Dinkes Jelaskan Angka Kematian Corona di Jateng Lebih Tinggi dari Skala Nasional
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menjelaskan alasan presentase angka kematian kasus virus corona di Jateng lebih tinggi dibandingkan dengan skala nasional. Menurutnya, angka tersebut karena Dinkes Jateng belum bisa mengungkap seluruh jumlah kasus positif corona.
Saat ini, jumlah kematian akibat corona di Jateng sebanyak 22 orang. Jumlah tersebut adalah pasien meninggal yang sudah pasti terdeteksi positif corona kemudian diisolasi di rumah sakit.
Data Kemenkes dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan Provinsi Jateng memiliki tingkat kematian tertinggi dengan 15,71 persen. Angka tersebut didapat dari perhitungan jumlah kematian dibagi jumlah kasus positif Covid-19 kemudian dikalikan 100 persen.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa kasus TB di Indonesia masih tinggi? Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kasus TB di Indonesia antara lain kepadatan penduduk di kota-kota besar, seperti Jakarta, yang memudahkan penyebaran bakteri.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Nah untuk jumlah kasusnya secara pasti memang belum tahu. Tapi sudah ada 22 orang yang meninggal. Semua yang meninggal sudah pasti terdeteksi positif covid-19 berat," kata Yulianto Prabowo kepada wartawan, Sabtu (11/4).
Dia mengungkapkan selain pasien yang dirawat, banyak masyarakat yang belum terdeteksi baik memiliki asymptomatic atau gejala ringan dan tanpa gejala.
"Jadi masih banyak di masyarakat terdeteksi gejala ringan tapi positif juga banyak. Dan itu tidak perlu dirawat di rumah sakit hanya cukup isolasi mandiri di rumah," jelasnya.
Dia meyakini bahwa presentase angka kematian tersebut belum mendekati kebenaran jika melihat jumlah kasus positif Covid-19 di Jateng yang terbilang sedikit dibanding wilayah lainnya.
"Jadi kalau hanya jumlah kematian dibagi dengan jumlah kasus yang positif yang dirawat di rumah sakit presentasinya ya memang tinggi. Menghitungnya bukan begitu. Tapi dibagi seluruh kasus positif yang ada di tengah masyarakat," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya menggelar rapid test bagi masyarakat Jateng untuk mendeteksi adanya penularan Covid-19.
"Itu yang kita selalu cari tentunya dengan melakukan rapid test. Jadi kita belum bisa menyimpulkan angka kematian itu tinggi atau rendah karena belum pasti dan masih kita cari terus," ungkapnya.
Berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan Dinkes Jateng terdapat 6.200 orang. "Hasilnya 53 orang positif. Sisanya tidak dilaporkan ada 3.000 orang," katanya.
Sedangkan dari informasi yang diperoleh, terdapat 175 orang positif corona, pasien dalam pengawasan yang hasilnya positif dirawat terdapat 118 orang, pasien dalam pengawasan 565 orang dan orang dalam pemantauan 2.077 orang di Jawa Tengah.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaAni menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca SelengkapnyaData itu terungkap setelah Pemprov Jakarta memiliki alat lengkap.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya