Dimutasi, Mayjen Agus cerita pengalaman selama jadi Pangdam Hasanuddin

Merdeka.com - Selama dua tahun sembilan bulan Mayjen Agus Surya Bakti menjabat Panglima Kodam (Pangdam) VII/Wirabuana yang kini berganti nama menjadi Kodam XIV/Hasanuddin. Agus kini berganti posisi menjadi Asintel Panglima TNI. Posisinya diisi oleh Mayjen TNI Surawahadi.

Diakui Agus, selama kepemimpinannya sempat terjadi gesekan antara bawahannya dengan Polri, namun bisa diantisipasi. Triknya adalah menyampaikan instruksi tidak sebatas teori sehingga bisa diterima oleh prajurit.

"Kalau saya bicara sinergitas, Danton bicara sinergitas lalu Danru juga bicara sinergitas maka itu tidak akan nyambung. Seharusnya adalah memberikan pemahaman sinergitas itu bentuknya seperti apa. Misalnya berlalu lintas, jangan sampai prajurit TNI berseragam lengkap menyerobot traffic light. Jika bertemu anggota Polri maka hal itu akan jadi konflik," kata Agus.

Hal itu disampaikan Agus usai upacara penciuman petaka setia hingga akhir di ruang kehormatan Kodam XIV/Hasanuddin, Rabu (25/7).

Bagi prajurit yang melakukan pelanggaran, tambahnya, diingatkan bahwa selain dikenai sanksi pelanggaran disiplin juga dikenakan sanksi pelanggaran pidana. Dan sanksi pelanggaran pidana militer itu lebih berat.

Selama kepemimpinannya, ada dua perwira pejabat utama yang dihukum karena terbukti melakukan pelanggaran. Dia adalah Komandan Kodim 1408/ BS Makassar Kolonel Infanteri Jefry Oktavian Rotty yang dipecat dari kesatuannya dan divonis 10 bulan penjara setelah melalui proses persidangan pengadilan militer karena terlibat kasus pesta narkoba bersama pengusaha.

Perwira berikutnya adalah Letkol Dwi Joko Siswanto, Danyon Zipur 8/SMG kasus pengerahan prajurit TNI untuk proyek nasional kereta api berupa blasting atau pengeboman bukit di Kabupaten Barru. Dwi telah dijatuhi hukuman satu tahun penjara, dicopot dari jabatannya, penundaan pangkat dan penundaan sekolah.