Dinkes Jayawijaya Minta Orang Tua Izinkan Anaknya Jalani Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mengharapkan dukungan orang tua siswa untuk mengizinkan anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya, dokter Willy Mambieuw mengatakan, pembelajaran tatap muka akan terhambat jika anak usia 12 tahun ke atas tidak divaksin.
"Kita tidak bisa langsung vaksinasi anak sekolah tanpa ada persetujuan dari orang tua. Sebab saat siswa sampaikan ke orang tua ada yang setuju dan ada yang tidak setuju anaknya divaksin, sehingga tidak semua anak ikut vaksin," katanya di Wamena, Jumat (1/10).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Apa yang harus dilakukan jika anak PJB terlambat imunisasi? Jika jadwal imunisasi terlewat atau tidak lengkap, dr. Sarah menekankan bahwa imunisasi tersebut harus segera dikejar agar perlindungan terhadap infeksi dapat optimal. 'Kalau dia terlambat perlu di catch up, justru harus dikejar supaya proteksi dirinya agar tidak terkena infeksi berulang, agar nggak banyak kondisi penyulitnya,' ucap dr. Sarah.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
Sementara ini capaian vaksinasi pelajar SMP dan SMA di Jayawijaya masih di bawah 10 persen. Walau demikian dinkes masih tetap turun ke sekolah-sekolah untuk melakukan mengejar kegiatan vaksinasi pelajar.
"Ada orang tua yang tidak menyetujui anaknya divaksin sehingga tentunya untuk pembelajaran tatap muka terbatas akan menjadi masalah bagi sekolah juga," jelasnya.
Pemerintah setempat mengharapkan seluruh guru dan siswa sudah divaksin sehingga pembelajaran tatap muka berjalan kembali.
"Dinkes hanya mendapat laporan dari sekolah tentang jumlah siswa yang akan divaksin, kemudian ada jadwal hari yang ditetapkan, sehingga sebelum jadwal pelaksanaan vaksin maka kita harapkan guru sudah menyosialisasikan ke siswanya dan orang tua," tutupnya seperti dilansir dari Antara.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaPemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaAnak putus sekolah di Banyuwangi hanya 2,08 persen dan menjadi salah satu terendah di Jatim.
Baca Selengkapnya