaatkan mendadak juga mengering sejak kemarau.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaKekeringan yang terjadi disebabkan kemarau panjang dan sebagai dampak banyaknya pembangunan perumahan.
Baca SelengkapnyaSudah dua bulan, ratusan kepala keluarga di wilayah Desa Sukagalih, Jonggol mengalami krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab menjelaskan, 63 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca Selengkapnya"Kiai yang sudah memimpin Salat Istisqa ini dan mudah-mudhan terkabul,” ungkap Ganjar.
Baca SelengkapnyaWarga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaLama dilanda kemarau, warga di Jambi lakukan salat istisqa untuk meminta hujan dan langsung dikabulkan.
Baca Selengkapnya