Din Syamsuddin: Muhammadiyah tidak bela teroris
Merdeka.com - Banyak yang menilai bahwa Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah membela terorisme yang ada di Indonesia karena telah membantu keluarga terduga teroris Siyono. Hal itu ditepis oleh Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang menegaskan bahwa pihaknya tidak membela terorisme tetapi membela keadilan dan menilai ada orang-orang terselubung menyerang dengan pernyataan bahwa pihaknya membela teroris adalah Naif.
"Kita jelas membela keadilan. Almarhum Siyono logika dan nalar kita sederhana, kita melakukan autopsi karena akan menegakkan kebenaran. Mereka yang menyerang Muhammadiyah itu adalah pernyataan Naif, mereka tidak menerima kebenaran," ucapnya di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (8/4) malam.
"Kita minta pihak Muhammadiyah bisa menegakkan keadilan, Amar Maruf Nahi Mungkar dan Kita menegakkan kezaliman insyaAllah di Tanah Air kita akan berhasil di Indonesia akan sepi dari bentuk kekerasan kelompok. Dan kekerasan verbal," tambahnya.
-
Siapa yang menyatakan Muhammadiyah tidak mudah percaya? Busyro Muqoddas sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengatakan organisasi itu tidak mudah percaya pada capres tertentu, terutama dengan janji-janjinya.
-
Siapa yang dianiaya? Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah, kenapa Devianus Kagoya dianiaya oleh atau tindak kekerasan dilakukan kepada dirinya adalah bahwa Devianus Kogoya itu tertangkap pasca patroli aparat keamanan TNI - Polri.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Siapa Tokoh Besar Muhammadiyah dari Minangkabau? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
-
Siapa yang menyihir Nabi Muhammad? Adalah Labid bin Al-A’sham Al-Yahudi, orang yang menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di tali busur dengan sebelas ikatan.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'thi pihaknya pun mengamini hal tersebut. Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak sedang membela teroris.
"Muhammadiyah tidak sedang melakukan dukungan teroris tapi kami adalah warga negara yang ingin keadilan yang benar di Indonesia," ungkapnya.
Mu'thi menceritakan bahwa keluarga Siyono datang ke Muhammadiyah untuk meminta bantuan setelah mereka menemukan kejanggalan dalam kematian Siyono. "Istri Siyono itu bukan kader dari Muhammadiyah dia juga bukan orang Muhammadiyah jadi kami ingin menegakkan keadilan saja," bebernya.
"Kami juga tidak ingin melawan hukum apalagi melawan aparatur negara seperti polisi atau densus 88 kami hanya ingin menegakkan keadilan saja," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Din menyatakan keyakinannya bahwa warga Muhammadiyah dukung Anies-Cak Imin depan Ketua Umum PKS.
Baca SelengkapnyaPKS berharap Din Syamsuddin ikut memperkuat Tim Pemenangan Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaDin menjelaskan dimasukannya nama itu, berdasarkan pertemuan dengan Ketua Umum DMI Jusuf Kalla.
Baca SelengkapnyaDzulfikar Ahmad mengingatkan soal pendewasaan dalam proses beragama dan berpolitik.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah selalu waspada kalau sampai kekuasaan disalahgunakan
Baca SelengkapnyaDin Syamsuddin temui Cak Imin di kantor DPP PKB, Jakarta
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaIa menyentil, jika pihak yang meragukan ke NU an dari Khofifah Indar Parawansa adalah justru tidak pernah menjadi pengurus dari organisasi NU.
Baca SelengkapnyaCak Imin juga setuju dengan pernyataan Gus Yahya pengurus PBNU tidak boleh mengatasnamakan organisasi dipimpinnya secara politik.
Baca Selengkapnya""Kepada saya, tidak perlu didapuk (tim Pemenangan)."
Baca Selengkapnya