Dinasti politik tumbang di Pilkada serentak
Merdeka.com - Pelaksanaan Pilkada serentak 9 Desember 2015 memberi banyak kejutan. Selain melahirkan figur-figur baru, juga menandakan berakhirnya dinasti politik yang didasarkan pada unsur kekeluargaan di suatu pemerintahan daerah.
Namun memang yang perlu menjadi catatan bahwa menang atau kalah saat ini baru didasarkan pada hasil sementara hitung cepat versi lembaga survei. Sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pihak penyelenggara pemilu, belum mengumumkan hasil resmi pemenang Pilkada.
Di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, hasil Pilkada di sana membuat banyak orang tercengang. Sri Surya Widati, petahana yang juga istri mantan Bupati Bantul Idham Samawi yang berkuasa sejak tahun 1999 dikalahkan pendatang baru, yakni Suharsono.
-
Kenapa persaingan Pilgub Sulteng sangat ketat? Dari dua skenario 3 calon ini terlihat bahwa persaingan ketat terjadi antara Ahmad M Ali dan Anwar Hafid. Selisih keduanya hanya 0.8-4.3 persen tergantung komposisi calon yang bersaing,' papar Deni.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang menang di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Siapa yang berpotensi menimbulkan konflik di Pilkada Sleman? Umi mengatakan bahwa strategi yang disiapkan antara lain memetakan situasi politik yang berkembang di tengah masyarakat menyusul kemungkinan majunya petahana Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan wakilnya, Danang Maharsa dengan kendaraan politik yang berbeda.
-
Dimana Pilkada ini? Pilkada Jawa Tengah semakin menarik karena bakal ada 'perang bintang'.
Hasil hitung cepat yang digelar MetroTv, Suharsono yang menggandeng Abdul Halim Muslih unggul dengan 53,46 persen suara. Sementara Sri Surya Widati-Misbakhul Munir memperoleh 46,54 persen suara.
Awalnya memang Suharsono dipandang sinis saat awal kali kemunculannya mendaftar sebagai peserta Pilkada. Bahkan dia dituding sebagai calon 'boneka', alias pelengkap bagi rivalnya Sri Surya Widati.
Terkait tudingan tersebut, Suharsono membantah. Sebab sejak awal keputusannya untuk maju dalam Pilkada sudah satu tahun yang lalu. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ayah, ibu, anak, ipar, adik, dan kakak dalam keluarga bertarung memperebutkan kursi DPR.
Baca SelengkapnyaPerebutan kursi antara calon anggota DPR petahana dan wajah baru tersaji di beberapa daerah.
Baca SelengkapnyaBanyaknya dukungan tidak menjadi jaminan menang dalam Pilgub Jateng kali ini.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaApakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaKampung ini punya mitos yang diduga ditakuti para pejabat. Kabarnya, tak ada pejabat yang berani datang ke kampung ini.
Baca SelengkapnyaOno Surono mengatakan, Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaNama Lathifah Shohib banyak dibicarakan jelang Pilkada Malang 2024. Sosoknya disebut calon potensial.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak dapat kursi DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat. Pasangan Capres-Cawapres yang mereka usung ketika itu pun hanya mendulang belasan persen sua
Baca SelengkapnyaSejumlah anggota keluarga mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ikut berkompetisi di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPotret itu terlihat dari Pilkada Jakarta, Kabupaten Kediri, Kepulauan Riau dan Kabupaten Bintan.
Baca Selengkapnya