Diperiksa 6,5 Jam Kasus Kosmetik Palsu, Nella Kharisma Ditanya 30 Pertanyaan

merdeka.com Sekitar 6 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Pedangdut Nella Kharisma selesai menjalani pemeriksaan selama kurang lebih 6,5 jam di Mapolda Jawa Timur. Ada tiga hal penting yang ditanyakan pada pelantun lagu Di Tinggal Rabi itu terkait kasus kosmetik palsu dengan tersanka KIL.

Kasubdit Tipidter Dit Reskrimsus Polda Jawa Timur, AKBP Rofiq Ripto Himawan, menyebut penyidik pertama menanyakan masalah SOP iklan dan pariwara produk yang diendorse Nella. Kemudian soal etika dunia iklan dan pariwara, serta legal formal yang harus dipahami.

"Itu (tigal hal) yang menjadi subtansi penting (pemeriksaan)," kata Rofiq di sela pemeriksaan, Selasa (18/12).

Orang lain juga bertanya?

Memang, lanjutnya, segmennya (kontrak iklan) ada dua, "(Pertama) yang langsung diterima oleh yang bersangkutan, ada juga yang proses penerimaannya melalui manajemen," jelasnya.

Selain tiga hal penting tersebut, ada beberapa pertanyaan tambahan untuk melengkapi pendalaman penyidik. Penyidik juga akan meminta dokumen kontrak dari pihak manajemen Nella.

"Itu aja, yang lainnya masih kita dalami," kata Rofiq.

Santai Ditanya 30 Pertanyaan

Usai pemeriksaan, Nella mengaku baik-baik saja meski mendapat 30 pertanyaan dari penyidik.

"Santai-santai, baik-baik kok bapaknya (penyidik) ya," kata Nella.

Dia mengaku pemanggilan ini tak mengganggu kegiatannya. "Dicocokin kok jadwalnya, tetap jalan kok semuanya, terima kasih ya temen-temen semuanya," jelas dia.

Nella mendatang Mapolda Jawa Timur pukul 11.00 Wib. Dia diperiksa sebagai saksi untuk kasus obat kecantikan oplosan bermerek Derma Skin Care (DSC) Beauty yang tak memiliki izin edar dari BPOM dan Dinas Kesehatan.

Meski tak berizin, bisnis beromzet Rp 300 juta per bulan yang dikelola tersangka KIL ini, sudah beredar luas di Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan dan Makassar.

Selain Nella Kharisma, masih ada enam artis lain, yaitu Via vallen, NR, OR, MP, DK, dan DJ berinisal B juga menjadi endorse DSC Beauty dengan honor antara Rp 7-15 juta per minggu. Mereka juga dipanggil penyidik untuk dimintai keterangan dalam kapasitasnya, juga sebagai saksi.

(mdk/lia)