Din Syamsuddin: Ajakan nonton film G30S/PKI wajar dan penting
Merdeka.com - Ajakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk kembali menonton film Gerakan 30 September dinilai sebagai sesuatu yang wajar. Ajakan itu, bahkan dianggap penting, lantaran bernilai sebagai pengingat atas sejarah kelam bangsa yang pernah terjadi.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, PKI memiliki sejarah kelam yang tidak mungkin dihilangkan dari sejarah. Apalagi pemberontakan PKI tidak hanya terjadi sekali dalam perjalanan bangsa ini.
"Ajakan (nonton) itu sangat wajar dan penting agar bangsa ini tidak melupakan sejarah. Bahwa pemberontakan PKI itu sudah terjadi berulang-ulang, 1948 di Madiun, kemudian di banyak daerah-daerah lain. Kemudian terulang kembali," kata Din Syamsuddin dalam Muhammadiyah Education Award 2017 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (23/9).
-
Mengapa peringatan G30S PKI penting? Peringatan G30S PKI … Jangan Biarkan Masa Kelam ini Terulang Kembali di Masa Depan!.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Siapa aktor utama dalam peristiwa G30S/PKI? Di belakang Gerakan 30 September ada Ketua CC PKI DN Aidit, Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan sejumlah tokoh lain.Mereka disebut aktor utama peristiwa berdarah tersebut.
-
Apa yang terjadi di Gerakan 30 September? Gerakan 30 September langsung ditumpas habis sehari usai mereka menculik dan menghabisi para Jenderal Angkatan Darat.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Kapan G30S/PKI terjadi? 'Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S.
Nonton film G30S/PKI bagian dari upaya penyadaran para generasi muda bahwa peristiwa kejam itu pernah terjadi. Pihaknya mengajak siapapun untuk tidak menutup-nutupi, apalagi menghilangkannya.
"Karena itu penyadaran bangsa terutama generasi baru dan generasi penerus, bahwa pernah terjadi peristiwa kelam di kehidupan kebangsaan kita. Ini tidak boleh ditutup-tutupi. Itu fakta sejarah," katanya.
Din menilai aneh dan bertanya-tanya, jika muncul sebagian pihak yang keberatan dengan ajakan nonton film tersebut. Padahal sejarah bagian dari pelajaran yang tidak boleh dilupakan, agar tidak kembali terjadi.
"Saya justru bertanya kalau ada orang yang tidak setuju. Kenapa tidak setuju, kepada generasi penerus yang ingin mengetahui fakta sejarah yang perlu menjadi pelajaran bagi kita ke depan," urainya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, kegiatan nonton bareng film G30S/PKI sudah terlaksana. Tidak ada paksaan, masyarakat untuk menonton film tersebut. Gatot juga mengatakan, pemutaran film itu dilakukan karena sejak 2008, sejarah G30S/PKI sudah tak dimasukkan dalam pelajaran. Pemutaran film tersebut dilakukan untuk mewaspadai terulangnya peristiwa kelam tersebut.
"Sejarah kan cenderung berulang. Kalau berulang kan kasihan bangsa ini. Saya mengajak dan mengingatkan agar jangan sampai peristiwa ini terulang kembali. Orang mempersepsikan lainnya ya silakan saja. Haknya beda-beda kok enggak masalah. Saya tidak akan menanggapi itu. Yang penting saya kerjakan," kata Gatot. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaPara petinggi TNI hingga jajaran pejabat nampak hadir di lokasi.
Baca SelengkapnyaAcara perdana Komunitas Sejarah Merdeka ini mendapat sambutan antusias dari penggemar sejarah.
Baca SelengkapnyaAcara perdana Komunitas Histori Merdeka ini disambut antusias para penggemar sejarah di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaAcara bedah buku itu juga dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Baca Selengkapnya"Mereka merasakan langsung ini alternatif untuk belajar sejarah secara menyenangkan untuk semua usia," kata Kepala Kanal Histori Merdeka Ramadhian.
Baca SelengkapnyaNovember tidak hanya dikenal sebagai bulan yang erat dengan peringatan Hari Pahlawan, tetapi juga sebagai momen untuk merenung dan mengenang jasa-jasa pahlawan.
Baca SelengkapnyaMuseum Jenderal Besar AH Nasution adalah saksi bisu dari salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia, G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaSoekarno tak pernah diberi kesempatan membersihkan namanya.
Baca SelengkapnyaTangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.
Baca SelengkapnyaSebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.
Baca Selengkapnya