Dilarang Berlabuh di Samarinda, 1 ABK Berbendera Vietnam Positif Covid-19 Sesak Napas
Merdeka.com - Petugas medis mengevakuasi satu dari 20 Anak Buah Kapal (ABK) berbendera Vietnam yang dinyatakan positif Covid-19 ke rumah sakit di Samarinda lantaran bergejala sesak napas. Sedangkan 21 ABK lainnya masih isolasi di atas kapal.
Satu ABK itu dilarikan ke rumah sakit pada Rabu (8/12) malam, menyusul laporan pihak keagenan kapal yang bertanggungjawab atas pelayaran kapal itu.
"Iya benar. Satu ABK kita jemput dan evakuasi malam tadi karena sesak napas," kata Kepala KKP Kelas II Samarinda Solihin, dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (9/12).
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Di mana bangkai kapal ditemukan? Temuan itu berlokasi di sekitar Pulau Kasos.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
-
Kapan bangkai kapal ditemukan? Demikian menurut pernyataan pers dari Kementerian Budaya dan Media Kroasia pada 23 Juni lalu.
-
Apa yang ditemukan di bangkai kapal? Pada masa itu mereka menemukan kerajinan tangan yang berasal dari Zaman Kuno dan Romawi, hingga perahu kayu dan logam yang tenggelam sekitar Perang Dunia II.
Solihin menerangkan, sebelum dievakuasi, tim medis telah memeriksa kesehatan satu ABK bergejala sesak napas tersebut. Puluhan ABK itu sebelumnya menjalani isolasi di atas kapal sejak 6 Desember 2021 lalu.
"Tim medis turun, kemudian cek saturasi oksigennya juga turun. Sehingga dari sisi medis, perlu evakuasi dan dirawat di salah satu rumah sakit pemerintah di Samarinda. Jadi satu ABK ini dirawat terhitung sejak Rabu (8/12) malam," ujar Solihin.
"Untuk 19 ABK lainnya yang juga terkonfirmasi positif, masih diharuskan berada di atas kapal. Sejauh ini informasinya mereka tidak bergejala," sebut Solihin menambahkan.
Mengacu pedoman, proses isolasi di atas kapal waktu memakan waktu hingga 10 hari. "Kita pantau terus. Dari pedoman, kalau masih dinyatakan positif tapi tidak bergejala dianggap sudah sembuh," demikian Solihin.
Diberitakan sebelumnya, kapal jenis motor vessel (MV) berbendera Vietnam dengan 22 ABK warga negara Vietnam yang berlayar dari Vietnam dilarang berlayar ke Samarinda, Kalimantan Timur, setelah 20 ABK di antaranya positif COVID-19 melalui pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR), Senin (6/12), oleh tim KKP Kelas II Samarinda. Dua ABK lainnya negatif Corona.
Kapal muatan kosong berlayar ke Samarinda itu untuk mengangkut batubara dari Samarinda. Dipastikan, 20 ABK itu harus isolasi di atas kapal. Mereka dilarang turun dari kapal dengan pengawasan keagenan kapal yang bertanggungjawab atas pelayaran kapal itu. Namun belakangan, ada 1 dari 20 ABK positif COVID-19 dilarikan ke rumah sakit. Tersisa 21 orang yang kini harus tetap berada di atas kapal itu yang kini terpaksa lepas jangkar di perairan Muara Berau, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaLima orang penumpang dibawa ke rumah sakit Krakatau Medika Cilegon karena mengalami sesak napas.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaUntuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaAksi dilakukan sebagai penolakan peraturan yang ditetapkan oleh pihak ASDP tentang larangan pengurus untuk memasuki area dermaga.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kasus kapal tenggelam tersebut masih diinvestigasi otoritas Jepang.
Baca SelengkapnyaBea Cukai menangkap kapal wisata asing berjenis yacht SV. Valkyre di Banda Neira
Baca Selengkapnya