Din Syamsuddin: Jangan pandang sinis aksi demo 2 Desember
Merdeka.com - Rencana aksi demo pada 25 November dan 2 Desember dikait-kaitkan dengan isu makar yang diwaspadai pemerintah serta pihak kepolisian. Bahkan ada yang menyebut demo nanti sudah melenceng dari tujuan awal yaitu menuntut penegakan hukum terhadap Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atas dugaan penghinaan agama.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin meminta semua pihak tidak memandang sinis rencana aksi demo susulan. Din mengatakan unjuk rasa merupakan hak warga yang dilindungi konstitusi
"Jangan pandang sinis. Aspirasinya cukup substantif tinggal dikawal. Kasus ini tidak bisa dipandang remeh dan tidak benar aksi tersebut sebagai bentuk antitoleran," ujar Din di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (23/11).
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
Menurut Din, aksi yang dilakukan 4 November dan rencana aksi demo lanjutan nanti murni menuntut penegakan hukum terhadap Ahok secara individual tanpa memandang latar belakang dan agama.
Menurut Din, penodaan agama yang diduga dilakukan Ahok bukan soal tafsirannya. Tapi cara pandang Ahok.
"Kasus penistaan bukan masalah tafsir tapi ada seseorang yang menyalahkan penilaian dalam pemahaman orang lain," ucapnya.
"Kejadian di Pulau Seribu tidak ada kaitan agama atau ras tapi ini individual masalah yang ditimbulkan yang luar biasa," tambahnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lukman menegaskan, masyarakat Indonesia harus bersatu menjaga demokrasi agar tidak dibajak oleh kepentingan penguasa.
Baca SelengkapnyaDin Syamsudin mengimbau hal itu menyusul massa aksi yang nampak memberikan perlakuan berbeda kepada para tokoh yang hadir.
Baca SelengkapnyaDemontrasi yang digelar oleh gabungan sejumlah elemen masyarakat di depan gedung KPK berakhir ricuh.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, aparat kepolisian kembali bersikap brutal kepada para pengunjuk rasa
Baca SelengkapnyaDin sempat ambruk saat hendak menunaikan salat Zuhur berjemaah di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mereka menuntut MK bersikap adil dan menggunakan hati nurani saat memutuskan sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPara pendemo menyinggung sejumlah hal mulai dari pesan Nabi Muhammad soal jumlah hakim.
Baca Selengkapnya