Dimas Kanjeng pernah isi pengajian di rumah Marwah Daud di Makassar
Merdeka.com - Sekretariat Yayasan Bontobila yang menggunakan rumah Marwah Daud Ibrahim di Jalan Bontobila No 18, RT 001 RW 009, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar, kerap dijadikan tempat pengajian setiap malam Jumat dengan kegiatan yasinan dan istigasah. Namun sifatnya sangat tertutup. Meskipun sifatnya keagamaan, tetapi masyarakat umum di sekitar tidak bisa ikuti pengajian tersebut terkecuali oleh mereka yang memang sudah menjadi anggota pengajian.
"Yang datang ikuti pengajian itu rata-rata orang luar daerah seperti dari Kabupaten Sinjai, Bulukumba, Soppeng. Kalaupun ada dari Makassar, mereka bukanlah warga Jalan Bontobila. Bukan hanya warga Jalan Bontobila, warga Kelurahan Batua saja tidak ada yang pernah ikuti pengajian itu," kata Arwan (41), ketua Forum Kemitraan Perpolisian Masyarakat (FKPM) Kelurahan Batua, Minggu (2/10).
Dijelaskan, dirinya tidak tahu apakah di samping yasinan dan istigasah itu ada kegiatan lain seperti penggandaan uang. Juga tidak tahu siapa yang memimpin pengajian, karena setiap kali acara berlangsung selalu tertutup. Yang diketahui warga, hanya sebatas bahwa ada ribuan orang yang datang dan kendaraan mereka selalu memadati jalan dan lorong-lorong rumah warga.
-
Siapa yang sering menghadiri majelis pengajian? Kerap Hadiri Majelis Febry ternyata sering menghadiri majelis pengajian, menunjukkan tekadnya untuk terus meningkatkan diri meskipun sudah memiliki jabatan tinggi.
-
Siapa yang ikut dalam pengajian di rumah Sarwendah? Acara pengajian tersebut tampak ramai dihadiri oleh keluarga, termasuk anak-anak dari sebuah yayasan.
-
Siapa yang mengisi pengajian di acara tersebut? Acara tasyakuran kehamilan Erina dihadiri oleh keluarga dan kolega. Ustaz Maulana mengisi pengajian.
-
Dimana pengajian diadakan? Beberapa jamaah pengajian diundang untuk berdoa dalam acara tersebut, yang diselenggarakan di rumah Thariq.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Siapa yang hadir di pengajian? Reza Artamevia, yang merupakan ibu kandung Aaliyah, juga hadir dalam pengajian tersebut.
Dalam struktur organisasi Yayasan Bontobila itu, kata Arwan, tidak tertera nama Marwah Daud atau Ibrahim suaminya maupun Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Yang tertera di dokumen yayasan itu hanyalah Andi Supriady selaku ketua Yayasan Bontobila. Nama Marwah Daud Ibrahim baru terlihat di surat pernyataan domisili bahwa dia menyetujui rumahnya dijadikan sekretariat Yayasan Bontobila.
"Lalu apakah Yayasan Bontobila ini ada hubungannya dengan Yayasan Kanjeng Dimas yang diketuai Marwah Daud Ibrahim, itu saya tidak tahu. Adapun soal Kanjeng Dimasnya sendiri, memang pernah satu kali datang di sekretariat Yayasan Bontobila ini tiga tahun lalu, kemudian gelar pengajian tidak di sini melainkan di gedung salah satu kampus perguruan tinggi negeri di Makassar. Mungkin karena kalau di sekretariat ini, tempatnya tidak mencukupi jadi ambil tempat lebih besar," urai Arwan lagi saat ditemui Minggu sore tadi, (2/10).
Jejak Dimas Kanjeng di Makassar ©2016 Merdeka.comArwan memegang fotokopi dokumen yayasan tersebut. Di tahun 2013, dia berkomunikasi dengan Andi Supriady untuk menanyakan legalitas kegiatan tersebut. Andi Supriady kemudian memastikan jika kegiatan pengajiannya legal di bawah naungan Yayasan Bontobila. Mereka kemudian melengkapi semua administrasi yayasannya di kantor Kelurahan Batua. Andi Supriady sendiri bukan warga Jalan Bontobila 1, dia adalah warga Jalan Nipa-nipa.
"Jadi soal Yayasan Bontobila adakah hubungannya dengan Kanjeng Dimas, lalu adakah hubungannya dengan Yayasan Kanjeng Dimas di Probolinggo yang diketuai ibu Marwah, lalu adakah praktik penggandaan uang, itu saya tidak tahu. Yang saya tahu bahwa jangan sampai terjadi keributan di tengah warga Bontobila karena kehadiran ribuan orang tiap malam Jumat, itu yang saya harus jaga. Soal Kanjeng Dimasnya sendiri, setahu saya baru satu kali datang ke Makassar," tandas Arwan.
Namun keterangan berbeda diperoleh dari warga sekitar rumah Marwah Daud Ibrahim. Mereka menyebut sejak akhir tahun 2013, Dimas Kanjeng sudah tiga kali datang dan tinggal berbulan-bulan menggelar pengajian. Dan tiap kali datang selalu didampingi Marwah Daud Ibrahim.
"Kita biasanya sebut dia Pak Kanjeng. Kalau dia datang, selalu juga ada Ibu Marwah. Mereka lalu pengajian dan sifatnya tertutup. Tidak boleh orang masuk ikuti pengajian kalau bukan pengikutnya," kata seorang ibu yang tidak ingin namanya disebut, bertetanggaan dengan rumah Marwah Daud Ibrahim no 18 yang dijadikan tempat pengajian itu.
Ditambahkan, sejak Pak Kanjeng ditangkap di Jawa tanggal 22 September lalu, mereka lihat satu persatu orang yang tinggal dalam rumah itu meninggalkan rumah malam hari.
"Malam hari satu persatu mereka bawa koper eliminasinya naik ke mobil tinggalkan rumah," tutur warga yang tidak ingin namanya disebut. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Metro Jaya masih menyelidiki kasus pembubaran diskusi kebangsaan oleh sejumlah orang tak dikenal (OTK) di Kemang
Baca SelengkapnyaSatpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaBegini kondisi rumah 'penjara' Cut Nyak Dien saat diasingkan ke Sumedang.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca SelengkapnyaPada saat anggota kepolisian tengah fokus berjaga di bagian depan hotel, tiba-tiba saja dilaporkan ada sekolompok orang tak dikenal masuk.
Baca SelengkapnyaKericuhan yang terjadi pada Kamis malam itu, sebelumnya tak pernah terjadi.
Baca SelengkapnyaSeorang pria diduga maling sembunyi di atap setelah dipergoki memanjat rumah warga di Tamalate, Makassar. Video pengepungannya beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, peristiwa brutal tersebut merupakan refleksi dari kejahatan demokrasi yang dilakukan rezim penguasa terakhir ini
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaPengurus Masjid Assalam Purimas pun membeberkan kronologi GP Ansor membubarkan jemaah di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar.
Baca Selengkapnya