Dinas Kesehatan DKI bentuk tim investigasi usut kematian bayi Debora
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan memutus bersalah Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres dalam menangani pasien. Akibatnya, bayi Tiara Debora harus menghembuskan napas terakhirnya setelah orang tua tak mampu bayar ruang PICU di RS Mitra Keluarga.
Atas putusan Kemenkes itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta membentuk tim investigasi kasus kematian bayi Debora. Tim ini akan mulai bekerja pada Jumat (15/9) besok.
"Tim mulai bekerja Jumat, 15 September 2017 dan tugasnya lakukan investigasi," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Tienke Maria Margaretha saat konferensi pers di kantornya di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/9) sore.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Apa yang membuat bayi meninggal? Jumaa dan Ali lahir prematur pada usia delapan bulan, namun dalam kondisi stabil pada saat itu. 5 bayi meninggal dalam 2 pekan akibat hipotermia
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Siapa yang melahirkan bayi? Hari ini, Rabu (31/7), Tengku Dewi Putri telah melahirkan bayi kedua berjenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Tienke menjabat Ketua Tim Investigasi dalam kasus ini. Hasil investigasi nantinya akan dilaporkan ke Kepala Dinas Kesehatan dan Gubernur DKI Jakarta.
Tim akan melakukan pemeriksaan kasus kematian bayi Debora secara komprehensif mulai dari aspek medis, manajemen dan administrasi. Dalam melaksanakan tugasnya, tim ini memiliki kewenangan memanggil dan meminta keterangan saksi ahli, memeriksa dokumen atau surat menyurat, data informasi elektronik atau digital dari para pihak dan rekam medis kesehatan bayi Debora.
"Nanti hasil dari investigasi ini akan kami laporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan nanti dari situ baru ada keputusan yang akan diberikan kepada rumah sakit tersebut," jelasnya.
Anggota tim sebanyak 19 orang dan dua tim ahli. Tim ini berasal dari Badan Pengawas Rumah Sakit, Persatuan Rumah Sakit Indonesia, Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI, Suku Dinas Kesehatan, IDI, Ikatan Dokter Anak DKI, Kemenko PMK, dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kadinkes memastikan bahwa tim ad hoc yang dibentuk bersifat independen dan terdiri dari tenaga profesi, asosiasi klinik, dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi korban meninggal dunia sekitar pukul 18.45 WIB
Baca SelengkapnyaBayi tersebut diantar berobat ke IGD RS Sumber Waras oleh orang tuanya. BPJS yang dipakai untuk menangani anaknya ternyata ditolak.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula saat istri MR sedang hamil tua mengalami konstraksi pada 14 September 2024. MR membawa istri ke sebuah klinik di kawasan Cilincing, Jakarta
Baca SelengkapnyaPasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.
Baca SelengkapnyaAda banyak kejanggalan yang dirasakan ayah dari sang bayi, MR, maupun sang istri.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sudah berkoordinasi dan meminta klarifikasi tertulis dari pihak manajemen RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaSOP sesuai aturan dijalankan itu diketahui setelah Dinkes Kabupaten Bogor mendatangi rumah sakit.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial seorang pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar di sebuah rumah sakit (RS) kawasan Cempaka Putih.
Baca SelengkapnyaPolres Bogor akan menanggung biaya tes DNA untuk pasien B demi mengungkap dugaan bayi tertukar di RS Sentosa Kemang, Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaKeputusan RS Dr. Kariadi menghentikan aktivitas klinik Yan Wisnu Prajoko tertuang dalam surat Nomor KP.04.06/D.X/7465/2024.
Baca Selengkapnya