Dinkes Sumbar telusuri kabar bayi meninggal akibat kabut asap
Merdeka.com - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat akan menurunkan tim untuk mengklarifikasi penyebab bayi usia tiga bulan di Kabupaten Pasaman yang meninggal karena terpapar kabut asap. Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, bayi Salsabila Nafida meninggal bukan karena dampak kabut asap.
"Klarifikasi ini penting untuk memastikan indikasi apakah bayi tersebut meninggal karena kabut asap atau lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri dalam konferensi pers di Padang, Kamis (22/10) malam seperti dikutip Antara.
Rosnini mengatakan, tim dari Dinas Kesehatan Provinsi akan turun ke Kabupaten Pasaman untuk mencari tahu penyebab meninggalnya bayi tersebut. "Sebelum tim mendapatkan temuan di lapangan, kita belum bisa menyimpulkan apakah bayi yang meninggal tersebut karena kabut asap," katanya.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Untuk informasi awal, dia mengatakan telah mengonfirmasi kepada Direktur RSUD Lubuk Sikaping dan didapatkan informasi bahwa meninggalnya bayi bukan dikarenakan kabut asap.
Namun, Rosnini mengatakan timnya akan tetap diturunkan agar berita yang beredar tidak simpang siur dan menimbulkan opini negatif di masyarakat.
Sementara itu Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Barat Reydonnizar Moenek mengaku sudah mendengar terkait kabar meninggalnya bayi di Pasaman diduga akibat kabut asap.
"Saya juga sudah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri untuk menyelesaikan kasus ini hingga tuntas," katanya.
Sebelumnya seorang bayi di Kabupaten Pasaman, Salsabila Nafida yang baru berusia tiga bulan meninggal dunia pada Kamis (22/10) diduga akibat menghirup kabut asap.
Muncul dugaan meninggalnya putri dari pasangan Gusrizal (29) dan Asmarani (23), karena mengalami gangguan pernapasan, akibat kabut asap yang menyelimuti di Kabupaten Pasaman.
Salsabila mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Sikaping, tak berapa lama setelah diantar oleh kedua orang tuanya sekitar pukul 16.00 WIB.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi dari tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS (5) tidak meninggal akibat kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaJasad bayi tersebut ditemukan terbungkus jaket putih di dalam kantong plastik
Baca SelengkapnyaSelama ini ibu korban jarang bersosialisasi dengan masyarakat dan ada dugaan depresi.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 4 tahun di Jambi yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ditemukan sudah jadi mayat di bawah gardu listrik.
Baca SelengkapnyaBayi dalam keadaan hidup dan sudah dibawa RSKD Duren Sawit.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaDitemukan juga secarik kertas yang berisi tulisan nama bayi dan kapan bayi malang tersebut lahir.
Baca Selengkapnya