Dinkes Makassar turun tangan atasi wabah hepatitis di pesantren
Merdeka.com - Menyikapi wabah penyakit hepatitis yang menimpa puluhan santri dan santriwati di pondok pesantren Al Fakhriyah, Jalan Ir Sutami, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mengaku telah melakukan pemantauan.
Pemantauan yang dimaksud, kata Kepala Dinkes Makassar Naisyah Tun Azikin yang dikonfirmasi, adalah mendatangi pondok pesantren tersebut.
"Tim surveillance kita sudah turunkan, mendatangi pondok pesantren itu untuk melakukan pemeriksaan guna memastikan apakah yang diidap para santri dan santriwati itu benar penyakit hepatitis atau bukan. Tapi tadi pagi saat tim turun, ternyata pesantrennya sudah diliburkan," kata Naisyah Tun Azikin, Kamis (31/3).
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Apa itu sampel dalam penelitian? Sementara sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
-
Apa saja yang dikumpulkan? Peneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Apa yang dilakukan pengasuh Ponpes kepada santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya.
Meski demikian, kata Naisyah, tim yang diturunkan ini tetap melakukan pemeriksaan terhadap santri yang masih ada di pondok, belum sempat pulang meski diliburkan.
Selain itu, tim surveillance juga diinstruksikan ke rumah sakit atau puskesmas untuk mencari data santri santriwati pesantren Al Fakhriyah yang sempat mendapat penanganan medis. Di situ akan dicari data, apakah benar mereka itu mengidap penyakit hepatitis atau penyakit lain.
Tetapi, lanjut Naisyah, positif atau tidak terhadap penyakit hepatitis itu, tim tetap akan melanjutkan dengan melakukan sosialisasi tentang penyakit tersebut. Dan mengimbau untuk menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang bisa memicu timbulnya penyakit.
Diketahui, sejak pagi tadi pihak pesantren memilih meliburkan santrinya untuk mengantisipasi massifnya penularan penyakit yang menurut dokter diduga hepatitis itu.
Karena sebelumnya sudah ada sekitar 20 santri dan santriwati yang terjangkit dan satu persatu telah dipulangkan sejak dua pekan lalu. Mereka diberi kesempatan untuk beristirahat dan berobat. Sementara yang belum terjangkit diliburkan untuk memberikan kesempatan melakukan cek darah.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PPPA Daarul Qur'an mengunjungi Pondok Pesantren Rehabilitasi At-Tauhid Kota Semarang pada Senin pekan lalu.
Baca SelengkapnyaKetua KPU Kota Pekanbaru, Dr. Yusrizal, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Polresta Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaAl-Zaytun akan dibina oleh Kementerian Agama. Bagaimana nasib para santri? Lalu kemana para guru akan mengajar?
Baca SelengkapnyaKemenag akan terus melakukan asesmen untuk menemukan satu titik terhadap penilaian atas Ponpes Al-Zaytun.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Tangerang Selatan mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Kediri sebelumnya berencana merehabilitasi mental kepada para santri yang menyaksikan kasus penganiayaan.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan Yogyakarta saat ini tengah menunggu hasil tes darah dari 45 pasien.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca Selengkapnya