Dinas kesehatan pastikan tak ada vaksin palsu di Kota Malang
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Asih Tri Rachmi memastikan wilayah kerjanya masih aman dari penyebaran vaksin palsu. Saat kabar tentang peredaran vaksin palsu muncul, pihaknya langsung melakukan survei ke seluruh rumah sakit dan klinik swasta.
"Hasilnya tidak ditemukan adanya vaksin palsu. Sementara ini aman. Sudah kita survei di Melati Husada dan Hermina, tidak ada vaksin palsu. Rumah sakit serta klinik di Kota Malang untuk imunisasi dasar banyak yang ambil dari Dinkes," kata Asih kepada wartawan, Rabu (29/6).
Menurut Asih, yang justru menjadi persoalan adalah penggunaan vaksin yang masih minim. Karena sebagian warganya masih acuh tak acuh mengantarkan anaknya ke Posyandu guna mendapatkan vaksinasi.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
Dinas Kesehatan mencatat, hanya 23 kelurahan dari total 57 kelurahan yang masuk dalam kategori Universal Child Immunization (UCI) atau kelurahan dengan angka imunisasi rata dan benar. Sejumlah kelurahan tingkat imunisasinya masih rendah.
Kelurahan dengan tingkat imunisasi masih sangat rendah diantaranya Kelurahan Tlogowaru, Lowokwaru, Sumbersari, Jatimulyo, Wonokoyo, Tulusrejo, Kedungkadang dan Kota Lama. Sedangkan kelurahan yang sudah masuk kategori ICU diantaranya Kelaurahan Tunggulwulung, Sawojajar, Madyopuro dan Lesanpuro.
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya angka balita terimunisasi, salah satunya pemahaman masyarakat yang masih rendah. Banyak warga lebih memilih menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah daripada membawa anak ke Posyandu. "Kader posyandu sudah bekerja maksimal," katanya.
Padahal pelayanan imunisasi sudah bisa didapatkan dari Puskesmas dan Posyandu. Kota Malang memiliki 15 puskesmas, 1 rumah sakit bersalin dan 650 posyandu di seluruh RW.
Untuk meningkatkan penggunaan vaksin, pihaknya akan mengoptimalkan fungsi dan peran kader posyandu. Kader akan secara intensif memberikan pemahaman kepada masyarakat yang masih enggan membawa balitanya mendapatkan vaksin.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya